Otak Pembegalan Pondok Aren Dibekuk
A
A
A
TANGERANG - Polisi makin serius memberantas pelaku perampokan sepeda motor yang sangat meresahkan masyarakat. Kemarin otak pembegalan di Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), berhasil ditangkap.
Sebelumnya polisi meringkus dua pelaku dari komplotan ini yakni P dibekuk di Subang, Jawa Barat, dan NP di Purwokerto, Jawa Tengah. Seorang pelaku lagi bernama Hendriansyah, 28, warga Larangan, Kota Tangerang, tewas akibat dibakar massa. “N alias C ditangkap di Malingping, Lebak, Banten.
Pelaku dibekuk di perkebunan sawit pukul 01.00 WIB kemarin,” ujar Kanit Reskrim Polsek Pondok Aren Ipda Agung S Aji. Tersangka ini memiliki peran besar terhadap aksi kejahatan di Pondok Aren beberapa waktu lalu. “Biang pelaku begal ini N. Dia masih ditahan di sini (Polsek Pondok Aren) untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut,” katanya.
Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang AKBP Sutarmo menjelaskan, ciri-ciri begal kerap beraksi lebih dari satu dan mengendarai sepeda motor. Modusnya memepet korban dan mengancam dengan senjata api atau senjata tajam. “Jika telah berada pada situasi ini, kalau bisa, pengendara ngebut sambil berteriak lalu mencari tempat keramaian.
Tapi, kalau tidak bisa, jangan melawan pelaku karena nyawa lebih berharga daripada harta,” ungkapnya. Adapun jam-jam rawan di mana pelaku kerap beraksi adalah saat jam berangkat dan pulang kerja yakni pukul 04.00-06.00 WIB dan pukul 20.00- 23.00 WIB serta jam pasar pada pukul 04.00-05.00 WIB.
Di Depok, Tim Khusus Penjaga Gangguan dan Anti Kerusuhan (Jaguar) Polresta Depok mengamankan tiga remaja yang diduga akan melakukan aksi begal. Dari tangan mereka didapat senjata tajam. Mereka adalah AK, 18, B, 19, dan T, 20. Polisi turut menyita satu sepeda motor Yamaha Mio.
Mereka diamankan ketika sedang nongkrong di Jalan Raya Citayam dini hari kemarin. Komandan Tim Jaguar Polresta Depok Ipda Winam Agus mengatakan, pembekukan tiga pemuda ini setelah pihaknya menerima laporan dari kelompok bikers yang melintas di Jalan Raya Citayam.
“Kami langsung bergerak ke lokasi dan menangkap ketiganya,” ujarnya. Menurut dia, ada indikasi ke arah pencurian atau perampasan sepeda motor dengan barang bukti celurit yang disita. Kecurigaan lainnya ketika memeriksa pelat nomor kendaraan yang dipakai berbeda dengan nomor polisi di STNK.
Motor yang mereka pakai diduga adalah barang hasil kejahatan. Di tempat terpisah, dua begal asal Pandeglang, Banten, diringkus Polsek Palmerah, Jakarta Barat, kemarin. Pelaku Aa Asmana, 29, warga Leuwimunding, Majalengka, ini terpaksa ditembak kakinya karena berusaha melawan.
Pelaku lainnya, Heri, 25, warga Pandeglang, Banten, diketahui sebagai penadah. Kapolres Jakarta Barat Kombes Pol Fadil Imran mengatakan, dua pelaku ini diduga biasa beraksi di wilayah Jakarta. “Dia (Asmana) tidak segan melukai korban, terakhir korbannya sempat ditusuk di leher dengan menggunakan kunci T,” ujarnya.
Menanggapi keseriusan polisi yang intens memberantas begal motor, menurut kriminolog Universitas Indonesia (UI) Muhammad Mustofa, itu karena kasus kejahatan ini sudah menjadi perhatian publik dan tak bisa dianggap biasa. Misalnya maraknya begal yang menggunakan senjata dan membunuh korbannya tentu ini menjadi hal yang diprioritaskan.
