Galeri Apik Kembali Pamerkan Karya Seniman Tanah Air
A
A
A
JAKARTA - Karya seni koleksi hasil buah tangan sejumlah seniman ternama tanah air kembali gelar. Karya seni yang dipamerkan diantaranya karya asli maestro Basoeki Abdullah, Sudjana Kerton, Le Mayeur, Theo Meier, Lee Man Foong, Widayat, Yarno, Teguh Oestenrik, Chen Liu dan Eddie Hara.
Direktur Galeri Apik, Rahmat menyampaikan, pameran karya seni ini bertajuk, Are you a dealer or broker? joint Exhibition.
Dia menjelaskan, eksibisi kali ini mengusung misi yang tidak jauh beda dengan pameran sebelumnya, yakni menyamakan persepsi antara kolektor, seniman, art dealer, broker, dan galeri untuk kemajuan seni tanah air di mata dunia ke depan.
"Diharapkan bisa menjadi booster guna perbaikan infrastruktur dunia seni di Indonesia," jelasnya dalam keterangan pers yang diterima Sindonews, Sabtu, 14 Februari 2015 malam.
Rakhamat menyebutkan, beberapa lukisan yang dipamerkan itu terdapat karya lama seniman kelahiran Pagar Alam, Sumatera Selatan, Yarno. Karyanya diperebutkan kolektor dunia hingga terjual dengan harga lebih dari Rp300 juta dalam waktu dua tahun.
Beberapa karya Yarno dianggap sesuai disandingkan dengan karya seniman ternama tanah air lainnya, karena dinilai sebagai seniman avant garde dengan keunikan teknik surrealisme tersendiri.
"Artinya, Yarno melalui objek karyanya mampu mendahului tren untuk periode lebih awal dibandingkan saat masa dia berkarya," tandasnya.
Menurutnya, seorang broker, bisa menjual karya seni tanpa harus memiliki dulu. Lanjut dia, fungsinya hanya menjembatani. "Bahkan praktek selama ini, dengan berbekal image soft copy dari foto karya seni di dalam smartphone, bisa langsung dipakai bertransaksi, mencari marjin atau mark up," terangnya.
Direktur Galeri Apik, Rahmat menyampaikan, pameran karya seni ini bertajuk, Are you a dealer or broker? joint Exhibition.
Dia menjelaskan, eksibisi kali ini mengusung misi yang tidak jauh beda dengan pameran sebelumnya, yakni menyamakan persepsi antara kolektor, seniman, art dealer, broker, dan galeri untuk kemajuan seni tanah air di mata dunia ke depan.
"Diharapkan bisa menjadi booster guna perbaikan infrastruktur dunia seni di Indonesia," jelasnya dalam keterangan pers yang diterima Sindonews, Sabtu, 14 Februari 2015 malam.
Rakhamat menyebutkan, beberapa lukisan yang dipamerkan itu terdapat karya lama seniman kelahiran Pagar Alam, Sumatera Selatan, Yarno. Karyanya diperebutkan kolektor dunia hingga terjual dengan harga lebih dari Rp300 juta dalam waktu dua tahun.
Beberapa karya Yarno dianggap sesuai disandingkan dengan karya seniman ternama tanah air lainnya, karena dinilai sebagai seniman avant garde dengan keunikan teknik surrealisme tersendiri.
"Artinya, Yarno melalui objek karyanya mampu mendahului tren untuk periode lebih awal dibandingkan saat masa dia berkarya," tandasnya.
Menurutnya, seorang broker, bisa menjual karya seni tanpa harus memiliki dulu. Lanjut dia, fungsinya hanya menjembatani. "Bahkan praktek selama ini, dengan berbekal image soft copy dari foto karya seni di dalam smartphone, bisa langsung dipakai bertransaksi, mencari marjin atau mark up," terangnya.
(kur)