Banjir Mengancam hingga Maret

Kamis, 12 Februari 2015 - 10:02 WIB
Banjir Mengancam hingga...
Banjir Mengancam hingga Maret
A A A
JAKARTA - Masyarakat harus tetap mewaspadai ancaman banjir. Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hari ini (Kamis) cuaca di Jabodetabek akan diwarnai dengan intensitas hujan cukup tinggi.

Kondisi ini diperparah dengan air pasang yang akan menggenangi sebagian kawasan Jakarta Utara. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahkan mengingatkan ancaman banjir hingga Maret mendatang. Kepala Subbidang Informasi BMKG Hari Tirto mengatakan, curah hujan yang akan mengguyur Ibu Kota hari ini sama dengan Senin (9/2) lalu, yakni mencapai 361 milimeter. Adapun rob biasa terjadi dua hari dalam sebulan bertepatan dengan bulan purnama.

”Cuaca buruk dan air pasang. Itu wajar terjadi, jadi jangan terlalu dibesar-besarkan agar tidak timbul keresahan di masyarakat,” ujar Hari kemarin. Peringatan sama disampaikan BNPB. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho meminta warga Ibu Kota untuk meningkatkan upaya mitigasi bencana mengingat ancaman banjir di DKI Jakarta masih akan berlangsung hingga akhir Maret 2015. ”Jadi warga harus tetap waspada,” ujar Sutopo di Jakarta kemarin.

Dia menuturkan, BMKG telah menginformasikan bahwa potensi curah hujan yang lebih besar masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan, terutama di daerah hulu Jakarta, yakni Depok dan Bogor. ”Dengan tingginya curah hujan di hulu ini memperbesar debit air yang masuk di Jakarta (banjir kiriman), ditambah debit air dari hujan lokal yang terjadi seperti beberapa hari lalu,” ujarnya.

Sutopo lantas memprihatinkan drainase di Ibu Kota yang tidak cukup untuk menampung curah hujan dengan kapasitas tinggi. Menurut dia, banjir pada 8 Februari bukan disebabkan luapan sungai-sungai besar tapi karena drainasenya sudah tidak bisa menampung hujan yang turun terus-menerus. Saluran air di Jakarta, lanjutnya, hanya mampu mengalirkan hujan 50-60 milimeter per hari, sedangkan pada tanggal tersebut curah hujan mencapai 177 milimeter per hari.

Sementara pada saat sama, Sungai Ciliwung, Sungai Cisadane, Sungai Pesanggrahan, Sungai Sunter, dan Sungai Angke dinyatakan dalam kondisi aman, di mana kenaikan air hanya mencapai siaga tiga. ”Oleh karena itu, saluransaluran air yang menjadi masalah, bukan air sungai yang tumpah ke permukaan. Dengan curah hujan yang ekstrem, otomatis kapasitas air akan berlebih sehingga drainase yang ada tidak mampu menampung dan akhirnya ada aliran permukaan,” ujarnya.

Sementara itu, meski curah hujan dua hari belakangan relatif rendahnya, ternyata banjir di Jakarta semakin meluas. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Denny Wahyu mengungkapkan, sejak Senin (9/2) hingga kemarin belum ada pengurangan dari titik-titik banjir. Bahkan jika pada Selasa (10/2) banjir merendam 303 RW, kemarin sedikitnya ada 323 RW dengan jumlah pengungsi 14.628 jiwa, dari sebelumnya hanya sekitar 5.986 jiwa.

”Banjir semakin meluas karena limpahan dari Bogor dan Depok. Diperkirakan pada 12- 13 Februari mendatang, banjir akan semakin meluas. Kami akan terus pantau perkembangannya,” jelasnya. Data BPBD menyebut titik banjir tersebar di semua wilayah Jakarta. Di wilayah barat, tercatat 24 kelurahan terendam banjir dengan pengungsi sekitar 6.906 jiwa. Mereka ini ditampung di 66 lokasi pengungsian.

Sedangkan di Jakarta Utara, sedikitnya ada 18 kelurahan yang terendam dengan jumlah pengungsi 4.876 jiwa yang ditampung di 36 lokasi pengungsian. Adapun di Jakarta Timur sedikitnya ada 16 kelurahan yang terendam banjir dengan jumlah pengungsi sekitar 1.119 jiwa. Mereka ditampung di lima lokasi pengungsian.

”Untuk di Jakarta Selatan ada 22 kelurahan, dengan jumlah pengungsi sebanyak 513 jiwa. Di Jakarta Pusat ada 8 kelurahan dengan jumlah pengungsi 1.212 jiwa, seperti di Kelurahan Galur, Johar Baru, Serdang, Gondangdia,” jelasnya. Untuk penanganan banjir Jakarta ini, kemarin BNPB mengimbau Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok segera menetapkan status darurat banjir bagi wilayah Ibu Kota. Dengan status darurat, penanganan korban banjir di lapangan akan lebih cepat.

”Ini untuk kemudahan proses bekerja BNPB di lapangan,” kata Sutopo seusai menghadiri rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo dan pejabat terkait soal banjir. Dia menuturkan, sesuai undang- undang, kepala daerahlah yang menetapkan status darurat bencana. Menurut Sutopo, kalau tidak ada status jelas maka tidak ada anggaran, sedangkan di sisi lain masyarakat sudah berteriak.

”Kalau soal anggaran kan ada BPKP dan BPK. Ada transparansi. Nyatanya daerah lain lancar penanggulangannya,” tambah Sutopo. Ahok yang juga hadir dalam rapat terbatas di Istana Negara menyatakan status banjir di Jakarta adalah genangan. ”Kata Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup itu status genangan, bukanbanjir,” katanya singkat.

Masih Semrawut

Kondisi lalu lintas di wilayah barat dan utara masih semrawut. Seperti di persimpangan Grogol, Jakarta Barat, matinya lampu merah di kawasan itu serta genangan di beberapa titik, membuat kondisi lalu lintas menjadi semrawut. Flyover danlampumerah yang seharusnya mampu mengatasi macet lalu lintas, mendadak menjadi terminal bayangan oleh sejumlah Metromini dan angkutan perkotaan lainnya.

Begitu pun kondisi Jalan Daan Mogot arah dari Cengkareng- Grogol, tepatnya setelah flyover. Banjir yang melanda sejak Selasa (10/2) di Pasar Cengkareng, membuat sebagian pedagang mulai berdagang di pinggir Jalan Daan Mogot. Akibatnya arus lalu lintas di kawasan itu mulai tersendat hingga menyebabkan macet sampai depan Halte Pesakih Transjakarta. Adapun di Jalan Ring Road Barat kawasan Rawa Buaya, akibat genangan di kawasan itu, membuat arus lalu lintas tidak keruan.

Kendaraan baik roda dua maupun roda empat nekat melawan arah, menuju jalan tol Prof Soedyatmo yang sengaja dibuka untuk kendaraan roda dua sejak Senin (9/2) malam. Sementara di Kelapa Gading, lalu lintas yang sebelumnya tersendat dan terhenti karena banjir, hingga hari ini berangsur membaik.

Bima setiyadi/ Ridwansyah/ yan yusuf
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8096 seconds (0.1#10.140)