Beri Beasiswa, Kemenag Target 5.000 Doktor

Selasa, 10 Maret 2015 - 10:56 WIB
Beri Beasiswa, Kemenag Target 5.000 Doktor
Beri Beasiswa, Kemenag Target 5.000 Doktor
A A A
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) bertekad ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat peradaban Islam dunia. Karena itu, untuk mencapai tahapan tersebut pemerintah menyediakan program beasiswa bagi 5.000 calon doktor.

Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin mengatakan, Islam di Indonesia memiliki kekhasan yang berbeda dengan Islam di Timur Tengah maupun negara lainnya. Islam di Indonesia mampu berdiri sejajar dengan demokrasi, menjunjung tinggi HAM, dan mampu mengayomi keberagaman dari umat beragama lain.

“Kini, orang asing mulai melirik Indonesia sebagai alternatif dari representasi Islam, di mana nilai-nilai Islam mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kita ingin agar Islam nusantara yang rahmatan lil alamin bisa menjadi rujukan bagi dunia untuk mempelajari bagaimana Islam yang sesungguhnya,” kata Lukman Hakim Saefuddin dalam konferensi pers “Launching Website Program 5.000 Doktor dan 10.000 Tahfidz” di Gedung Kemenag, Jakarta, kemarin.

Pemberian beasiswa kepada 5.000 doktor merupakan langkah awal untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) pengajar perguruan tinggi agama Islam (PTAI) baik negeri maupun swasta. “Kita ingin menjaga tradisi Kemenag yang sejak 1960-an selalu mengirimkan kader berprestasi untuk menempuh pendidikan di luar negeri.

Dulu generasi pertama, Kemenag bisa melahirkan intelektual sekelas KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Nurcholis Madjid, lalu ada generasi kedua seperti Din Syamsuddin dan Bahtiar Effendy. Kita ingin meneruskan itu untuk mencetak cendekiawan muslim yang bisa membawa misi Islam Nusantara,” kata Lukman Hakim.

Secara kuantitas, menurut Lukman, jumlah PTAI di Indonesia sangat memadai. Indonesia memiliki 686 PTAI baik negeri maupun swasta. Jumlah itu sebenarnya sangat besar jika dibandingkan dengan jumlah perguruan tinggi di negara Islam lain. “Mesir jumlah perguruan tingginya tak lebih dari 50, Saudi tak lebih dari 60. Sudah sepantasnya Indonesia menjadi pusat kajian Islam dunia,” katanya.

Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan, kualitas SDM pengajar di PTAI masih terbilang rendah. Data Kemenag saat ini menunjukkan, jumlah dosen PTAI mencapai 31.271 orang dengan sebaran 12.049 orang di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan 19.212 berada di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS). Dari jumlah itu, dosen PTKIN yang berpendidikan doktor (S-3) hanya 1.803 orang (15,5%), sedangkan magister (S-2) 9.012 orang.

Pada PTKIS, hanya 1.117 (5,8%) orang berkualifikasi S-3, dan 12.509 (65,1%) masih berkualifikasi S-2. “Kenyataannya bahwa salah satu titik krusial peningkatan mutu PTAI terletak pada kualitas dan kompetensi dosen yang menjadi penopang utamanya. Makanya, program pemberian beasiswa 5.000 doktor ini menjadi sangat tepat,” katanya.

Program beasiswa 5000 doktor dilaksanakan secara bertahap dalam kurun waktu lima tahun (2015-2020). Setiap tahun sebanyak 1.000 beasiswa akan diberikan kepada dosen atau tenaga kependidikan di PTAI negeri maupun swasta di Indonesia. Dengan rincian, 500- 750 beasiswa per tahun diberikan kepada kandidat doktor di universitas terkemuka di dalam negeri, 250-300 beasiswa per tahun diberikan kepada kandidat doktor untuk melanjutkan studi di berbagai universitas di luar negeri.

“Pembiayaan program beasiswa 5.000 doktor berasal dari APBN. Dari situ kita berharap, dalam lima tahun ke depan, akan lahir 5.000 doktor yang akan mengawal dan menjadi garda terdepan pengembangan kajian Islam di Indonesia,” ujar Kamaruddin. Program beasiswa doktor yang diusung Kemenag akan memperkuat program doktor beasiswa yang digelar Kemendikbud, terutama pendidikan tinggi.

Sebelumnya pemerintah juga menargetkan program 100.000 doktor di Tanah Air. Sebab untuk menjadi negara maju, Indonesia minimal harus memiliki 100.000 doktor dengan beragam disiplin keilmuan. Sementara jumlah doktor hingga saat ini baru mencapai 26.000 doktor.

Khoirul muzakki
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5681 seconds (0.1#10.140)