Kongres PAN Dijamin Tak Lahirkan Partai Baru

Minggu, 15 Februari 2015 - 09:52 WIB
Kongres PAN Dijamin Tak Lahirkan Partai Baru
Kongres PAN Dijamin Tak Lahirkan Partai Baru
A A A
JAKARTA - Persaingan ketat antara Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan di Kongres Partai Amanat Nasional (PAN) mendatang dinilai tidak akan menimbulkan perpecahan kader.

Kandidat yang kalah diyakini akan mendukung ketua umum yang terpilih dan tidak akan membentuk partai sempalan. Ketua Umum DPP Matahari Nusantara (Matara) Bima Arya Sugiarto memastikan tren konflik internal yang terjadi di sejumlah partai besar pada saat pemilihan ketua umum (ketum) tidak akan terjadi di PAN. ”Tidak akan ada PAN perjuangan, tidak akan lahir partai baru, siapa pun ketua umum yang jadi, PAN akan tetap solid,” ujarnya di Jakarta kemarin.

Menurut kader PAN yang juga wali kota Bogor ini, partainya memiliki tokoh-tokoh senior seperti Hatta Rajasa dan Amien Rais yang punya pengalaman politik matang sehingga akan selalu dewasa dalam menyikapi perbedaan. Sebagai bagian dari pendiri partai berlambang matahari terbit itu, para tokoh senior tersebut diyakini akan menjadi pemersatu yang dapat menjaga internal partai tetap kondusif dan solid.

”Rasionalitas menjadi pegangan kita semua. Rasionalitas menjadi dasar berpolitik kita, jadi tidak akan terjadi konflik selama kita berpegang pada itu,” ungkapnya. Sebagai kader muda PAN, Bima Arya mewakili Matara, bersama Garda Muda Nasional (GMN), Penegak Amanat Reformasi Rakyat (Parra), dan Pandu Indonesia, mendeklarasikan dukungan untuk Hatta Rajasa sebagai ketua umum PAN periode 2015-2020 kemarin.

Hatta dinilai sebagai calon ketua umum paling tepat karena sejalan dengan semangat generasi muda PAN. Bima memandang Hatta semasa kepemimpinannya di PAN telah memberikan ruang yang sangat luas untuk regenerasi sehingga kader muda dapat berkembang. ”Hatta tokoh yang diterima berbagai kalangan karena loyalitas dan prestasinya,” ujarnya.

Wakil Ketua Umum DPP PAN Dradjad Wibowo menilai Hatta Rajasa telah membuktikan keseriusannya dalam menggarap kader muda PAN untuk menjadi pemimpin. Itu antara lain terlihat pada lahirnya empat organisasi otonom di era Hatta.

”Saleh Daulay sebagai tokoh pemuda Muhammadiyah juga diperjuangkan sampai menjadi ketua Komisi VIII DPR. Juga banyak calon anggota legislatif PAN dari kader muda. Bima Arya juga didorong hingga sukses menjadi wali kota Bogor,” katanya. Pada Kongres PAN yang akan diselenggarakan di Bali pada 28 Februari-3 Maret 2015, Dradjad memastikan akan terjadi persainganketatdalammerebutdukungan pemilik suara.

Namun, dia yakin tidak akan terjadi aklamasi meskipun Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Amien Rais mendukung Zulkifli Hasan. ”Tidak akan bisa dilakukan aklamasi jika itu diarahkan pada Zulkifli,” ujarnya. Dradjad juga menjelaskan tidak akan terjadi perpecahan dalam internal PAN terkait hasil kongres. Pasalnya, Hatta Rajasa dianggap sebagai tokoh pemersatu yang piawai menangani konflik. Itu dibuktikan dengan kemampuannya menjembatani konflik antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP).

”Filosofi Pak Hatta itu tidak ada lawan dalam politik, semua kawan, yang ada adalah pesaing. Persaingan adalah hukum alam. Tergantung kita akan menjadikan persaingan itu destruktif atau persahabatan. Kongres PAN akan berpegang pada friendly competition,” katanya.

khoirul muzakki
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6279 seconds (0.1#10.140)