Ketika Jurnalis Bermain Wayang Petruk Nagih Janji
A
A
A
JAKARTA - Galeri Indonesia Kaya kembali mempersembahkan pertunjukan wayang yang sebagian besar diperankan para jurnalis. Kali ini para jurnalis ditantang untuk memainkan pagelaran wayang yang bertajuk, Petruk Nagih Janji.
Sebelumnya Galeri Indonesia Kaya sukses menggelar pertunjukan wayang yang bertajuk Wahyu Cakraningrat.
Sebanyak 29 jurnalis memberikan seni pertunjukan menarik tersebut di auditorium Galeri Indonesia Kaya, Minggu 15 Februari lalu.
"Djarum Apresiasi Budaya memiliki misi untuk secara konsisten menularkan 'Cinta Budaya, Cinta Indonesia' kepada masyarakat luas. Dengan suksesnya wayang jurnalis produksi pertama dan hadirnya produksi kedua, saya melihat jurnalis memiliki cinta untuk melestarikan budaya. Bahkan memiliki potensi sebagai pelaku budaya. Saya bangga dengan semakin meningkatnya jumlah jurnalis yang tertarik dan terlibat di wayang jurnalis ini. Hampir 95 persen para pemainnya adalah jurnalis," tutur Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation dalam keterangan persnya, Selasa (17/2/2015).
Pertunjukan wayang Petruk Nagih Janji ini menceritakan kisah Petruk, sang punakawan dalam dunia wayang. Nasionalisme Petruk terketuk untuk melakukan operasi bela negara dengan sandi "Kuthuk Cemani", saat terjadi pemberontakan Prabu Pragola Manik.
Keberhasilan Petruk memadamkan pemberontakan Prabu Pragola Manik dengah gagah berani mendapatkan apresiasi dari Prabu Kresna. Petruk kemudian dijodohkan dengan Prantawati, putri dari Prabu Kresna sendiri. Namun Petruk harus menunggu, karena Prantawati belum lagi dewasa.
Sayangnya, setelah dewasa Prantawati justru dinikahkan dengan pangeran dari Astina, Lesmana Mandrakumara. Dengan membawa kecewa, Petruk melarikan diri dan bertapa di hutan untuk memohon petunjuk para dewata.
Dalam pertapaannya, Petruk ditemui ayahnya, Gandarwa Raja. Petruk diubah menjadi ksatria tampan bernama Bambang Sukma Ngelembara.
Singkat cerita, Petruk menyusup ke acara pernikahan Prantawati dengan Lesmana. Di saat yang bersamaan Prantawati sedang bersedih karena akan dinikahkan dengan pria yang tak dicintainya.
Di tengah kegalauan itu, Petruk yang telah berwajah tampan datang menemui Prantawati yang sedang berada di taman istana. Prantawati terpikat dengan ketampanan Petruk alias Bambang dan berjanji akan sehidup semati. Janji itu ditandai dengan saling bertukar cincin di antara keduanya.
Acara pernikahan pun geger, Prantawati hilang dari istana. Namun atas bantuan Bagong, dan Gareng, Petruk dan Prantawati ditemukan. Di depan Prabu Kresna, Petruk yang sudah berubah wujud ke asalnya menjelaskan tindakannya.
Petruk mengingatkan Prabu Kresna atas janji akan menjodohkan Prantawati dengannya beberapa waktu silam. Akhirnya Prabu Kresna menepati janjinya. Sementara Prantawati yang sempat menolak akhirnya mau menerima Petruk apa adanya.
Usai pertunjukan, para jurnalis mengaku bangga terlibat dalam seni budaya. "Bagi saya wayang jurnalis merupakan program yang mampu memberikan warna baru bagi profesi jurnalis. Juga memperlihatkan secara nyata proses seni pertunjukan wayang orang. Saya berharap wayang jurnalis akan selalu hadir mempersembahkan seni pertunjukan dan memberikan peluang bagi para jurnalis agar bisa berkontribusi dalam pelestarian budaya," papar Dwi Sutarjantono, salah seorang jurnalis yang ikut dalam pertunjukan wayang.
Bagi Wayang Orang Bharata, yang ikut terlibat dalam pertunjukan wayang ini, pementasan wayang jurnalis yang kedua ini adalah wujud apresiasi jurnalis dalam partisipasi melestarikan dan mengembangkan seni wayang orang sesuai dengan karakter jurnalis yang komunikatif, kreatif, dan kritis.
"Antusiasme jurnalis sungguh besar. Dari proses pengenalan tokoh, hingga latihan menari, semua tampak serius mempelajari pakem wayang. Saya berharap program ini dapat terus berjalan. Karena jurnalis juga penyambung pelestarian budaya," ujar Kenthus Ampiranto, sutradara pementasan wayang Petruk Nagih Janji.
Para jurnalis yang terlibat dalam pertunjukan berasal dari lintas media dan lintas level. Dari pemimpin redaksi hingga reporter.
Berikut para jurnalis yang ikut serta dalam pertunjukan wayang "Petruk Nagih Janji".
