Perluas Wawasan, Buka Jaringan

Senin, 02 Maret 2015 - 10:41 WIB
Perluas Wawasan, Buka...
Perluas Wawasan, Buka Jaringan
A A A
Sebagai salah satu pilar utama perguruan tinggi, tingkat kemampuan dan integritas personal para dosen menjadi faktor yang menentukan optimalisasi proses pendidikan serta pengajaran di perguruan tinggi.

Jika para dosen tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan metode atau teknologi pendidikan yang berubah cepat, maka yang terancam bukan hanya masa depan para lulusannya, melainkan juga eksistensi serta masa depan perguruan tinggi tersebut.

Karena itu, dosen dituntut terus meningkatkan kemampuan ilmiah dan kepribadiannya melalui berbagai upaya yang mungkin dilakukan. Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI) Pinckey Triputra mengatakan, dilihat dari keilmuan, sebenarnya kualitas dosen Indonesia tidak kalah dengan negara-negara Asia Tenggara, khususnya Thailand, Singapura, dan Malaysia.

”Kualitas dosen-dosen kita tidak kalah, tapi mungkin wawasannya perlu diperluas lagi ke skala internasional,” ucap dia saat dihubungi KORAN SINDO. Pada saat ini, sebagian dari dosen-dosen di Indonesia ada kecenderungan masih memiliki wawasan yang berorientasi nasional.

Padahal, jika ingin bisa bersaing dengan negara lain, dosen-dosen di dalam negeri harus mulai berpikir untuk go international. Di antaranya dengan memasukkan karya ilmiah ke sejumlah jurnal ilmiah internasional yang diakui dunia.

Menurut Ketua Departemen Ilmu Komunikasi UI ini, kondisi tersebut tidak terlepas dari masih minimnya jaringan internasional yang dimiliki sebagian dosen, sehingga cenderung kesulitan ketika hendak memublikasikan karya ilmiah yang telah dilakukan. Akibatnya, karya ilmiah yang dimiliki hanya dipublikasikan di jurnal ilmiah dalam negeri atau bahkan internal perguruan tinggi.

Padahal, semakin banyak karya ilmiah yang masuk ke dalam jurnal ilmiah internasional, bisa menjadi indikator untuk memenuhi standar kualitas dosen. Hal itulah yang membuat sejumlah dosen dari Thailand, Singapura, dan Malaysia cenderung berlomba-lomba memasukkan karya ilmiah mereka di jurnal ilmiah internasional.

Semakin dekatnya pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), membuat sejumlah dosen memaksakan diri untuk terus menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas. Sekaligus memperluas jaringan yang dimilikinya melalui forum internasional. Di antaranya melalui forum ASEAN University Network (AUN). ”Forum ini akan mendorong kualitas mahasiswa dan dosen. Ada akreditasinya juga,” jelas Pinckey.

Menjelang era MEA, dosen harus terus mengasah dan meningkatkan kualitasnya. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan. Di antaranya dengan mengikuti berbagai seminar maupun workshop yang dilakukan institusi pendidikan di dalam dan luar negeri. ”Peran dosen sangat vital bagi kualitas lulusan,” ucap Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Sularno.

Tapi untuk terus meningkatkan kualitas, bukanlah hal yang mudah. Terkadang apa yang diperoleh dari seminar maupun workshopmasih harus disesuaikan dengan situasi serta kondisi di masing- masing perguruan tinggi. Di situlah diperlukan kreativitas dari dosen untuk menyesuaikan keilmuan yang dimiliki.

Kreativitas dosen dalam aktivitas belajar- mengajar sangatlah diperlukan, sebab ini akan mempengaruhi output lulusan. Itulah mengapa pengembangan dosen menjadi salah satu program perguruan tinggi yang menjadi prioritas. Pengembangan profesionalisme dosen ini sangat penting untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi di Indonesia.

Menurut Wakil Rektor III UMJ itu, meningkatkan kualitas dosen juga dilakukan dengan cara komunikasi yang baik melalui forum Universitas Muhammadiyah. Pada saat ini, jumlah perguruan tinggi yang berada dalam naungan Muhammadiyah sekitar 190 perguruan tinggi. Hampir dalam setiap pertemuan, selalu ada tukar-menukar informasi mengenai cara pembelajaran yang efektif dan efisien.

Dengan usaha yang sungguh-sungguh dari perguruan tinggi untuk mengembangkan profesionalisme para dosen diharapkan tercipta tenaga pengajar yang mampu menjalankan tugasnya secara profesional, yaitu mencetak ilmuwan dan tenaga ahli di berbagai bidang.

Mencerdaskan kehidupan bangsa dalam arti yang seluas-luasnya, serta mengembangkan pribadi-pribadi manusia Indonesia seutuhnya. Persoalan yang dihadapi dosen untuk meningkatkan kualitasnya telah menjadi problem nasional.

Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang, Afriantoni, mengatakan, ada baiknya peran dosen ditempatkan dalam posisi yang lebih profesional sebagai badan penyelenggara pendidikan.

Selain itu, sudah saatnya ekspansi eksternal dikurangi dengan penyederhanaan aturan dalam pengelolaan pendidikan tinggi agar lebih adaptif dengan lingkungan dan tantangan yang dihadapi.

Kendati begitu, dosen harus berusaha melakukan peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian, dan moral sehingga masyarakat mampu menghadapi persaingan bebas sekaligus bermartabat di mata masyarakat dunia.

”Peningkatan kapasitas dan kualitas tenaga pengajar adalah sebuah keharusan yang dapat mendukung tumbuh kembang anak agar lebih percaya diri dan bersemangat,” ucap kandidat Doktor Universitas Negeri Jakarta itu.

Hermansah
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1050 seconds (0.1#10.140)