Tanah Ambles, 453 Warga Diungsikan
A
A
A
KARANGANYAR - Pemkab Karanganyar mengungsikan 453 warganya di tiga desa di Kecamatan Jenawi dan Kerjo, menyusul kejadian tanah ambles di wilayah itu. Mereka diungsikan ke lokasi yang aman karena rekahan tanah berisiko merobohkan rumah yang ditinggali.
Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar Nugroho mengatakan, di Desa Balong terdapat 211 jiwa dari 55 kepala keluarga (KK) yang diungsikan. Sedangkan, di Desa Menjing terdapat 177 jiwa dari 49 KK. Mereka dipindahkan ke posko pengungsian darurat sembari menunggu rekahan tanah berhenti menjalar.
”Sebanyak 211 warga di Dusun Jetis, Desa Balong, diungsikan ke balai desa setempat. Sedangkan, di Desa Menjing diungsikan ke rumah-rumah warga yang aman,” kata Nugroho kemarin. Mereka telah pindah sejak akhir pekan lalu karena kondisi rumahnya mengkhawatirkan. Selama mengungsi, kebutuhan logistik ratusan warga dari kedua desa itu dipenuhi BPBDPMI Karanganyar.
Para relawan telah menyiapkan dapur umum sekaligus memantau perkembangan daerah yang terkena bencana. Rekahan tanah di kedua desa telah mengakibatkan jalan perkampungan rusak, dinding rumah pecah, dan lantai retak. BPBD belum dapat memastikan kapan warga dapat kembali ke rumahnya. Sebab, yang terpenting saat ini mereka aman dari ancaman bahaya.
Di tempat lain, sebanyak 65 jiwa dari 16 KK di Dusun Si-domulyo, Desa Gempolan, juga diungsikan karena tanah ambles. Sudah hampir sepekan mereka pindah ke lokasi aman. ”Mereka diungsikan ke rumah warga lain karena ancaman bahaya masih terjadi. Bahkan, jalan desa terputus akibat pergeseran tanah,” jelas Kepala Desa Gempolan, Sukiman.
Sekretaris Desa Menjing Mardoko mengatakan, suplai logistik sangat mencukupi untuk warganya. Warga tetap waspada ketika beraktivitas di dalam rumah untuk sekadar bersih- bersih. Warga juga bekerja bakti membersihkan kerusakan. Terdapat tiga rumah yang mengalami kerusakan parah. Sedangkan, 35 rumah lainnya terancam bahaya longsor.
”Kondisi rumah mereka sudah tidak aman untuk ditinggali karena pergeseran tanah terus terjadi,” ungkap Mardoko. Camat Jenawi Daryatmi mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan lokasi pengungsian terpusat di halaman kantor kecamatan. Dengan catatan, lokasi pengungsian kedua desa tidak layak. ”Kami juga telah menerjunkan tim guna mendata kebutuhan pengungsi,” terang Daryatmi.
Sementara, cuaca buruk yang terjadi di wilayah DIY dalam sepekan terakhir menjadikan sejumlah wilayah dikepung bencana. Di Kabupaten Sleman, hujan deras dan angin kencang pada Sabtu (14/2) sore mengakibatkan pepohonan tumbang dan menimpa kendaraan maupun rumah warga. Operasional Bandara Adisutjipto Yogyakarta pun bahkan sempat ditutup.
Kasi Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Sleman Makwan menyampaikan, dari data yang sudah masuk hingga petang kemarin, di Dusun Banaran, Sendangadi, Mlati, ada pohon tumbang yang menimpa pengendara motor bernama Ranto, warga asli Kebumen, Jawa Tengah. Akibatnya, korban yang sedianya hendak pulang dari bekerja itu mengalami patah tulang dan kendaraannya mengalami kerusakan berat.