1. Putu Fajar Arcana (Kompas) sebagai Semar.
2. Dwi Sutarjantono (Esquire) sebagai Gareng.
3. Ninok Leksono (Kompas) sebagai Gandarwa Raja.
4. Ali Sobri (Hai) sebagai Lesmana Mandrakusuma.
5. Teddy Sutiady (Weddingku Tradisional) sebagai Sengkuni.
6. Dwi Sasongko (Koran SINDO) sebagai Kartamarma.
7. Dzulfikri Putra Malawi (Media Indonesia) sebagai Citraksa.
8. Abdul Syukur (Majalah Femina) sebagai Citraksi.
9. Egon Ilman Saputra (JakartaVenue.com) sebagai Prabu Kresna.
10. Lahyanto Nadie (Bisnis Indonesia) sebagai Baladewa.
11. Sarmoko Saridi (Trans TV) sebagai Puntadewa/Yudhistira.
12. Ricky Anderson (Vivanews) sebagai Bhimasena.
13. Mega Laraswati (Hai) sebagai putri taman.
14. Imanuele Philia (Majalah Trax) sebagai putri taman.
15. Santi Dwi Jayanti (Majalah Trax) sebagai putri taman.
16. Deandra Syarizka (Bisnis Indonesia) sebagai putri taman.
17. Naomi Jayalaksana (Majalah Femina) sebagai putri taman.
18. Beatrix R Imelda (Tembi Rumah Budaya) sebagai emban.
19. Titin Natalia Sitorus (Tembi Rumah Budaya) sebagai emban.
20. Marcellina Rosiana (Tembi Rumah Budaya) sebagai emban.
21. Anindita Nasution (Wanita Indonesia) sebagai istri Gareng.
22. Vidi Prima (Majalah Cosmopolitan) sebagai istri Bagong.
23. Indah Arini (Majalah Dewi) sebagai istri Kresna.
24. Donna Ch Asri (Majalah Good Housekeeping) sebagai istri Kresna.
25. Reynette Fausto Fabiani (Majalah Femina) sebagai Bidadari penggoda.
26. Mia Umi Kartikawati (Inilah.com) sebagai Bidadari penggoda.
27. Ratna Wina (Majalah Kartini) sebagai Bidadari penggoda.
28. Irma Yulia (Rakyat Merdeka) sebagai Bidadari penggoda.
29. Adhia Azkapradhani (Majalah Cosmopolitan) sebagai Bidadari penggoda.
Pertunjukan ini juga menampilkan bintang tamu Iwet Ramadhan sebagai dalang, dan Dwi Sasono sebagai Petruk.
"Ini pertama kalinya saya bermain wayang orang bersama jurnalis. Tentunya ini pengalaman yang sangat menyenangkan dan menghibur," kata Dwi Sasono.
Sebelumnya Galeri Indonesia Kaya sukses menggelar pertunjukan wayang yang bertajuk Wahyu Cakraningrat.
Sebanyak 29 jurnalis memberikan seni pertunjukan menarik tersebut di auditorium Galeri Indonesia Kaya, Minggu 15 Februari lalu.
"Djarum Apresiasi Budaya memiliki misi untuk secara konsisten menularkan 'Cinta Budaya, Cinta Indonesia' kepada masyarakat luas. Dengan suksesnya wayang jurnalis produksi pertama dan hadirnya produksi kedua, saya melihat jurnalis memiliki cinta untuk melestarikan budaya. Bahkan memiliki potensi sebagai pelaku budaya. Saya bangga dengan semakin meningkatnya jumlah jurnalis yang tertarik dan terlibat di wayang jurnalis ini. Hampir 95 persen para pemainnya adalah jurnalis," tutur Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation dalam keterangan persnya, Selasa (17/2/2015).
Pertunjukan wayang Petruk Nagih Janji ini menceritakan kisah Petruk, sang punakawan dalam dunia wayang. Nasionalisme Petruk terketuk untuk melakukan operasi bela negara dengan sandi "Kuthuk Cemani", saat terjadi pemberontakan Prabu Pragola Manik.
Keberhasilan Petruk memadamkan pemberontakan Prabu Pragola Manik dengah gagah berani mendapatkan apresiasi dari Prabu Kresna. Petruk kemudian dijodohkan dengan Prantawati, putri dari Prabu Kresna sendiri. Namun Petruk harus menunggu, karena Prantawati belum lagi dewasa.
Sayangnya, setelah dewasa Prantawati justru dinikahkan dengan pangeran dari Astina, Lesmana Mandrakumara. Dengan membawa kecewa, Petruk melarikan diri dan bertapa di hutan untuk memohon petunjuk para dewata.
Dalam pertapaannya, Petruk ditemui ayahnya, Gandarwa Raja. Petruk diubah menjadi ksatria tampan bernama Bambang Sukma Ngelembara.
Singkat cerita, Petruk menyusup ke acara pernikahan Prantawati dengan Lesmana. Di saat yang bersamaan Prantawati sedang bersedih karena akan dinikahkan dengan pria yang tak dicintainya.
