Ribuan Sopir Truk Kepung Gubernur
A
A
A
SEMARANG - Ribuan sopir truk pengangkut material galian C yang tergabung dalam Aliansi Pengemudi Independen (API) Jateng mendatangi kantor gubernur di Jalan Pahlawan Semarang, kemarin.
Mereka menolak kebijakan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo terkait penutupan lokasi galian C dan penentuan berat yang diizinkan (JBI). Aksi demonstrasi itu diikuti ribuan sopir truk dari berbagai daerah di Jateng, seperti Magelang, Blora, Pati, Rembang, Semarang, Demak, dan sekitarnya.
Mereka datang menggunakan ratusan truk kosong dari berbagai arah. Ratusan truk yang parkir di Jalan Pahlawan dan sekitarnya, seperti di Jalan Veteran, Jalan Diponegoro, Jalan Sriwijaya, Jalan Menteri Supeno, Kawasan Simpanglima, membuat aktivitas di jalan-jalan protokol lumpuh total. Para pengendara terpaksa memutar balik menghindari kemacetan.
”Ini adalah aksi kekecewaan kami atas beberapa kebijakan gubernur, khususnya pembatasan tonase JBI 0% dan penutupan galian C di beberapa lokasi di Jateng. Kebijakan itu kami anggap sebuah kebijakan kejam karena membuat ribuan sopir truk angkutan material kehilangan mata pencaharian,” kata koordinator aksi, Suroso.
Akibat kebijakan itu, kata Suroso, banyak sopir yang tidak bisa bekerja dan menafkahi keluarga. Selain itu, truk-truk yang selama ini merupakan hasil kredit juga terancam diambil leasing karena tidak mampu membayar angsuran.
”Kebijakan-kebijakan gubernur itu harus direvisi dan dikaji ulang. Apalagi soal pemberantasan galian C, menurut kami hal itu tidak dibenarkan dan dianggap sangat kejam. Kalau memang lokasi itu dilarang galian C, harusnya diarahkan di mana kami harus bekerja. Tidak seperti ini, main babat habis tanpa ada solusi,” kata Suroso.
Ketua Umum API Jateng ini, juga mendesak Gubernur Ganjar Pranowo agar izin penambangan galian C oleh masyarakat dipermudah. Mereka harus dibina agar masyarakat bisa terus bekerja. ”Kalau memang tidak diperbolehkan, harusnya dilakukan kepada semua pihak. Jangan tebang pilih, banyak perusahaan besar juga melakukan aksi penambangan. Kalau kami tidak boleh, mereka juga tidak boleh,” kata dia.
Selain menuntut pemberian toleransi JBI sebesar 75% dan permudah izin galian C, aksi tersebut juga meminta kembali alat berat serta truk yang disita petugas dari lokasi galian C beberapa waktu lalu. ”Kami ingin tiga tuntutan kami itu dipenuhi hari ini juga, kalau tidak jangan salahkan kami jika kami melumpuhkan jalanan di Kota Semarang. Kami akan mendatangkan massa lebih besar dari ini,” ujar Suroso.
Salah satu peserta demonstrasi, Nuryanto, 32, mengatakan, kebijakan Gubernur Jateng dalam pembatasantonasedanpenutupan galian C membuat sopir truk tidak mampu bekerja dan memberikan nafkah keluarganya.
Ganjar Siap Carikan Solusi
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku siap mencarikan solusi terkait dengan aksi demonstrasi para sopir truk yang menuntut pelonggaran toleransi angkutan barang. ”Perlu pembahasan dulu, tidak mungkin mereka minta toleransi kelebihan tonase, besok langsung berjalan, saya bisa melanggar perda,” kata Ganjar seusai menemui para pengunjuk rasa.
Ganjar mengatakan, pemprov akan membicarakan dengan para ahli dan pihak terkait mengenai tuntutan para pengemudi truk tersebut.
Andika Prabowo/ Amin Fauzi
Mereka menolak kebijakan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo terkait penutupan lokasi galian C dan penentuan berat yang diizinkan (JBI). Aksi demonstrasi itu diikuti ribuan sopir truk dari berbagai daerah di Jateng, seperti Magelang, Blora, Pati, Rembang, Semarang, Demak, dan sekitarnya.
Mereka datang menggunakan ratusan truk kosong dari berbagai arah. Ratusan truk yang parkir di Jalan Pahlawan dan sekitarnya, seperti di Jalan Veteran, Jalan Diponegoro, Jalan Sriwijaya, Jalan Menteri Supeno, Kawasan Simpanglima, membuat aktivitas di jalan-jalan protokol lumpuh total. Para pengendara terpaksa memutar balik menghindari kemacetan.
”Ini adalah aksi kekecewaan kami atas beberapa kebijakan gubernur, khususnya pembatasan tonase JBI 0% dan penutupan galian C di beberapa lokasi di Jateng. Kebijakan itu kami anggap sebuah kebijakan kejam karena membuat ribuan sopir truk angkutan material kehilangan mata pencaharian,” kata koordinator aksi, Suroso.
Akibat kebijakan itu, kata Suroso, banyak sopir yang tidak bisa bekerja dan menafkahi keluarga. Selain itu, truk-truk yang selama ini merupakan hasil kredit juga terancam diambil leasing karena tidak mampu membayar angsuran.
”Kebijakan-kebijakan gubernur itu harus direvisi dan dikaji ulang. Apalagi soal pemberantasan galian C, menurut kami hal itu tidak dibenarkan dan dianggap sangat kejam. Kalau memang lokasi itu dilarang galian C, harusnya diarahkan di mana kami harus bekerja. Tidak seperti ini, main babat habis tanpa ada solusi,” kata Suroso.
Ketua Umum API Jateng ini, juga mendesak Gubernur Ganjar Pranowo agar izin penambangan galian C oleh masyarakat dipermudah. Mereka harus dibina agar masyarakat bisa terus bekerja. ”Kalau memang tidak diperbolehkan, harusnya dilakukan kepada semua pihak. Jangan tebang pilih, banyak perusahaan besar juga melakukan aksi penambangan. Kalau kami tidak boleh, mereka juga tidak boleh,” kata dia.
Selain menuntut pemberian toleransi JBI sebesar 75% dan permudah izin galian C, aksi tersebut juga meminta kembali alat berat serta truk yang disita petugas dari lokasi galian C beberapa waktu lalu. ”Kami ingin tiga tuntutan kami itu dipenuhi hari ini juga, kalau tidak jangan salahkan kami jika kami melumpuhkan jalanan di Kota Semarang. Kami akan mendatangkan massa lebih besar dari ini,” ujar Suroso.
Salah satu peserta demonstrasi, Nuryanto, 32, mengatakan, kebijakan Gubernur Jateng dalam pembatasantonasedanpenutupan galian C membuat sopir truk tidak mampu bekerja dan memberikan nafkah keluarganya.
Ganjar Siap Carikan Solusi
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku siap mencarikan solusi terkait dengan aksi demonstrasi para sopir truk yang menuntut pelonggaran toleransi angkutan barang. ”Perlu pembahasan dulu, tidak mungkin mereka minta toleransi kelebihan tonase, besok langsung berjalan, saya bisa melanggar perda,” kata Ganjar seusai menemui para pengunjuk rasa.
Ganjar mengatakan, pemprov akan membicarakan dengan para ahli dan pihak terkait mengenai tuntutan para pengemudi truk tersebut.
Andika Prabowo/ Amin Fauzi
(ftr)