Dua Wilayah Jakarta Semrawut

Rabu, 11 Februari 2015 - 12:36 WIB
Dua Wilayah Jakarta...
Dua Wilayah Jakarta Semrawut
A A A
JAKARTA - Belum surutnya genangan di sejumlah titik di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara membuat lalu lintas di dua wilayah tersebut semrawut.

Selain beberapa akses jalan tidak dapat dilalui, masyarakat banyak pun memanfaatkan beberapa halte busway dan bibir jalan sebagai tempat pengungsian. Dari pantauan KORAN SINDO, beberapa akses jalan utama di Jakarta Barat yang terputus antara lain Jalan Daan Mogot, Jalan Tubagus Angke, Jalan Kyai Tapa, Jalan Latumenten, ring road barat, Jalan Panjang Kedoya, dan Jalan S Parman (Tanjung Duren-Grogol).

Demi menghindari banjir, banyak kendaraan roda dua mulai menggunakan akses jalan tol. Kondisi jauh lebih parah terjadi di Jakarta Utara. Beberapa akses jalan utama, di antaranya RE Martadinata, Benyamin Sueb, Sunter, Boulevard Gading, Yos Sudarso hingga Cakung-Cilincing, hampir tidak bisa dilalui. Sudin Tata Air Jakarta Utara memastikan banjir di Jakarta Utara melanda semua kecamatan.

Terputusnya akses jalan benar-benar merepotkan pengguna jalan, terutama para pekerja kantor. Mereka harus melewati akses lain yang lebih jauh. Yudho Setiabudi, 34, pengguna sepeda motor asal Cikokol, Tangerang, Banten mengaku terpaksa harus berputar melalui tol Sedyatmo (Jakarta- Soekarno Hatta)-Jalan Kembangan- Jalan Pesanggrahan hingga tembus Kedoya. Langkah ini diambil karena Jalan Daan Mogot, Jalan Tubagus Angke, dan Jalan Panjang Kedoya terendam.

Akibatnya, perjalanan yang biasa dia tempuh selama 1,5 jam menuju kawasan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan menjadi 3 jam. “Ya mau gimana lagi, Jalan Daan Mogot nggak bisa lewat karena genangan sudah tinggi, jadi kita harus muter lewat jalanitu,” ujarYudhosaat ditemui di Jalan Pesanggrahan kemarin.

Syeila Nasution, 25, warga asal Koja, Jakarta Utara, mengungkapkan banjir di Jalan Yos Sudarso selain membuat dia harus merogoh kocek lebih dalam, juga menjadikan jarak tempuh perjalanannya bertambah. “Saya harus muter-muter jalan terlebih dahulu untuk sampai ke jalan tol (Wiyoto Wiyono) lingkar luar itu. Belum lagi keluar tol, selain banjir harus macet pula,” ungkap wanita yang bekerja di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, ini.

Kepala Sudin Tata Air Jakarta Barat Henry Dunant menuturkan, ada tiga titik lokasi banjir di wilayahnya yang mengalami banjir terparah, yakni Jalan Kyai Tapa, Jalan Taman Ratu, dan Jalan Tanjung Duren. Untuk mengatasi persoalan tersebut, pihaknya menyiapkan pompa untuk menyedot air yang menggenangi kawasan tersebut. “Untuk sementara fokus di Grogol dulu. Grogol banjirnya parah. Kita sudah siapkan enam pompa di lokasi tersebut. Dari depan Mal Citraland sampai Jalan Kyai Tapa sudah kita pasang pompa,” ucapnya.

Dia menuturkan, banjir di Jalan Kyai Tapa sampai Jalan S Parman akibat luapan Kali Grogol dan sumbatan di tali-tali air. Kepala Sudin Tata Air Jakarta Utara Kasna mengaku telah menyiapkan empat mobil pompa berukuran 300 liter per detik untuk mengurangi genangan air, terutama di Kelapa Gading.

Dia mengklaim banjir di Kelapa Gading disebabkan ketidakmampuan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) menyelesaikan tanggul sepanjang 2 km hingga air sungai tumpah ke jalan di kawasan tersebut. “Ya hampir semua kecamatan terendam. Pluit juga kan banjir,” jelasnya.

Banjir di Tangerang Meluas

Sementara itu, banjir di wilayah Kota Tangerang meluas. Senin (9/2), banjir hanya merendam rumah 400 kepala keluarga (KK) di Perumahan Total Persada, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang. Namun kemarin banjir terdapat di sejumlah titik seperti di jalan depan Perumahan Puri Beta dan Jalan KH Hasyim Ashari, depan Perumahan Ciledug Indah.

Ketinggian air terus naik sejak Senin (9/2) malam hingga siang kemarin, mencapai 1 meter. Hal itu menyebabkan jalan yang menjadi penghubung Kota Tangerang dan DKI Jakarta terputus. Cipondoh Makmur juga tergenang setinggi 30 cm. Selain itu, air Situ Cipondoh meluap ke jalanan.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, ada 12 titik banjir. Ke-12 titik tersebut adalah Perumahan Total Persada, Purati, Periuk Damai, Periuk Jaya, Pondok Arum, Candulan, Pinang Griya, Ciledug Indah 1 dan 2, Kompleks DDN, Wisma Tajur, Puri Kartika, serta Taman Elang.

“Ketinggian bervariasi, paling tinggi di Total Persada yang mencapai 3 meter dan Candulan 2 meter. Adapun Ciledug Indah 1 dan 2 sekitar 1,5 meter, lalu di Perumahan Purati ketinggian air mencapai 1 meter,” kata Sekretaris BPBD Kota Tangerang Rahmat Hendra.

Berlawanan dengan Kota Tangerang, banjir mulai surut di Kota Bekasi. Kemarin banjir hanya terjadi di Perumahan Dosen IKIP, Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi dengan ketinggian air hingga 1 meter. Perumahan ini memang langganan banjir. Hal ini karena sungai di sebelah perumahan tidak mampu menampung debit air.

Yan Yusuf/ Denny Irawan/ Abdullah M Surjaya
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6513 seconds (0.1#10.140)