Perang di Twitter Berujung Adu Jotos

Jum'at, 13 Februari 2015 - 10:26 WIB
Perang di Twitter Berujung...
Perang di Twitter Berujung Adu Jotos
A A A
JAKARTA - Berawal dari perdebatan soal kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai mobil nasional (mobnas) yang menggandeng Malaysia, dua pemilik akun yakni @panca66 dan @redinparis saling adu pendapat di media sosial Twitter hingga berujung duel.

Perdebatan tersebut dianggap @redinparis sudah selesai, namun belakangan malah melebar. ” Kemudian @panca66 melakukan beberapa re-tweet yang diarahkan ke akun saya dan ngotot mengatakan saya salah,” kata Roysepta Abimanyu, pemilik akun @redinparis, yang dikutip dari akun blogspot miliknya kemarin. Cipta Panca Laksana, pemilik akun @panca66, menganggap @redinparis melakukan teror dan menantangnya untuk berkelahi.

Dalam prosesnya, Abimanyu berusaha bertemu secara damai, tapi ditolak. Dia sudah berupaya mengomunikasikan jalan keluar. Ini upaya terbaik untuk mencari jalan tengah, namun sayang tidak ditanggapi Panca. Akhirnya terjadi perkelahian di Senayan, Jakarta Pusat. Dalam perkelahian tersebut, Abimanyu mengakui kekalahannya. Melalui laman blogspot miliknya, Abimanyu mengaku tidak dendam seusai perkelahian tersebut.

”Saya kalah berkelahi buat saya tidak masalah. Di saat beberapa kali pukulan menghujam wajah, saya tidak katakan ampun sedikit pun,” ucapnya. Abimanyu juga berjanji tidak membawa masalah ini ke ranah hukum. Sebaliknya, dia mengucapkan selamat kepada Panca dan rekan-rekannya.

”Semoga sukses dan ketenangan hidup selalu menyertai Anda sekalian,” kata Abimanyu menutup klarifikasi perkelahian itu. Twitwar yang berujung perkelahian di dunia nyata sangat disayangkan oleh pihak kepolisian. Memang tidak ada laporan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya, namun tindak kekerasan sangat tidak dibenarkan.

”Iya ini disayangkan. Beda pendapat itu suatu hal yang wajar, tapi jangan sampai adu otot,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul. Dia khawatir perkelahian seperti yang dilakukan pemilik akun @panca66 dan @redinparis mengakibatkan salah satu pihak mengalami luka-luka. ”Kalau sudah sama-sama emosi, bukan tidak mungkin memukul hingga mengakibatkan salah satunya luka-luka atau paling parah meninggal dunia,” ucapnya.

Menurut dia, pada era demokrasi ini semua orang bebas menyampaikan pendapatnya. Namun, dia juga mengimbau agar penyampaian pendapat tidak memprovokasi atau memancing permusuhan. ”Berpendapat tidak masalah asal santun. Jangan sampai berpendapat apalagi dilakukan di media sosial menyinggung orang lain atau mencemarkan nama baik orang lain karena sekarang ada UU ITE,” tutur mantan kabid humas Polda Jawa Barat itu.

Maka itu, gunakanlah media sosial dengan bijak. Pengamat sosial budaya dari Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati, mengatakan, beberapa kalangan manusia di era modern sudah salah kaprah memaknai komunikasi. Mereka tidak tahu bagaimana cara berkomunikasi secara langsung atau melalui dunia maya. Prinsip dasar dari komunikasi adalah jangan berkomentar jika tidak memahami duduk persoalan.

Namun, manusia modern saat ini memiliki fantasi dan persepsi masingmasing atas sebuah persoalan. ”Manusia modern memang dipermudah dengan teknologi, tapi mereka sering melupakan prinsip dasar komunikasi sehingga mereka sering bebas berkomentar tanpa tahu persoalan,” ujarnya.

Helmi syarif/ R ratna purnama sindonews
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9631 seconds (0.1#10.140)