Menangkap Tingkah Satwa
A
A
A
Satwa dengan segala polah tingkahnya merupakan salah satu objek fotografi yang sangat diminati. Tak harus memotret di alam liar untuk mendapatkan foto yang baik, di kebun binatang pun kita bisa memotretnya.
Beragam satwa yang ada di kebun binatang tentu akan membuat portofolio foto kita akan semakin bervariasi. Namun, terkadang pagar yang membatasi kita dengan satwa menjadi masalah tersendiri untuk memotretnya. Pagar tersebut dipastikan akan menghalangi pandangan kamera dengan objek.
Terkadang ada beberapa kandang satwa yang jarak antarjeruji pagarnya sedikit lebih longgar, dan bisa kita manfaatkan untuk menaruh moncong lensa saat memotret satwa di dalamnya. Namun, lebih banyak kandang yang jarak jerujinya rapat, seperti di bagian hewan jenis burung, sehingga untuk memotret burung tersebut perlulah sedikit teknik tambahan untuk mendapatkan foto tanpa jeruji terlihat yang sangat mengganggu di dalam komposisi.
Tempelkan moncong lensa serapat mungkin dengan jeruji. Namun sebelum melakukan teknik ini, pastikan lensa menggunakan filter untuk menghindari risiko tergoresnya lensa. Kemudian, gunakanlah diafragma selebar mungkin. Jarak antara kamera dan objek juga harus diperhatikan, usahakan memotret saat satwa berada pada jarak relatif jauh dari pagar, sehingga akan mempersempit ruang tajam dan pagar akan tidak terlihat dalam hasil foto.
Jika lensa yang kita gunakan bukanlah lensa yang mempunyai bukaan diafragma lebar (f/2.8), dapat disiasati dengan menunggu jarak yang tepat. Kemudian mengingat jarak yang relatif jauh antara posisi memotret dan objek hewan yang menjadi target, penggunaan lensa tele menjadi vital untuk memotret satwa.
Gunakanlah lensa tele di atas 70 mm untuk mengantisipasi jarak yang jauh antara kita dan objek. Jika tidak menggunakan DSLR, sejumlah kamera compact terbaru telah dilengkapi dengan lensa zoom hingga 135 mm yang terbilang cukup untuk memenuhi kebutuhan memotret satwa.
Sedikit permasalahan yang timbul dengan penggunaan teknik menempel lensa pada pagar ini, adalah sulitnya mencari fokus karena akan terganggu oleh pagar tersebut. Namun, teknologi focus tracking pada fungsi autofocus kamera pasti akan memudahkan kita untuk mengatasinya, jadi pastikanlah menggunakan autofocus saat memotret satwa.
Jika masih sulit bagi kamera untuk mencari fokus, gunakanlah manual focusing saat memotret. Hal lain yang dibutuhkan selain mengatasi permasalahan pagar saat memotret satwa di kebun binatang adalah menunggu momen yang tepat. Menunggu momen akan membuat hasil foto terlihat jauh lebih baik.
Contohnya bisa dilihat dalam foto aktivitas satwa di atas, interaksi antara anak dan induk gajah dalam foto tersebut jauh lebih menarik untuk dilihat daripada sekadar foto mereka duduk di dalam kandang saja. Kemudian, gunakanlah selalu speed tinggi agar aktivitas dan ekspresi satwa terekam beku dalam foto, minimal gunakanlah speed 1/800 saat memotret. Janganlah mempergunakan flash karena akan menakutkan satwa dan menjauh dari posisi kita memotret.
Arieyudhistira
Beragam satwa yang ada di kebun binatang tentu akan membuat portofolio foto kita akan semakin bervariasi. Namun, terkadang pagar yang membatasi kita dengan satwa menjadi masalah tersendiri untuk memotretnya. Pagar tersebut dipastikan akan menghalangi pandangan kamera dengan objek.
Terkadang ada beberapa kandang satwa yang jarak antarjeruji pagarnya sedikit lebih longgar, dan bisa kita manfaatkan untuk menaruh moncong lensa saat memotret satwa di dalamnya. Namun, lebih banyak kandang yang jarak jerujinya rapat, seperti di bagian hewan jenis burung, sehingga untuk memotret burung tersebut perlulah sedikit teknik tambahan untuk mendapatkan foto tanpa jeruji terlihat yang sangat mengganggu di dalam komposisi.
Tempelkan moncong lensa serapat mungkin dengan jeruji. Namun sebelum melakukan teknik ini, pastikan lensa menggunakan filter untuk menghindari risiko tergoresnya lensa. Kemudian, gunakanlah diafragma selebar mungkin. Jarak antara kamera dan objek juga harus diperhatikan, usahakan memotret saat satwa berada pada jarak relatif jauh dari pagar, sehingga akan mempersempit ruang tajam dan pagar akan tidak terlihat dalam hasil foto.
Jika lensa yang kita gunakan bukanlah lensa yang mempunyai bukaan diafragma lebar (f/2.8), dapat disiasati dengan menunggu jarak yang tepat. Kemudian mengingat jarak yang relatif jauh antara posisi memotret dan objek hewan yang menjadi target, penggunaan lensa tele menjadi vital untuk memotret satwa.
Gunakanlah lensa tele di atas 70 mm untuk mengantisipasi jarak yang jauh antara kita dan objek. Jika tidak menggunakan DSLR, sejumlah kamera compact terbaru telah dilengkapi dengan lensa zoom hingga 135 mm yang terbilang cukup untuk memenuhi kebutuhan memotret satwa.
Sedikit permasalahan yang timbul dengan penggunaan teknik menempel lensa pada pagar ini, adalah sulitnya mencari fokus karena akan terganggu oleh pagar tersebut. Namun, teknologi focus tracking pada fungsi autofocus kamera pasti akan memudahkan kita untuk mengatasinya, jadi pastikanlah menggunakan autofocus saat memotret satwa.
Jika masih sulit bagi kamera untuk mencari fokus, gunakanlah manual focusing saat memotret. Hal lain yang dibutuhkan selain mengatasi permasalahan pagar saat memotret satwa di kebun binatang adalah menunggu momen yang tepat. Menunggu momen akan membuat hasil foto terlihat jauh lebih baik.
Contohnya bisa dilihat dalam foto aktivitas satwa di atas, interaksi antara anak dan induk gajah dalam foto tersebut jauh lebih menarik untuk dilihat daripada sekadar foto mereka duduk di dalam kandang saja. Kemudian, gunakanlah selalu speed tinggi agar aktivitas dan ekspresi satwa terekam beku dalam foto, minimal gunakanlah speed 1/800 saat memotret. Janganlah mempergunakan flash karena akan menakutkan satwa dan menjauh dari posisi kita memotret.
Arieyudhistira
(bbg)