Eksplorasi 40 Ragam Batik Banyuwangi

Minggu, 01 Maret 2015 - 10:59 WIB
Eksplorasi 40 Ragam...
Eksplorasi 40 Ragam Batik Banyuwangi
A A A
JAKARTA - Kreasi dan inovasi tak berhenti mengalir dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Kali ini Indonesia Fashion Week (IFW) 2015 menjadi panggung olah cipta kabupaten berslogan Sunrise of Java itu.

Menggandeng desainer Priscilla Saputro, mereka kemarin menampilkan parade busana batik bertajuk Novum Etno: Colorful Banyuwangi. Inilah eksplorasi atas 40 macam jenis batik khas Tanah Blambangan. Sebut saja batik pesisiran yang sarat nilai filosofi, segaris dengan tema ”novum etno”.

“Novum diartikan sebagai pembaruan mode, diimplementasikan dalam desain batik kekinian. Ini sesuai dengan karakter masyarakat Banyuwangi yang mengedepankan pembaruan,” kata Priscilla saat konferensi pers di Jakarta Convention Center kemarin. Adapun etno berarti sesuatu yang memiliki kekuatan etnik. Banyuwangi, menurut Priscilla, meskipun terus bergerak menjadi kota modern, tak meninggalkan tradisi adat dan budaya.

“Banyuwangi semakin menegaskan kapasitasnya sebagai salah satu destinasi wisata,” katanya. Eksplorasi keragaman batik banyuwangi tecermin pada aneka rupa warna dan potongan. Bentuk siluet muncul dalam rok midi, jaket, blazer nuansa cerah paduan seputar biru, pink, dan ungu. Juga hadir dalam pola grafis, garis vertikal, dan horizontal. Tapi androgini merupakan napas yang dibawa dalam keseluruhan koleksi.

Keindahan juga terpancar lewat kombinasi siluet kekinian, misalnya pada tampilan lipit dress ungu dipadu jaket. Kemudian ada atasan dengan kerah berpadu rompi, celana pendek ,dan penggunaan dasi. Sesuai dengan tema, desainer Priscilla agaknya menggunakan seluruh daya imajinasi untuk menghadirkan komposisi yang variatif, mulai nuansa cerah dalam merah terang, merah hingga pink shocking, bahkan warna neon yang terkesan youthful.

Belum lagi busana yang muncul dalam nada emas kecokelatan berbaur kombinasi kuning cerah. Tak ketinggalan nuansa hijau dan kuning dan di sequence terakhir hadir perpaduan material beludru dengan batik dalam gaun panjang sebagaievening wear. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengungkapkan, keikutsertaan Banyuwangi dalam ajang IFW 2015 merupakan kelanjutan dari event Banyuwangi Festival. Melalui IFW 2015, pemkab ingin ikut meningkatkan kapasitas produksi batik khas Banyuwangi.

“Mendatang kita juga akan mengadakan Green and Recycle Week di sebuah pantai yang merupakan pusat perikanan terbesar di Banyuwangi. Di pantai itu akan ada catwalk dengan background kapal-kapal ikan besar,” papar Anas. Menteri Pariwisata Arif Yahya mengungkapkan, sektor fashion telah menyumbangkan sekitar 30% atau senilai lebih dari Rp200 triliun pada produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif.

“Kekayaan lokal seperti batik akan kita angkat karena ini market yang bagus,” Arif mengatakan, kekuatan fashiondan pariwisata di Banyuwangi telah menyedot 100.000 wisatawan tahun lalu dan diperkirakan potensinya akan lebih besar bila Banyuwangi Festival masuk dalam kalender event tahunan. Sebagai destinasi, Banyuwangi pun punya kawasan strategis seperti Ijen dan Baluran.

“Pendapatan PDB dari sektor pariwisata juga sudah lebih tinggi dari Malang sekarang. Kita akan terus bantu masterplan Banyuwangi lewat APBN maupun swasta untuk meningkatkan kapasitasnya,” kata mantan Direktur Utama Telkom itu.

Dyah ayu pamela
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8104 seconds (0.1#10.140)