”Selain itu, di Dusun Banaran juga terdapat dua pohon tumbang yang melintang di jalan,” katanya. Berdasar data BPBD Sleman, ada pula pohon tumbang akibat disapu angin kencang yang menimpa rumah warga. Di Dusun Jongke, Sendangadi, Mlati, setidaknya terdapat satu rumah warga tertimpa pohon. Kemudian di Dusun Grogol, Margodadi, Seyegan, terdapat enam rumah warga tertimpa pohon.
Warga dan petugas pun langsung bergotong royong me-lakukan pembersihan puingpuing dan menyingkirkan pohon yang tumbang. ”Tadi langsung dibersihkan secara bergotong royong dan selebihnya dilanjutkan besok,” ungkapnya. Hujan deras disertai angin kencang juga mengakibatkan pohon yang ada di pintu masuk Bandara Adisutjipto Yogyakarta tumbang dan menimpa satu mobil Avanza AB 1887 TA warna silver yang terparkir di bawahnya.
Pemilik mobil Nur Hidayat, 32, warga Bumijo 41, Gamping, Sleman, pun berhasil selamat dalam kejadian itu. Selain menimpa mobil, pohon yang tumbang itu juga mengenai seorang pengendara motor Honda Supra AB 2252 EH, yaitu Firdaus, warga Sambilegi Kidul, Depok, Sleman. Korban yang merupakan penjual nasi itu pun langsung dilarikan ke RS Panti Rini.
Genderal Manager Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto Yogyakarta Andi Gunawan Wirson saat dikonfirmasi mem-benarkan adanya kejadian tersebut. Bahkan, akibat hujan deras disertai angin kencang sore kemarin, operasional bandara pun sempat ditutup selama 30 menit. ”Karena cuaca buruk itu, pukul 15.30 sampai 16. 00 WIB bandara sempat ditutup, setelah itu operasional penerbangan di bandara sudah normal,” paparnya.
Sapuan angin kencang mengakibatkan baliho-baliho yang ada di pinggir jalan roboh. Di Jalan Laksda Adisutjipto setidaknya ada dua baliho yang roboh, yakni yang berada di kawasan UIN Sunan Kalijaga dan sebelah timur Ambarukmo Plaza. Pun begitu, kejadian itu tidak sampai mengakibatkan timbulnya korban.
Ary wahyu wibowo/ Muji barnugroho
Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar Nugroho mengatakan, di Desa Balong terdapat 211 jiwa dari 55 kepala keluarga (KK) yang diungsikan. Sedangkan, di Desa Menjing terdapat 177 jiwa dari 49 KK. Mereka dipindahkan ke posko pengungsian darurat sembari menunggu rekahan tanah berhenti menjalar.
”Sebanyak 211 warga di Dusun Jetis, Desa Balong, diungsikan ke balai desa setempat. Sedangkan, di Desa Menjing diungsikan ke rumah-rumah warga yang aman,” kata Nugroho kemarin. Mereka telah pindah sejak akhir pekan lalu karena kondisi rumahnya mengkhawatirkan. Selama mengungsi, kebutuhan logistik ratusan warga dari kedua desa itu dipenuhi BPBDPMI Karanganyar.
Para relawan telah menyiapkan dapur umum sekaligus memantau perkembangan daerah yang terkena bencana. Rekahan tanah di kedua desa telah mengakibatkan jalan perkampungan rusak, dinding rumah pecah, dan lantai retak. BPBD belum dapat memastikan kapan warga dapat kembali ke rumahnya. Sebab, yang terpenting saat ini mereka aman dari ancaman bahaya.
Di tempat lain, sebanyak 65 jiwa dari 16 KK di Dusun Si-domulyo, Desa Gempolan, juga diungsikan karena tanah ambles. Sudah hampir sepekan mereka pindah ke lokasi aman. ”Mereka diungsikan ke rumah warga lain karena ancaman bahaya masih terjadi. Bahkan, jalan desa terputus akibat pergeseran tanah,” jelas Kepala Desa Gempolan, Sukiman.
