Mendikbud Akan Optimalkan Situs Sangiran
A
A
A
SRAGEN - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan akan mendorong pengembangan situs purbakala Sangiran.
Meski masuk salah satu warisan peradaban tertua di dunia, pengembangannya belum optimal. “Sangiran adalah warisan peradaban dunia. Karena tempatnya di Jawa, menjadi peradaban Nusantara,” kata Anies saat mengunjungi Museum Purbakala Sangiran di Kecamatan Kalijambe, Sragen, Jawa Timur, kemarin.
Meski usia bangsa Indonesia masih relatif muda, di Sangiran telah ada sejarah perjalanan manusia yang kemudian dikenal dengan homo erectus dengan usia jutaan tahun. Karena itu, situs Sangiran diharapkan dapat lebih berfungsi sebagai tempat pendidikan kebudayaan karena memiliki nilai budaya yang luar biasa.
Sangiran juga punya potensi pariwisata yang besar karena memiliki koleksi yang sangat lengkap. “Namun, pengembangan Sangiran belum optimal sebab pengunjung yang datang baru sekitar 314.000/tahun. Dari jumlah itu, 15% di antaranya berasal dari luar negeri. Bayangkan, kalau yang datang itu 1 juta orang/tahun,” ungkapnya.
Untuk itu, Kemendikbud pun berencana mengembangkan Sangiran. Salah satunya sebagai tempat belajar, Sangiran akan ditonjolkan dalam peradaban dunia. Apalagi, tidak ada museum purbakala yang selengkap Sangiran yang tercatat memiliki 37.000 koleksi fosil purba di zaman purba mulai fosil manusia purba jenis homo erectus dan hewan-hewan purbanya seperti buaya, kuda nil, rusa, harimau, gajah, hingga gigi hiu.
Selain itu, Sangiran juga harus memiliki efek sebagai tempat pariwisata yang mampu menyejahterakan masyarakat sekitarnya. Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran Sukronedi menambahkan, kelebihan lain dari situs Sangiran adalah masyarakat bisa tinggal di kawasan situs yang mencapai 56 kilometer persegi.
“Inilah keunikan situs Sangiran karena di dalamnya didiami manusia. Berbeda dengan situs-situs di negara lain, zona yang masuk situs harus steril dan tidak boleh ditinggali manusia,” beber Sukronedi.
Ary wahyu wibowo
Meski masuk salah satu warisan peradaban tertua di dunia, pengembangannya belum optimal. “Sangiran adalah warisan peradaban dunia. Karena tempatnya di Jawa, menjadi peradaban Nusantara,” kata Anies saat mengunjungi Museum Purbakala Sangiran di Kecamatan Kalijambe, Sragen, Jawa Timur, kemarin.
Meski usia bangsa Indonesia masih relatif muda, di Sangiran telah ada sejarah perjalanan manusia yang kemudian dikenal dengan homo erectus dengan usia jutaan tahun. Karena itu, situs Sangiran diharapkan dapat lebih berfungsi sebagai tempat pendidikan kebudayaan karena memiliki nilai budaya yang luar biasa.
Sangiran juga punya potensi pariwisata yang besar karena memiliki koleksi yang sangat lengkap. “Namun, pengembangan Sangiran belum optimal sebab pengunjung yang datang baru sekitar 314.000/tahun. Dari jumlah itu, 15% di antaranya berasal dari luar negeri. Bayangkan, kalau yang datang itu 1 juta orang/tahun,” ungkapnya.
Untuk itu, Kemendikbud pun berencana mengembangkan Sangiran. Salah satunya sebagai tempat belajar, Sangiran akan ditonjolkan dalam peradaban dunia. Apalagi, tidak ada museum purbakala yang selengkap Sangiran yang tercatat memiliki 37.000 koleksi fosil purba di zaman purba mulai fosil manusia purba jenis homo erectus dan hewan-hewan purbanya seperti buaya, kuda nil, rusa, harimau, gajah, hingga gigi hiu.
Selain itu, Sangiran juga harus memiliki efek sebagai tempat pariwisata yang mampu menyejahterakan masyarakat sekitarnya. Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran Sukronedi menambahkan, kelebihan lain dari situs Sangiran adalah masyarakat bisa tinggal di kawasan situs yang mencapai 56 kilometer persegi.
“Inilah keunikan situs Sangiran karena di dalamnya didiami manusia. Berbeda dengan situs-situs di negara lain, zona yang masuk situs harus steril dan tidak boleh ditinggali manusia,” beber Sukronedi.
Ary wahyu wibowo
(ars)