Menuju World Class University
A
A
A
Restia Ningrum
Mahasiswi Jurusan Matematika. Universtas Brawijaya
Wacana tentang universitas berkelas dunia atau world class university (WCU) ramai dibahas oleh banyak lembaga pendidikan tinggi di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia.
Hal ini tersebut muncul pada dasarnya karena memang melihat beberapa kenyataan mutakhir akibat dari globalisasi dalam berbagai hal dan sendi kehidupan manusia meliputi bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Semua kampus ingin dapat masuk dalam jajaran kampus-kampus dunia. Orientasi world class university ini pun memengaruhi visi dan misi perguruan tinggi, bagaimanapun redaksionalnya.
Tapi, pada umumnya, tujuannya adalah menjadi universitas kelas dunia yang dapat bersaing dengan kampus-kampus kelas dunia dan sekaligus dapat menghasilkan lulusan yang juga dapat bersaing di dunia internasional dengan lulusan dari negara-negara maju. M Nasir selaku menteri di Kementerian Ristek-Dikti pada Kabinet Kerja yang dipimpin Presiden Joko Widodo saat ini sempat memaparkan kondisi iklim penelitian di Indonesia berikut rencana restrukturisasi kementeriannya.
Menurut Nasir, Kemristek-Dikti harus kreatif, inovatif, dan bersinergi dengan aktivitas swasta dan industri mewujudkan world class university. Terlepas dari ramainya lembaga-lembaga membicarakan pemeringkatan, secara bersamaan perlu dipahami dahulu: rakyat dan bangsa Indonesia mendapat keuntungan apa kalau kampus-kampus kita diakui sebagai berkualitas oleh QS, THE, Webometric, SJTU, dan lainnya itu?
Mungkin sebagian besar di antara kita akan mengatakan bangga dengan posisi tersebut karena Indonesia jadi lebih eksis di dunia internasional melalui kampus-kampusnya. Sebenarnya kebanggaan atas posisi kampus pada pemeringkatan dunia tersebut bukanlah kebanggaan yang patut terlalu dirayakan.
Karena kebanggaan substansial mestinya dilihat dari bukti nyata berupa kontribusi dan sumbangsih kampus pada rakyat dan negara Indonesia. Pada intinya, world class university itu penting, tetapi jauh lebih penting adalah bagaimana perguruan tinggi itu bermanfaat bagi negara dan masyarakat.
Mahasiswi Jurusan Matematika. Universtas Brawijaya
Wacana tentang universitas berkelas dunia atau world class university (WCU) ramai dibahas oleh banyak lembaga pendidikan tinggi di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia.
Hal ini tersebut muncul pada dasarnya karena memang melihat beberapa kenyataan mutakhir akibat dari globalisasi dalam berbagai hal dan sendi kehidupan manusia meliputi bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Semua kampus ingin dapat masuk dalam jajaran kampus-kampus dunia. Orientasi world class university ini pun memengaruhi visi dan misi perguruan tinggi, bagaimanapun redaksionalnya.
Tapi, pada umumnya, tujuannya adalah menjadi universitas kelas dunia yang dapat bersaing dengan kampus-kampus kelas dunia dan sekaligus dapat menghasilkan lulusan yang juga dapat bersaing di dunia internasional dengan lulusan dari negara-negara maju. M Nasir selaku menteri di Kementerian Ristek-Dikti pada Kabinet Kerja yang dipimpin Presiden Joko Widodo saat ini sempat memaparkan kondisi iklim penelitian di Indonesia berikut rencana restrukturisasi kementeriannya.
Menurut Nasir, Kemristek-Dikti harus kreatif, inovatif, dan bersinergi dengan aktivitas swasta dan industri mewujudkan world class university. Terlepas dari ramainya lembaga-lembaga membicarakan pemeringkatan, secara bersamaan perlu dipahami dahulu: rakyat dan bangsa Indonesia mendapat keuntungan apa kalau kampus-kampus kita diakui sebagai berkualitas oleh QS, THE, Webometric, SJTU, dan lainnya itu?
Mungkin sebagian besar di antara kita akan mengatakan bangga dengan posisi tersebut karena Indonesia jadi lebih eksis di dunia internasional melalui kampus-kampusnya. Sebenarnya kebanggaan atas posisi kampus pada pemeringkatan dunia tersebut bukanlah kebanggaan yang patut terlalu dirayakan.
Karena kebanggaan substansial mestinya dilihat dari bukti nyata berupa kontribusi dan sumbangsih kampus pada rakyat dan negara Indonesia. Pada intinya, world class university itu penting, tetapi jauh lebih penting adalah bagaimana perguruan tinggi itu bermanfaat bagi negara dan masyarakat.
(ars)