Pemprov DKI Bangun SPBG di Terminal

Jum'at, 27 Februari 2015 - 11:20 WIB
Pemprov DKI Bangun SPBG di Terminal
Pemprov DKI Bangun SPBG di Terminal
A A A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta akan membangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di sejumlah terminal untuk menunjang peningkatan pelayanan angkutan umum.

Setelah bertemu beberapa petinggi Perusahaan Gas Negara (PGN), Pemprov DKI bersedia memberikan lahan. “Tadi kami sepakat memperbanyak SPBG dengan memanfaatkan terminal. Gas itu lebih baik dari bahan bakar lain,” ujar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota kemarin.

Kesepakatan itu diambil karena Pemprov DKI sedang mendorong semua bus di Jakarta menggunakan bahan bakar ramah lingkungan tersebut. Selain menyediakan SPBG di terminal, PGN juga akan memasang pipa aliran gas di setiap rumah susun (rusun) milik Pemprov DKI supaya penghuni merasa lebih nyaman daripada menggunakan tabung gas. Terlebih biaya yang dikeluarkan tidak semahal tabung gas pada umumnya.

“Marunda sudah dipasang. PGN mau tambah delapan rusun lagi tahun ini seperti Rusun Daan Mogot, Muara Baru, termasuk Angke, Tambora yang baru kami resmikan kemarin,” kata mantan bupati Belitung Timur itu. Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta Haris Pindratno mengatakan, tahun ini PGN akan membangun SPBG di Terminal Pulogebang, Ancol, Rawabuaya, termasuk Depo B Cililitan yang tidak berjalan di bawah PT Esa Unggul, anak perusahaan dari PGN.

Seharusnya 402 SPBU milik Pertamina sudah memiliki SPBG sejak perjanjian pembuatan SPBG pada 2006. Namun, nyatanya baru beberapa SPBU saja yang menyepakati itu. Pihaknya telah mengirimkan surat ke Kementerian BUMN untuk mendorong Pertamina agar segera membangun SPBG karena Pemprov DKI sangat membutuhkannya.

“Pertamina janji membangun 49 SPBG tahun ini. Kami menargetkan 50 SPBG dengan masing-masing wilayah sebanyak 10 SPBG. Nanti pelat kuning wajib pakai gas, termasuk genset di mana 30%-nya bukan dari PLN. Sistemnya akan dibicarakan lebih lanjut, siapa pun yang bersedia silakan beri tahu PGN. Nanti dia yang membangun baru dibuat perjanjiannya,” papar Haris. Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta William Yani mendukung penuh rencana pembangunan SPBG di tanah milik DKI, khususnya di terminal.

Terpenting harus diawali business planyang benar. Jangan sampai pemberian izin dan fasilitasnya menyerupai proyek monorel yang sampai kini mangkrak. “Jadi kalau business planbelum jelas, jangan dikasih dulu izinnya. Pertegas dulu prasyaratnya, jangan sampai kayak proyek monorel,” katanya. Menurut pengamat transportasi Izzul Waro, kesepakatan pembangunan SPBG di sejumlah terminal janganlah hanya menjadi wacana. Pengoperasian bus Transjakarta sejauh ini terkendala oleh masalah pengisian BBG.

Akibat itu, penjemputan penumpang (headway) menjadi lama. Apalagi Pemprov DKI sebentar lagi akan mendatangkan ratusan bus. “Dengan keberadaan bus Transjakarta yang ada saat ini saja SPBG tidak sanggup mengatasinya. Apalagi kalau bus ditambah lagi. Rencana ini sebenarnya sudah lama, nah ada kesepakatan ini harus segera terealisasi,” ungkapnya. Berdasarkan pengamatannya, sejumlah terminal tipe A seperti Kampung Rambutan, Kalideres, dan Pulogebang layak untuk dibangun SPBG sehingga bus-bus Transjakarta tidak harus keluar koridor hanya untuk mengisi bahan bakar.

“Saya pikir cukup asalkan terminal ditata dengan benar. Sayangnya, sejauh ini saya belum melihat revitalisasi terminal yang desainnya efektif seperti Terminal Manggarai. Maka itu, sebaiknya pembangunan SPBG dibarengi revitalisasi terminal seperti yang sudah direncanakan,” ungkapnya.

Pertamina Perkuat Pengembangan Vi-Gas

Di bagian lain, PT Pertamina (Persero) memperkuat pengembangan pasar liquid gas for vehicle (LGV) atau Vi-Gas di Jakarta. Hal itu diwujudkan dengan diresmikannya lima stasiun penyaluran bahan bakar (SPB) Vi-Gas yang terpusat di SPBU COCO 31.137.01 Gandaria, Jakarta, kemarin. Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, dengan diresmikannya lima SPB Vi-Gas tersebut kini Pertamina efektif mengoperasikan sebanyak 23 SPB Vi- Gas.

Dari jumlahitu, 18unitdiantaranya berlokasi Jabodetabek, tiga unit di Bali, dan satu unit masing-masing di Bandung, Semarang dan Yogyakarta. Beroperasinya lima SPB Vi- Gas terbaru diharapkan akan memperkuat pengembangan pasar Vi-Gas di Jakarta dan sekitarnya.

“Dengan penggunaanVi-Gas yang sangat ramah lingkungan, DKI Jakarta dapat mengurangi polusi udara yang berasal dari emisi kendaraan,” kata dia. Dia mengatakan, lima SPB Vi-Gas yang tersebar di Jakarta Barat dan Timur itu berkapasitas penyimpanan sebanyak enam metrikton (MT) setara 11.800 liter. Apabila kapasitas tersebut digunakan untuk pengisian angkutan umum maka bahan bakar Vi-Gas cukup untuk disalurkan kepada sekitar 500 unit kendaraan per hari.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat mendukung penuh langkah Pertamina mengembangkan Vi-Gas karena dinilai akan mendukung program udara bersih di Jakarta. “Kami mendukung langkah Pertamina mengembangkan Vi- Gas. Kita ingin membuat masyarakat Jakarta sehat,” kata dia.

Bima setiyadi/ nanang wijayanto
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3634 seconds (0.1#10.140)