4S: Senang, Sehat, Santai, dan ....
A
A
A
Kalau sudah bicara soal sepeda, Emirsyah Satar bisa lupa waktu. Pasti ada saja halhal baru dan seru yang dibicarakannya.
Mantan direktur utama Garuda Indonesia ini memang hobi berat bersepeda. Setiap akhir pekan, terutama hari Minggu, Emir pasti ngegowes bersama gengnya, Apache.
Bersama Apache Emir sudah menjelajahi jalanan Ibu Kota hingga medan berat di berbagai lokasi. “Tapi sekarang ini saya sedang sangat menikmati road bike. Mungkin karena dengan mountain bike semua tantangannya sudah ditaklukkan. Hahaha ,” tutur pria kelahiran Jakarta, 28 Juni 1959, ini.
Soal geng sepedanya, Apache, Emir punya cerita sendiri. Geng sepeda yang didirikan Emir bersama dua temannya ini sekarang memiliki sekitar 60 anggota aktif. Ada pengusaha, pengacara, bankir, hingga selebritas. Kenapa namanya Apache? “Ya karena kalau sudah bersepeda sama-sama, mulut kami enggak ada yang bisa diam. Selalu bersuara seperti Indian. Ngobrol atau saling olok-olok sambil bercanda,” jawab penerima anugerah APAC Airline Executive of the Year 2014 ini.
Bagi pria yang berhasil memimpin Garuda Indonesia masuk The Worlds Top 10 Airlines 2013-2014 ini bersepeda bukan lagi sekadar hobi, tapi sudah menjadi semacam “kegilaan”. Tentu “kegilaan” positif dan sangat bermanfaat. Dengan bersepeda, badan selalu bugar, pikiran kembali segar dan jauh dari stres. “Pokoknya 4S: sehat, senang, santai, dan ....,” ungkap Emir tak meneruskan “S” yang terakhir.
“Pokoknya stamina dan vitalitas kita semakin prima,” kata Emir sambil mengepalkan tangan kanannya ke depan. Dia menjelaskan, sering bersepeda dapat membentuk, mengencangkan, memadatkan, sekaligus menguatkan otot dasar panggul, paha, dan otot betis. “Pokoknya daerah-daerah itu. Hehehe,” katanya. Bersepeda, lanjut mantan CEO Niaga Finance Co, Ltd, Hong Kong ini juga salah satu olahraga kardio yang menguatkan jantung. Ini bakal membuat pria “tahan lama”.
Kita pun akan selalu good mood karena jantung memproduksi lebih banyak hormon endorfin. Soal koleksi sepedanya, Emir menyebutkan ada tiga sepeda yang sekarang menjadi andalan, yakni mountain bike merek Scott buatan AS yang dibelinya di Dubai, mountain bike merek Stacante buatan Italia yang dibeli di AS, dan road bike merek Lynskey buatan AS yang dibeli di Singapura. Berbeda dengan Presiden Direktur Hyundai Mobil Indonesia Mukiat Sutikno yang memilih menggeluti hobi bela diri muay thai.
Di balik pembawaannya yang kalem, tidak banyak yang tahu bahwa ternyata Mukiat adalah penggila olahraga bela diri. Dia pernah menyeriusi taekwondo (Korea), karate (Jepang), kyokushinkaikan karate (Jepang), dan terakhir, muay thai (Thailand). Mukiat berkenalan dengan olah raga taekwondo di Singapura saat masih kanak- kanak. Usia sepuluh tahun dia sudah meraih sabuk hitam dan satu.
Mukiat mendalami muay thai ketika pindah ke Australia saat remaja. Mantan managing director General Motors Auto- World Indonesia (GMA) ini rutin berlatih taekwondo dan muay thai berbarengan hingga saat ini. Sekarang pria berusia 43 tahun ini berlatih muay thai dua kali dalam sepekan di salah satu sasana di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Minim sekali orang-orang yang berlatih di sana tahu dia adalah pimpinan puncak sebuah perusahaan besar. Tak jarang Mukiat melakukan latih tanding. Sudah tak terhitung Mukiat mengalami berbagai cedera di kaki, tangan, tulang kering, maupun bagian tubuh lainnya. Mukiat pun sempat merasakan serunya berlatih dengan juara muay thai dunia, Yodsanklai Fairtex, pada Oktober dan Desember 2014.
Menurut dia, muay thai tidak sekadar mengajarkan teknik menendang, memukul dan bertahan. Lebih dari itu, muay thaijugamengajarkankedisiplinan, kepercayaan diri, kesabaran, kesantunan, dan selalu merendah.
“Selain sarat filosofi hidup, olah raga ini juga sarat dengan warna seni karena selalu diiringimusik-musiktradisionalkhas Thailand sebagai dorongan atas gerakan,” katanya. Teknik bergeraknya membuat badan si atlet begitulentur, namunkekuatan yang bisa dikeluarkan sangat luar biasa.
