Sekolah Belum Siap UN Online

Kamis, 19 Februari 2015 - 09:52 WIB
Sekolah Belum Siap UN...
Sekolah Belum Siap UN Online
A A A
JAKARTA - Ujian nasional computer based test (UN CBT)/ UN onlineyang dirintis tahun ini menemui kendala. Pasalnya, dari 862 sekolah yang diusulkan mengikuti UN onlinehanya setengahnya yang dinyatakan siap melaksanakan.

Kepala Pusat Penilaian dan Pendidikan (Kapuspendik) Kemendikbud Nizam mengakui, dari hasil verifikasi yang dilakukan Dinas Pendidikan, sampai saat ini sekolah perintis UN CBT yang dinyatakan siap hanya separuhnya. Berdasarkan data, Kemendikbud awalnya menargetkan 862 sekolah sebagai sekolah perintis.

Namun setelah verifikasi ini maka diperkirakan hanya ada 400-an sekolah di 27 provinsi dan 120 kabupaten/ kota yang jadi melaksanakan UN online. “Hanya setengahnya yang siap. Namun, selama tryout dan pendampingan nanti bisa saja berkurang atau bertambah (jumlah sekolah perintis),” katanya ketika dihubungi KORAN SINDOkemarin.

Kasubdit Pembelajaran Direktorat Pembinaan SMK Ditjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemendikbud Agung Budi Santoso mengakui, dari 500 SMK yang dinyatakan siap menjalankan UN online, 300 SMK saja yang akhirnya dinobatkan sebagai sekolah perintis UN CBT tahun ini. Dia menjelaskan, kendala perangkat komputer beserta jaringan yang belum memadai di sekolah tersebut sehingga jumlah sekolah perintis dikurangi.

“Dari 500 hanya 300 sekolah yang siap UN online tahun ini. Namun ke depan, kita akan siapkan seluruh SMK mengikuti UN online,” katanya saat sidak UN Praktek SMK di SMK 30 Jakarta kemarin. Agung menjelaskan, perangkat komputer di sekolah perintis yang disiapkan untuk UN online 2015 juga masih terbatas.

Perbandingannya 1:3 siswa sehingga UN akan terbagi tiga shift, yakni shift pertama pukul 08.00–10.00, shift kedua pukul 11.00–12.00, dan shift ketiga 13.00–15.00. Dia memperkirakan 300 siswa akan selesai menjalani UN online per harinya. Agung menegaskan tidak akan ada aksi contekmencontek karena soal akan diacak secara sistematis. Komputer juga akan diset ulang agar siswa tidak bisa membuka laman lain selain laman ujian.

Agung menambahkan, sekolah perintis juga akan dipilih yang sudah mempunyai jaringan local area network (LAN) dan bukan Wi-Fi. Selain itu, sekolah juga harus memiliki server sendiri agar tidak ada kekacauan jaringan ketika UN berlangsung. Dia menjelaskan, sebenarnya SMK sudah siap melaksanakan UN CBT karena sebelumnya sekolah juga dipakai untuk uji kompetensi guru (UKG) dan tes CPNS kemarin.

Namun, direktorat tetap akan menerima keputusan akhir ini sambil menyiapkan sarana-prasarana menuju UN CBT tahun berikutnya. “Persyaratan teknis memang menjadi syarat utama karena kita tidak ingin ada troublesaat ujian,” tutur Agung. Menurut dia, UN CBT memang menjadi jawaban persoalan UN yang efektif dan efisien.

Selain mengurangi pemakaian kertas (paperless) sehingga berdampak positif kepada anggaran negara, UN CBT juga mengurangi beban administrasi guru dan mendorong guru agar rajin membuat bank soal. Bank soal ini, ujarnya, berguna agar soal yang diujikan semakin banyak dan inovatif agar pengacakan soal-soal UN tidak menjadi kendala. Selain itu, motivasi siswa juga akan naik karena dengan komputer, siswa tidak akan pusing dengan metode menjawab soal yang konvensional.

Direktur SMK Ditjen Dikmen Kemendikbud Mustaghfirin Amin menjelaskan, awalnya direktorat mengusulkan 2.200 SMK yang melaksanakan UN onlinekarena akan sangat membantu efisiensi sebab tidak ada lagi biaya pengamanan yang tidak penting. Namun karena keputusan akhir seleksi sekolahnya ada di Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), pihaknya harus menerima keputusan tersebut.

Mustaghfirin mengungkapkan ada 3.000 SMK negeri yang tersebar di seluruh Indonesia. Kepala Seksi Kurikulum SMK Dinas Pendidikan DKI Jakarta Junaedi menjelaskan, ada 24 SMK di Jakarta yang siap melaksanakan UN CBT. Contohnya di Jakarta Selatan ada di SMK 57, SMK 5, dan SMK 6. Sementara di Jakarta Barat yakni SMK 45 dan Jakarta Utara di SMK 4, SMK 12, dan SMK 49.

“SMK di Jakarta memang relatif lebih siap melaksanakan UN CBT. Memang lebih enak disebut rintisan daripada uji coba sembari kami bersiap akan UN online tahun depan dan mengevaluasi dari pelaksanaannya tahun ini,” ujarnya. Junaedi menyebutkan sekolah yang dinyatakan siap melaksanakan UN onlineharus mengisi format kesiapan sekolah dan lampiran sarana-prasarana yang dimiliki. Verifikasi dilihat dari jumlah komputer dan kesiapan jaringan. Format kesiapan dari sekolah lalu dikirim ke direktorat dan juga Puspendik Kemendikbud.

Neneng zubaidah
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7670 seconds (0.1#10.140)