Rumkital dr. Ramelan Jadi Pusat Bionik Pertama
A
A
A
SURABAYA - Rumah Sakit Angkatan Laut (Rumkital) dr. Ramelan Surabaya menjadi satu-satunya rumah sakit di Indonesia yang mampu memasangkan bionic hand (tangan bionik) pada mereka yang mengalami kecacatan, terutama prajurit TNI yang menjadi korban kecelakaan saat latihan perang.
Rumah sakit terbesar di bawah naungan TNI AL ini menunjukkan keberhasilannya dalam operasi, sekaligus pemasangan tangan bionik, kemarin. Ini disampaikan seusai serahterima jabatan kepala Rumkital dr. Ramelan dari Laksamana Pertama TNI dr. Sulantari Sp. THT.KL kepada Kolonel Laut (K) dr. IDG Nalendra di halaman Rumkital dr. Ramelan, Surabaya, Jawa Timur.
Sulantari memasuki masa purnatugas, sedangkan Nalendra sebelumnya menjabat kepala RS Mintoharjo Jakarta. Rumkital dr. Ramelan berhasil memasangkan tangan bionik pada Serka Mar Siswadi. Siswadi adalah salah satu instruktur penjinak granat di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Purboyo, Malang Selatan, Jawa Timur. Bapak dua anak itu jadi korban ledakan granat pada September 2014.
Kala itu, Siswadi dievakuasi dari Purboyo ke Rumkital menggunakan helikopter. Dua lengannya hancur karena ledakan. Kini tangan kirinya dipasang tangan palsu untuk estetika, sedangkan tangan kanannya dipasangi tangan bionik buatan Inggris yang memanfaatkan software Amerika seharga Rp600 juta yang dibeli Rumkital. Dengan tangan bionik, Siswadi kini bisa hormat, menulis, tanda tangan, makan, berjabat tangan, pegang mikrofon, dan sebagainya.
Dengan tomboltombol program, dia juga bisa menggerakkan pergelangan tangan atau mengambil kertas tisu super tipis mengenakan ibu jari dan jari manis tangan bionik itu. Sistem kerja tangan bionik digerakkan otot tangan yang masih bisa terselamatkan dan berfungsi. Otot ini menjadi sensor kinerja tangan bionik.
”Ke depan, rumah sakit di sini akan kami kembangkan sebagai pusat traumatologi,” papar Nalendra seusai dilantik sebagai kepala Rumkital dr. Ramelan. Traumatologi menjadi tuntutan karena Rumkital dr. Ramelan merupakan rumah sakitnya tentara. Tidak menutup kemungkinan ada tentara lain yang menjadi korban traumatologi karena ledakan granat atau ranjau.
Kinerja otot berdasar perintah psikomotorik yang berpusat di otak. Laksamana Pertama TNI Sulantari menyebut pemasangan tangan bionik saat itu menjadi keputusan rumah sakit yang dipimpinnya. Bahkan, hal itu sempat dikonsultasikan dengan Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) yang kala itu dijabat Laksamana Marsetio.
Setelah dilakukan operasi pemilahan otot yang rusak dan berfungsi, diputuskanlah memasang tangan bionik. Sistem kerja tangan juga bergantung pada baterai yang bisa diisi ulang seperti baterai ponsel. Baterai mampu bertahan setahun. ”Tidak semua tangan bisa diganti bionic hand . Cacat bawaan lahir tidak bisa karena tidak ada otot terlatih. Padahal, otot diperlukan melatih sensor,” ujar Sulantari.
Keberhasilan pemasangan tangan bionik yang pertama di Indonesia juga membuat lega dan bangga Letkol Laut (K) dr Adi Suriyanto, spesialis ortopedi dan traumatologi. Adi sebagai ketua tim saat itu mengambil keputusan cepat. Operasi yang dilakukan adalah membuang bagian tangan rusak dan merapikan untuk disiapkan protese atau pengganti bagian tubuh yang hilang.
Protese yang menjadi pilihan adalah tangan bionik, yaitu tangan robot yang dikendalikan sinyal listrik otot-otot tangan lain yang masih berfungsi. ”Ada tiga tahap penanganan medis. Operasi pascaledakan dan persiapan bentuk tangan. Tahap dua, melatih otot-otot yang tersisa, disusul pembuatan songket atau cangkang,” rinci Adi.