Armydian/Ilham safutra
Mantan direktur utama Garuda Indonesia ini memang hobi berat bersepeda. Setiap akhir pekan, terutama hari Minggu, Emir pasti ngegowes bersama gengnya, Apache.
Bersama Apache Emir sudah menjelajahi jalanan Ibu Kota hingga medan berat di berbagai lokasi. “Tapi sekarang ini saya sedang sangat menikmati road bike. Mungkin karena dengan mountain bike semua tantangannya sudah ditaklukkan. Hahaha ,” tutur pria kelahiran Jakarta, 28 Juni 1959, ini.
Soal geng sepedanya, Apache, Emir punya cerita sendiri. Geng sepeda yang didirikan Emir bersama dua temannya ini sekarang memiliki sekitar 60 anggota aktif. Ada pengusaha, pengacara, bankir, hingga selebritas. Kenapa namanya Apache? “Ya karena kalau sudah bersepeda sama-sama, mulut kami enggak ada yang bisa diam. Selalu bersuara seperti Indian. Ngobrol atau saling olok-olok sambil bercanda,” jawab penerima anugerah APAC Airline Executive of the Year 2014 ini.
Bagi pria yang berhasil memimpin Garuda Indonesia masuk The Worlds Top 10 Airlines 2013-2014 ini bersepeda bukan lagi sekadar hobi, tapi sudah menjadi semacam “kegilaan”. Tentu “kegilaan” positif dan sangat bermanfaat. Dengan bersepeda, badan selalu bugar, pikiran kembali segar dan jauh dari stres. “Pokoknya 4S: sehat, senang, santai, dan ....,” ungkap Emir tak meneruskan “S” yang terakhir.
“Pokoknya stamina dan vitalitas kita semakin prima,” kata Emir sambil mengepalkan tangan kanannya ke depan. Dia menjelaskan, sering bersepeda dapat membentuk, mengencangkan, memadatkan, sekaligus menguatkan otot dasar panggul, paha, dan otot betis. “Pokoknya daerah-daerah itu. Hehehe,” katanya. Bersepeda, lanjut mantan CEO Niaga Finance Co, Ltd, Hong Kong ini juga salah satu olahraga kardio yang menguatkan jantung. Ini bakal membuat pria “tahan lama”.
Kita pun akan selalu good mood karena jantung memproduksi lebih banyak hormon endorfin. Soal koleksi sepedanya, Emir menyebutkan ada tiga sepeda yang sekarang menjadi andalan, yakni mountain bike merek Scott buatan AS yang dibelinya di Dubai, mountain bike merek Stacante buatan Italia yang dibeli di AS, dan road bike merek Lynskey buatan AS yang dibeli di Singapura. Berbeda dengan Presiden Direktur Hyundai Mobil Indonesia Mukiat Sutikno yang memilih menggeluti hobi bela diri muay thai.
Di balik pembawaannya yang kalem, tidak banyak yang tahu bahwa ternyata Mukiat adalah penggila olahraga bela diri. Dia pernah menyeriusi taekwondo (Korea), karate (Jepang), kyokushinkaikan karate (Jepang), dan terakhir, muay thai (Thailand). Mukiat berkenalan dengan olah raga taekwondo di Singapura saat masih kanak- kanak. Usia sepuluh tahun dia sudah meraih sabuk hitam dan satu.
Mukiat mendalami muay thai ketika pindah ke Australia saat remaja. Mantan managing director General Motors Auto- World Indonesia (GMA) ini rutin berlatih taekwondo dan muay thai berbarengan hingga saat ini. Sekarang pria berusia 43 tahun ini berlatih muay thai dua kali dalam sepekan di salah satu sasana di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Minim sekali orang-orang yang berlatih di sana tahu dia adalah pimpinan puncak sebuah perusahaan besar. Tak jarang Mukiat melakukan latih tanding. Sudah tak terhitung Mukiat mengalami berbagai cedera di kaki, tangan, tulang kering, maupun bagian tubuh lainnya. Mukiat pun sempat merasakan serunya berlatih dengan juara muay thai dunia, Yodsanklai Fairtex, pada Oktober dan Desember 2014.
Menurut dia, muay thai tidak sekadar mengajarkan teknik menendang, memukul dan bertahan. Lebih dari itu, muay thaijugamengajarkankedisiplinan, kepercayaan diri, kesabaran, kesantunan, dan selalu merendah.
“Selain sarat filosofi hidup, olah raga ini juga sarat dengan warna seni karena selalu diiringimusik-musiktradisionalkhas Thailand sebagai dorongan atas gerakan,” katanya. Teknik bergeraknya membuat badan si atlet begitulentur, namunkekuatan yang bisa dikeluarkan sangat luar biasa.
Armydian/Ilham safutra
(ars)