Sekretaris Desa Menjing Mardoko mengatakan, suplai logistik sangat mencukupi untuk warganya. Warga tetap waspada ketika beraktivitas di dalam rumah untuk sekadar bersih- bersih. Warga juga bekerja bakti membersihkan kerusakan. Terdapat tiga rumah yang mengalami kerusakan parah. Sedangkan, 35 rumah lainnya terancam bahaya longsor.
”Kondisi rumah mereka sudah tidak aman untuk ditinggali karena pergeseran tanah terus terjadi,” ungkap Mardoko. Camat Jenawi Daryatmi mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan lokasi pengungsian terpusat di halaman kantor kecamatan. Dengan catatan, lokasi pengungsian kedua desa tidak layak. ”Kami juga telah menerjunkan tim guna mendata kebutuhan pengungsi,” terang Daryatmi.
Sementara, cuaca buruk yang terjadi di wilayah DIY dalam sepekan terakhir menjadikan sejumlah wilayah dikepung bencana. Di Kabupaten Sleman, hujan deras dan angin kencang pada Sabtu (14/2) sore mengakibatkan pepohonan tumbang dan menimpa kendaraan maupun rumah warga. Operasional Bandara Adisutjipto Yogyakarta pun bahkan sempat ditutup.
Kasi Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Sleman Makwan menyampaikan, dari data yang sudah masuk hingga petang kemarin, di Dusun Banaran, Sendangadi, Mlati, ada pohon tumbang yang menimpa pengendara motor bernama Ranto, warga asli Kebumen, Jawa Tengah. Akibatnya, korban yang sedianya hendak pulang dari bekerja itu mengalami patah tulang dan kendaraannya mengalami kerusakan berat.
”Selain itu, di Dusun Banaran juga terdapat dua pohon tumbang yang melintang di jalan,” katanya. Berdasar data BPBD Sleman, ada pula pohon tumbang akibat disapu angin kencang yang menimpa rumah warga. Di Dusun Jongke, Sendangadi, Mlati, setidaknya terdapat satu rumah warga tertimpa pohon. Kemudian di Dusun Grogol, Margodadi, Seyegan, terdapat enam rumah warga tertimpa pohon.
Warga dan petugas pun langsung bergotong royong me-lakukan pembersihan puingpuing dan menyingkirkan pohon yang tumbang. ”Tadi langsung dibersihkan secara bergotong royong dan selebihnya dilanjutkan besok,” ungkapnya. Hujan deras disertai angin kencang juga mengakibatkan pohon yang ada di pintu masuk Bandara Adisutjipto Yogyakarta tumbang dan menimpa satu mobil Avanza AB 1887 TA warna silver yang terparkir di bawahnya.
Pemilik mobil Nur Hidayat, 32, warga Bumijo 41, Gamping, Sleman, pun berhasil selamat dalam kejadian itu. Selain menimpa mobil, pohon yang tumbang itu juga mengenai seorang pengendara motor Honda Supra AB 2252 EH, yaitu Firdaus, warga Sambilegi Kidul, Depok, Sleman. Korban yang merupakan penjual nasi itu pun langsung dilarikan ke RS Panti Rini.
Genderal Manager Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto Yogyakarta Andi Gunawan Wirson saat dikonfirmasi mem-benarkan adanya kejadian tersebut. Bahkan, akibat hujan deras disertai angin kencang sore kemarin, operasional bandara pun sempat ditutup selama 30 menit. ”Karena cuaca buruk itu, pukul 15.30 sampai 16. 00 WIB bandara sempat ditutup, setelah itu operasional penerbangan di bandara sudah normal,” paparnya.
Sapuan angin kencang mengakibatkan baliho-baliho yang ada di pinggir jalan roboh. Di Jalan Laksda Adisutjipto setidaknya ada dua baliho yang roboh, yakni yang berada di kawasan UIN Sunan Kalijaga dan sebelah timur Ambarukmo Plaza. Pun begitu, kejadian itu tidak sampai mengakibatkan timbulnya korban.
Ary wahyu wibowo/ Muji barnugroho
(ars)