Proses terlama adalah menunggu kesembuhan pascaoperasi, sekaligus melatih otot. Adi bersama anggota tim medis, dr. Andi Abdullah dan dr. Markus Antonius, akan konsentrasi pada traumatologi. Banyak korban kecelakaan lalu lintas yang juga memerlukan penanganan.
Soeprayitno
Rumah sakit terbesar di bawah naungan TNI AL ini menunjukkan keberhasilannya dalam operasi, sekaligus pemasangan tangan bionik, kemarin. Ini disampaikan seusai serahterima jabatan kepala Rumkital dr. Ramelan dari Laksamana Pertama TNI dr. Sulantari Sp. THT.KL kepada Kolonel Laut (K) dr. IDG Nalendra di halaman Rumkital dr. Ramelan, Surabaya, Jawa Timur.
Sulantari memasuki masa purnatugas, sedangkan Nalendra sebelumnya menjabat kepala RS Mintoharjo Jakarta. Rumkital dr. Ramelan berhasil memasangkan tangan bionik pada Serka Mar Siswadi. Siswadi adalah salah satu instruktur penjinak granat di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Purboyo, Malang Selatan, Jawa Timur. Bapak dua anak itu jadi korban ledakan granat pada September 2014.
Kala itu, Siswadi dievakuasi dari Purboyo ke Rumkital menggunakan helikopter. Dua lengannya hancur karena ledakan. Kini tangan kirinya dipasang tangan palsu untuk estetika, sedangkan tangan kanannya dipasangi tangan bionik buatan Inggris yang memanfaatkan software Amerika seharga Rp600 juta yang dibeli Rumkital. Dengan tangan bionik, Siswadi kini bisa hormat, menulis, tanda tangan, makan, berjabat tangan, pegang mikrofon, dan sebagainya.
Dengan tomboltombol program, dia juga bisa menggerakkan pergelangan tangan atau mengambil kertas tisu super tipis mengenakan ibu jari dan jari manis tangan bionik itu. Sistem kerja tangan bionik digerakkan otot tangan yang masih bisa terselamatkan dan berfungsi. Otot ini menjadi sensor kinerja tangan bionik.
”Ke depan, rumah sakit di sini akan kami kembangkan sebagai pusat traumatologi,” papar Nalendra seusai dilantik sebagai kepala Rumkital dr. Ramelan. Traumatologi menjadi tuntutan karena Rumkital dr. Ramelan merupakan rumah sakitnya tentara. Tidak menutup kemungkinan ada tentara lain yang menjadi korban traumatologi karena ledakan granat atau ranjau.
Kinerja otot berdasar perintah psikomotorik yang berpusat di otak. Laksamana Pertama TNI Sulantari menyebut pemasangan tangan bionik saat itu menjadi keputusan rumah sakit yang dipimpinnya. Bahkan, hal itu sempat dikonsultasikan dengan Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) yang kala itu dijabat Laksamana Marsetio.
Setelah dilakukan operasi pemilahan otot yang rusak dan berfungsi, diputuskanlah memasang tangan bionik. Sistem kerja tangan juga bergantung pada baterai yang bisa diisi ulang seperti baterai ponsel. Baterai mampu bertahan setahun. ”Tidak semua tangan bisa diganti bionic hand . Cacat bawaan lahir tidak bisa karena tidak ada otot terlatih. Padahal, otot diperlukan melatih sensor,” ujar Sulantari.
Keberhasilan pemasangan tangan bionik yang pertama di Indonesia juga membuat lega dan bangga Letkol Laut (K) dr Adi Suriyanto, spesialis ortopedi dan traumatologi. Adi sebagai ketua tim saat itu mengambil keputusan cepat. Operasi yang dilakukan adalah membuang bagian tangan rusak dan merapikan untuk disiapkan protese atau pengganti bagian tubuh yang hilang.
Protese yang menjadi pilihan adalah tangan bionik, yaitu tangan robot yang dikendalikan sinyal listrik otot-otot tangan lain yang masih berfungsi. ”Ada tiga tahap penanganan medis. Operasi pascaledakan dan persiapan bentuk tangan. Tahap dua, melatih otot-otot yang tersisa, disusul pembuatan songket atau cangkang,” rinci Adi.
Proses terlama adalah menunggu kesembuhan pascaoperasi, sekaligus melatih otot. Adi bersama anggota tim medis, dr. Andi Abdullah dan dr. Markus Antonius, akan konsentrasi pada traumatologi. Banyak korban kecelakaan lalu lintas yang juga memerlukan penanganan.
Soeprayitno
(bbg)