Peran Penting ASEAN bagi Jepang

Kamis, 12 Februari 2015 - 10:04 WIB
Peran Penting ASEAN...
Peran Penting ASEAN bagi Jepang
A A A
TOKYO - Penyelesaian damai konflik Laut China Selatan (LCS) antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan China menjadi indikasi penting bagi Jepang.

Saat ini Negeri Matahari Terbit itu juga sedang menghadapi konflik perebutan wilayah dengan China. Kedua negara tersebut memperebutkan gugusan pulau di kawasan Laut China Timur yang disebut Senkaku oleh Jepang dan Diaoyu oleh Negeri Panda.

“Kalau China dan ASEAN bisa mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan konflik Laut China Selatan secara damai, maka itu menjadi indikasi penting bagi Jepang dalam menyelesaikan konflik Laut China Timur,” ungkap Akiyama Kohei, Deputi Direktur Divisi Kebijakan Keamanan Nasional Kementerian Luar Negeri Jepang, di sela pertemuan dengan jurnalis ASEAN di Tokyo pada Senin (9/2).

Dalam pandangan Kohei, jika konflik Laut China Selatan bisa diselesaikan secara damai, Jepang pun yakin mereka bisa menyelesaikan konflik dengan China dengan cara yang sama. Untuk itu, dia sangat berharap ASEAN bisa satu suara dalam menghadapi konflik tersebut. “Satu suara ini bukan berarti kritik dan juga bukan perang terhadap China. Tapi seharusnya mereka lebih sering melakukan diskusi bebas untuk penyelesaian konflik ini,” ujar Kohei. Penyelesaian konflik ini dirasa cukup penting.

Apalagi, aktivitas di kawasan itu kian meningkat. Kabar terakhir, seperti dikutip dari IHS Maritime 360, China melaporkan telah menemukan cadangan gas alam besar di bawah kawasan Laut China Selatan. Penemuan itu terjadi di sekitar 150 km arah selatan Provinsi Hainan, China. Menurut China National Offshore Oil Corp (CNOOC), ladang gas itu diperkirakan mengandung lebih dari 100 miliar meter kubik cadangan gas alam.

Sementara itu, di level ASEAN, pembahasan isu Laut China Selatan sering mengemuka. Salah satunya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Naypyidaw, Myanmar, November lalu. Isu Laut China Selatan menjadi krusial bagi ASEAN lantaran beberapa anggota di kawasan terlibat langsung, seperti Filipina dan Vietnam. Negara-negara di Asia Tenggara berharap dapat menyelesaikan isu itu di atas melalui code of conduct .

Para pemimpin negara ASEAN juga secara signifikan mencari jalan keluar dalam menyelesaikan tersebut. Denzil Abel dari Myanmar Institute of Strategic and International Studies mengatakan, bersatunya ASEAN dan China akan menguntungkan karena kedua belah pihak akan semakin saling percaya.

Kenyataannya, ASEAN, terutama Filipina dan Vietnam, sering bersitegang dengan China karena sengketa itu. China hampir mengklaim seluruh Laut China Selatan. Buktinya, mereka membangun proyek penambangan minyak dan gas yangdisebutFilipinailegalkarena berada di wilayah Filipina. Protes serupa juga pernah dilontarkan Vietnam. Akibatnya hubungan Filipina, termasuk Vietnam, dengan China memanas.

Dengan perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini, Jepang sangat ingin melihat ASEAN yang stabil karena blok ini adalah salah satu mitra dagang mereka yang paling utama saat ini. “Saya yakin dengan peningkatan demokrasi dan ekonomi, ASEAN yang makmur dan stabil itu penting,” ucap dia. Pekan lalu Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani menyatakan, Tokyo bisa melakukan patroli di Laut China Selatan.

Tapi, menurut Kohei, patroli ini adalah untuk menjaga keamanan wilayah itu dari gangguan keamanan seperti bajak laut dan bukancampurtanganJepangdalam konflik tersebut. Sejauh ini, Jepang juga telah membantu keamanan maritim kawasan negara ASEAN dengan memberikan sejumlah kapal patroli kepada Indonesia, Vietnam dan Filipina. Tahun ini Jepang akan menjadi salah satu tuan rumah (cohost ) pertemuan ASEAN Regional Forum (ARF) bersama Malaysia sebagai ketua ASEAN.

Pertemuan di Tokyo akan digelar April mendatang. Isu penting yang bakal dibahas dalam pertemuan ini antara lain adalah konflik Laut China Selatan, perkembangan Korea Utara dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Laporan Wartawan Koran Sindo
Alvin Masrifah
Jepang
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7873 seconds (0.1#10.140)