Denny irawan/R ratna purnama/Yan yusuf/Rbdullah m surjaya
Sebelumnya polisi meringkus dua pelaku dari komplotan ini yakni P dibekuk di Subang, Jawa Barat, dan NP di Purwokerto, Jawa Tengah. Seorang pelaku lagi bernama Hendriansyah, 28, warga Larangan, Kota Tangerang, tewas akibat dibakar massa. “N alias C ditangkap di Malingping, Lebak, Banten.
Pelaku dibekuk di perkebunan sawit pukul 01.00 WIB kemarin,” ujar Kanit Reskrim Polsek Pondok Aren Ipda Agung S Aji. Tersangka ini memiliki peran besar terhadap aksi kejahatan di Pondok Aren beberapa waktu lalu. “Biang pelaku begal ini N. Dia masih ditahan di sini (Polsek Pondok Aren) untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut,” katanya.
Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang AKBP Sutarmo menjelaskan, ciri-ciri begal kerap beraksi lebih dari satu dan mengendarai sepeda motor. Modusnya memepet korban dan mengancam dengan senjata api atau senjata tajam. “Jika telah berada pada situasi ini, kalau bisa, pengendara ngebut sambil berteriak lalu mencari tempat keramaian.
Tapi, kalau tidak bisa, jangan melawan pelaku karena nyawa lebih berharga daripada harta,” ungkapnya. Adapun jam-jam rawan di mana pelaku kerap beraksi adalah saat jam berangkat dan pulang kerja yakni pukul 04.00-06.00 WIB dan pukul 20.00- 23.00 WIB serta jam pasar pada pukul 04.00-05.00 WIB.
Di Depok, Tim Khusus Penjaga Gangguan dan Anti Kerusuhan (Jaguar) Polresta Depok mengamankan tiga remaja yang diduga akan melakukan aksi begal. Dari tangan mereka didapat senjata tajam. Mereka adalah AK, 18, B, 19, dan T, 20. Polisi turut menyita satu sepeda motor Yamaha Mio.
Mereka diamankan ketika sedang nongkrong di Jalan Raya Citayam dini hari kemarin. Komandan Tim Jaguar Polresta Depok Ipda Winam Agus mengatakan, pembekukan tiga pemuda ini setelah pihaknya menerima laporan dari kelompok bikers yang melintas di Jalan Raya Citayam.
“Kami langsung bergerak ke lokasi dan menangkap ketiganya,” ujarnya. Menurut dia, ada indikasi ke arah pencurian atau perampasan sepeda motor dengan barang bukti celurit yang disita. Kecurigaan lainnya ketika memeriksa pelat nomor kendaraan yang dipakai berbeda dengan nomor polisi di STNK.
Motor yang mereka pakai diduga adalah barang hasil kejahatan. Di tempat terpisah, dua begal asal Pandeglang, Banten, diringkus Polsek Palmerah, Jakarta Barat, kemarin. Pelaku Aa Asmana, 29, warga Leuwimunding, Majalengka, ini terpaksa ditembak kakinya karena berusaha melawan.
Pelaku lainnya, Heri, 25, warga Pandeglang, Banten, diketahui sebagai penadah. Kapolres Jakarta Barat Kombes Pol Fadil Imran mengatakan, dua pelaku ini diduga biasa beraksi di wilayah Jakarta. “Dia (Asmana) tidak segan melukai korban, terakhir korbannya sempat ditusuk di leher dengan menggunakan kunci T,” ujarnya.
Menanggapi keseriusan polisi yang intens memberantas begal motor, menurut kriminolog Universitas Indonesia (UI) Muhammad Mustofa, itu karena kasus kejahatan ini sudah menjadi perhatian publik dan tak bisa dianggap biasa. Misalnya maraknya begal yang menggunakan senjata dan membunuh korbannya tentu ini menjadi hal yang diprioritaskan.
Denny irawan/R ratna purnama/Yan yusuf/Rbdullah m surjaya
(bbg)