Tsai Ing-wen Kembali Calonkan Diri Menjadi Presiden
A
A
A
TAIPEI - Pemimpin oposisi Taiwan, Tsai Ing-wen, menjadi calon presiden Taiwan paling menjanjikan. Pemimpin Partai Progresif Demokratik (DPP) ini disebut-sebut akan membawa angin segar bagi perpolitikan Taiwan yang mulai tidak puas dengan kepemimpinan China.
Di tengah gelombang ketidakpuasan warga Taiwan terhadap kepemimpinan China, Ingwen datang dengan sebuah harapan baru untuk melepaskan Taiwan dari genggaman China. Ing-wen akan menjadi lawan tersulit bagi partai berkuasa, Kuomintang ramh (KMT), yang masih terus berusaha mempertahankan Taiwan menjadi bagian China. Ing-wen akan mengikuti pemilu yang digelar pada awal 2016.
Ini akan menjadi kali kedua bagi Ing-wen sebagai calon presiden setelah pada 2012 ia juga mencalonkan diri. “Saya berharap Taiwan bisa memiliki udara politik baru dengan sistem baru dan awal yang baru,” tulis Ing-wen dalam akun Facebook -nya dilansir Channel News Asia.
Tsai Ing-wen yang lahir pada 31 Agustus 1956 adalah seorang politikus yang dikenal sangat cerdas dalam berpolitik dan akademik. Perempuan berusia 58 tahun ini diketahui memegang posisi profesor di beberapa universitas terutama setelah kembali dari studinya di luar negeri pada 1984. Karier di pemerintahannya dimulai pada 1993 dengan langsung bergabung bersama KMT.
Sejak itu lulusan London School of Economics ini mendapatkan serangkaian posisi di pemerintahan. Pada2004Ing-wen bergabung bersama DPP. Dia kemudian dicalonkan DPP dalam pemilu legislatif dan terpilih sebagai legislator. Pada 2006 jabatannya naik menjadi wakil presiden eksekutif Yuan. Posisi ini sering juga disebut sebagai wakil perdana menteri dan merangkap sebagai ketua Komisi Perlindungan Konsumen.
Namun, pada 2007 dia bersama kabinetnya mengundurkan diri dari kabinet Perdana Menteri Su Tseng-chang untuk membuka jalan bagi masuknya kabinet baru Chang Chunhsiung. Dia kemudian mengambil jabatan sebagai ketua Tai- MedBiologics, sebuah perusahaan bioteknologi yang berbasis di Taiwan.
Pada 2011 Ing-wen resmi mengumumkan pencalonan dirinya menjadi presiden. Pada 2012 Ing-wen bertempur memperebutkan kursi presiden dengan Mi Ying-jeou dari Partai Kuomintang dan James Soong Chu-yu dari People First Party. Sayangnya, saat itu Ing-wen kalah dengan raihan 45% suara.
Rini Agustina
Di tengah gelombang ketidakpuasan warga Taiwan terhadap kepemimpinan China, Ingwen datang dengan sebuah harapan baru untuk melepaskan Taiwan dari genggaman China. Ing-wen akan menjadi lawan tersulit bagi partai berkuasa, Kuomintang ramh (KMT), yang masih terus berusaha mempertahankan Taiwan menjadi bagian China. Ing-wen akan mengikuti pemilu yang digelar pada awal 2016.
Ini akan menjadi kali kedua bagi Ing-wen sebagai calon presiden setelah pada 2012 ia juga mencalonkan diri. “Saya berharap Taiwan bisa memiliki udara politik baru dengan sistem baru dan awal yang baru,” tulis Ing-wen dalam akun Facebook -nya dilansir Channel News Asia.
Tsai Ing-wen yang lahir pada 31 Agustus 1956 adalah seorang politikus yang dikenal sangat cerdas dalam berpolitik dan akademik. Perempuan berusia 58 tahun ini diketahui memegang posisi profesor di beberapa universitas terutama setelah kembali dari studinya di luar negeri pada 1984. Karier di pemerintahannya dimulai pada 1993 dengan langsung bergabung bersama KMT.
Sejak itu lulusan London School of Economics ini mendapatkan serangkaian posisi di pemerintahan. Pada2004Ing-wen bergabung bersama DPP. Dia kemudian dicalonkan DPP dalam pemilu legislatif dan terpilih sebagai legislator. Pada 2006 jabatannya naik menjadi wakil presiden eksekutif Yuan. Posisi ini sering juga disebut sebagai wakil perdana menteri dan merangkap sebagai ketua Komisi Perlindungan Konsumen.
Namun, pada 2007 dia bersama kabinetnya mengundurkan diri dari kabinet Perdana Menteri Su Tseng-chang untuk membuka jalan bagi masuknya kabinet baru Chang Chunhsiung. Dia kemudian mengambil jabatan sebagai ketua Tai- MedBiologics, sebuah perusahaan bioteknologi yang berbasis di Taiwan.
Pada 2011 Ing-wen resmi mengumumkan pencalonan dirinya menjadi presiden. Pada 2012 Ing-wen bertempur memperebutkan kursi presiden dengan Mi Ying-jeou dari Partai Kuomintang dan James Soong Chu-yu dari People First Party. Sayangnya, saat itu Ing-wen kalah dengan raihan 45% suara.
Rini Agustina
(bbg)