Di tengah kegalauan itu, Petruk yang telah berwajah tampan datang menemui Prantawati yang sedang berada di taman istana. Prantawati terpikat dengan ketampanan Petruk alias Bambang dan berjanji akan sehidup semati. Janji itu ditandai dengan saling bertukar cincin di antara keduanya.
Acara pernikahan pun geger, Prantawati hilang dari istana. Namun atas bantuan Bagong, dan Gareng, Petruk dan Prantawati ditemukan. Di depan Prabu Kresna, Petruk yang sudah berubah wujud ke asalnya menjelaskan tindakannya.
Petruk mengingatkan Prabu Kresna atas janji akan menjodohkan Prantawati dengannya beberapa waktu silam. Akhirnya Prabu Kresna menepati janjinya. Sementara Prantawati yang sempat menolak akhirnya mau menerima Petruk apa adanya.
Usai pertunjukan, para jurnalis mengaku bangga terlibat dalam seni budaya. "Bagi saya wayang jurnalis merupakan program yang mampu memberikan warna baru bagi profesi jurnalis. Juga memperlihatkan secara nyata proses seni pertunjukan wayang orang. Saya berharap wayang jurnalis akan selalu hadir mempersembahkan seni pertunjukan dan memberikan peluang bagi para jurnalis agar bisa berkontribusi dalam pelestarian budaya," papar Dwi Sutarjantono, salah seorang jurnalis yang ikut dalam pertunjukan wayang.
Bagi Wayang Orang Bharata, yang ikut terlibat dalam pertunjukan wayang ini, pementasan wayang jurnalis yang kedua ini adalah wujud apresiasi jurnalis dalam partisipasi melestarikan dan mengembangkan seni wayang orang sesuai dengan karakter jurnalis yang komunikatif, kreatif, dan kritis.
"Antusiasme jurnalis sungguh besar. Dari proses pengenalan tokoh, hingga latihan menari, semua tampak serius mempelajari pakem wayang. Saya berharap program ini dapat terus berjalan. Karena jurnalis juga penyambung pelestarian budaya," ujar Kenthus Ampiranto, sutradara pementasan wayang Petruk Nagih Janji.
Para jurnalis yang terlibat dalam pertunjukan berasal dari lintas media dan lintas level. Dari pemimpin redaksi hingga reporter.
Berikut para jurnalis yang ikut serta dalam pertunjukan wayang "Petruk Nagih Janji".
1. Putu Fajar Arcana (Kompas) sebagai Semar.
2. Dwi Sutarjantono (Esquire) sebagai Gareng.
3. Ninok Leksono (Kompas) sebagai Gandarwa Raja.
4. Ali Sobri (Hai) sebagai Lesmana Mandrakusuma.
5. Teddy Sutiady (Weddingku Tradisional) sebagai Sengkuni.
6. Dwi Sasongko (Koran SINDO) sebagai Kartamarma.
7. Dzulfikri Putra Malawi (Media Indonesia) sebagai Citraksa.
8. Abdul Syukur (Majalah Femina) sebagai Citraksi.
9. Egon Ilman Saputra (JakartaVenue.com) sebagai Prabu Kresna.
10. Lahyanto Nadie (Bisnis Indonesia) sebagai Baladewa.
11. Sarmoko Saridi (Trans TV) sebagai Puntadewa/Yudhistira.
12. Ricky Anderson (Vivanews) sebagai Bhimasena.
13. Mega Laraswati (Hai) sebagai putri taman.
14. Imanuele Philia (Majalah Trax) sebagai putri taman.
15. Santi Dwi Jayanti (Majalah Trax) sebagai putri taman.
16. Deandra Syarizka (Bisnis Indonesia) sebagai putri taman.
17. Naomi Jayalaksana (Majalah Femina) sebagai putri taman.
18. Beatrix R Imelda (Tembi Rumah Budaya) sebagai emban.
19. Titin Natalia Sitorus (Tembi Rumah Budaya) sebagai emban.
20. Marcellina Rosiana (Tembi Rumah Budaya) sebagai emban.
21. Anindita Nasution (Wanita Indonesia) sebagai istri Gareng.
22. Vidi Prima (Majalah Cosmopolitan) sebagai istri Bagong.
23. Indah Arini (Majalah Dewi) sebagai istri Kresna.
24. Donna Ch Asri (Majalah Good Housekeeping) sebagai istri Kresna.
25. Reynette Fausto Fabiani (Majalah Femina) sebagai Bidadari penggoda.
26. Mia Umi Kartikawati (Inilah.com) sebagai Bidadari penggoda.
27. Ratna Wina (Majalah Kartini) sebagai Bidadari penggoda.
28. Irma Yulia (Rakyat Merdeka) sebagai Bidadari penggoda.
29. Adhia Azkapradhani (Majalah Cosmopolitan) sebagai Bidadari penggoda.
Pertunjukan ini juga menampilkan bintang tamu Iwet Ramadhan sebagai dalang, dan Dwi Sasono sebagai Petruk.
"Ini pertama kalinya saya bermain wayang orang bersama jurnalis. Tentunya ini pengalaman yang sangat menyenangkan dan menghibur," kata Dwi Sasono.
(mhd)