Menumbuhkan UKM, Menyerap Tenaga Kerja
A
A
A
KEBERADAAN minimarket di Indonesia telah menumbuhkan banyak usaha kecil menengah (UKM). Selain itu, dengan banyaknya gerai minimarket yang dibangun, tidak sedikit tenaga kerja yang bisa diserap.
Saat ini Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) memiliki 150 pengusaha. Semua memiliki 26.000 outlet atau gerai minimarket seperti Indomaret, Alfamart, Ceria Mart, dan sejenisnya. Dari seluruh minimarket itu, 35% dimiliki oleh personal atau waralaba pribadi.
Ketua Umum Aprindo Pudjianto mengatakan , Aprindo telah berusia 20 tahun, sudah banyak yang dilakukan oleh asosiasi ini dalam mengadvokasi para peritel, bekerja sama dengan pemerintah, hingga mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan dunia usaha, khususnya peritel. Namun, perkembangan saat ini justru lebih kompleks dibandingkan 20 tahun silam.
Pertumbuhan ekonomi yang terus membaik, peran peritel yang makin kuat, serta masuknya peritel asing ke Indonesia yang berlangsung cukup masif dalam lima tahun terakhir ini jelas tantangan yang tidak mudah. “Pertumbuhan ritel berjaringan hingga toko independen yang tersebar di pelosok Tanah Air pantas untuk disyukuri. Satu ritel kecil saja bisa membuka puluhan lapangan pekerjaan, belum dampak lanjutannya bagi para produsen dan pemasok, pedagang kecil ikut berjualan di sekitar toko,” ujar Pudjianto.
Karena itu, ritel sebenarnya bukanlah entitas bisnis yang dikerjakan oleh para pengusaha besar. Ritel juga milik para pelaku usaha kecil dan menengah. Bila dulu peritel besar dan pedagang usaha kecil menengah sering dibenturkan, kini paradigma itu perlahan mulai mencair.
Sebab, pada dasarnya peritel punya tujuan yang sama yakni mencari rezeki dengan asas persaingan yang sehat. Tidak ada semangat untuk menjegal apalagi mematikan kelompok lain. “Justru, semangat saling bekerja sama itu yang harus ditumbuhkan dan kini terus diperjuangkan oleh para pengurus Aprindo,” katanya.
Presiden Direktur PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) Hans Prawira mengatakan, perseroan sebagai pengelola minimarket Alfamart dan Alfamidi telah menjalankan program pemberdayaan pedagang kecil atau usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Tanggung jawab sosial perusahaan dijalankan melalui Program Outlet Binaan Alfamart Alfamidi (OBA) yang diwujudkan dalam bentuk binaan terhadap warung tradisional yang berada di sekitar toko Alfamart dan Alfamidi.
“Visi perusahaan kami Ingin menjadi jaringan distribusi ritel terkemuka yang dimiliki masyarakat luas dan berorientasi pada pemberdayaan pengusaha kecil. Dalam hal ini perusahaan ingin berperan membantu pemerintah dengan memberdayakan UMKM di Indonesia,” katanya.
Hans menyampaikan, selama ini pihaknya memberikan pelatihan manajemen ritel kepada UMKM, menyuplai produk dengan harga yang kompetitif pada pemilik warung tersebut, hingga memberikan kesempatan pada masyarakat luas untuk menjadi pemasok maupun mengajak berjualan di sekitar toko dengan memanfaatkan space yang ada. “
Pemberdayaan warung tradisional telah dijalankan perusahaan lebih dari 8 tahun, dan kini anggota OBA telah tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali dan Lombok dengan jumlah anggota yang terus bertambah,” papar Hans.
Menurut anggota Komisi VI DPR Hendrawan Supratikno, selain banyak menyerap tenaga kerja, ritel modern lokal juga mampu menumbuhkan pewaralaba dan wirausahawan baru yang terlatih dan memahami prinsip-prinsip mekanisme pasar. Prinsip waralaba yang mengembangkan usaha dengan cepat serta memiliki standardisasi mampu memberikan pengalaman yang baik untuk menjadi wirausahawan.
“Pembinaan terhadap UMKM oleh minimarket juga sebagai sebuah komitmen, dengan membantu pedagang tradisional menjadikannya mitra. Berbagai pelatihan juga diberikan kepada mereka seperti manajemen penyediaan barang, keuangan, “ jelasnya.
Pengamat perkotaan Yayat Supriatna menjelaskan, pemerintah daerah, khususnya DKI Jakarta, telah menentukan agar minimarket yang beroperasi mengakomodir UKM, baik dari sisi penjualan produk ataupun yang terkait dengan penyediaan tempat agar UMKM bisa berjualan.
“Kalau mau berinisiatif menjalin kerja sama, tentu akan bermanfaat bagi UMKM. Tapi sepertinya, belum banyak yang kelihatan,” katanya.
Ilham safutra/ Robi ardianto/Hermansah
Saat ini Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) memiliki 150 pengusaha. Semua memiliki 26.000 outlet atau gerai minimarket seperti Indomaret, Alfamart, Ceria Mart, dan sejenisnya. Dari seluruh minimarket itu, 35% dimiliki oleh personal atau waralaba pribadi.
Ketua Umum Aprindo Pudjianto mengatakan , Aprindo telah berusia 20 tahun, sudah banyak yang dilakukan oleh asosiasi ini dalam mengadvokasi para peritel, bekerja sama dengan pemerintah, hingga mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan dunia usaha, khususnya peritel. Namun, perkembangan saat ini justru lebih kompleks dibandingkan 20 tahun silam.
Pertumbuhan ekonomi yang terus membaik, peran peritel yang makin kuat, serta masuknya peritel asing ke Indonesia yang berlangsung cukup masif dalam lima tahun terakhir ini jelas tantangan yang tidak mudah. “Pertumbuhan ritel berjaringan hingga toko independen yang tersebar di pelosok Tanah Air pantas untuk disyukuri. Satu ritel kecil saja bisa membuka puluhan lapangan pekerjaan, belum dampak lanjutannya bagi para produsen dan pemasok, pedagang kecil ikut berjualan di sekitar toko,” ujar Pudjianto.
Karena itu, ritel sebenarnya bukanlah entitas bisnis yang dikerjakan oleh para pengusaha besar. Ritel juga milik para pelaku usaha kecil dan menengah. Bila dulu peritel besar dan pedagang usaha kecil menengah sering dibenturkan, kini paradigma itu perlahan mulai mencair.
Sebab, pada dasarnya peritel punya tujuan yang sama yakni mencari rezeki dengan asas persaingan yang sehat. Tidak ada semangat untuk menjegal apalagi mematikan kelompok lain. “Justru, semangat saling bekerja sama itu yang harus ditumbuhkan dan kini terus diperjuangkan oleh para pengurus Aprindo,” katanya.
Presiden Direktur PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) Hans Prawira mengatakan, perseroan sebagai pengelola minimarket Alfamart dan Alfamidi telah menjalankan program pemberdayaan pedagang kecil atau usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Tanggung jawab sosial perusahaan dijalankan melalui Program Outlet Binaan Alfamart Alfamidi (OBA) yang diwujudkan dalam bentuk binaan terhadap warung tradisional yang berada di sekitar toko Alfamart dan Alfamidi.
“Visi perusahaan kami Ingin menjadi jaringan distribusi ritel terkemuka yang dimiliki masyarakat luas dan berorientasi pada pemberdayaan pengusaha kecil. Dalam hal ini perusahaan ingin berperan membantu pemerintah dengan memberdayakan UMKM di Indonesia,” katanya.
Hans menyampaikan, selama ini pihaknya memberikan pelatihan manajemen ritel kepada UMKM, menyuplai produk dengan harga yang kompetitif pada pemilik warung tersebut, hingga memberikan kesempatan pada masyarakat luas untuk menjadi pemasok maupun mengajak berjualan di sekitar toko dengan memanfaatkan space yang ada. “
Pemberdayaan warung tradisional telah dijalankan perusahaan lebih dari 8 tahun, dan kini anggota OBA telah tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali dan Lombok dengan jumlah anggota yang terus bertambah,” papar Hans.
Menurut anggota Komisi VI DPR Hendrawan Supratikno, selain banyak menyerap tenaga kerja, ritel modern lokal juga mampu menumbuhkan pewaralaba dan wirausahawan baru yang terlatih dan memahami prinsip-prinsip mekanisme pasar. Prinsip waralaba yang mengembangkan usaha dengan cepat serta memiliki standardisasi mampu memberikan pengalaman yang baik untuk menjadi wirausahawan.
“Pembinaan terhadap UMKM oleh minimarket juga sebagai sebuah komitmen, dengan membantu pedagang tradisional menjadikannya mitra. Berbagai pelatihan juga diberikan kepada mereka seperti manajemen penyediaan barang, keuangan, “ jelasnya.
Pengamat perkotaan Yayat Supriatna menjelaskan, pemerintah daerah, khususnya DKI Jakarta, telah menentukan agar minimarket yang beroperasi mengakomodir UKM, baik dari sisi penjualan produk ataupun yang terkait dengan penyediaan tempat agar UMKM bisa berjualan.
“Kalau mau berinisiatif menjalin kerja sama, tentu akan bermanfaat bagi UMKM. Tapi sepertinya, belum banyak yang kelihatan,” katanya.
Ilham safutra/ Robi ardianto/Hermansah
(ftr)