Abbott Lolos Mosi Tidak Percaya
A
A
A
SYDNEY - Spekulasi kemunduran Tony Abbott dari posisi perdana menteri (PM) Australia segera berakhir. Dalam voting terkait mosi tidak percaya kepemimpinan Abbott kemarin dia meraih dukungan 61 suara anggota Partai Liberal.
Dalam wawancara dengan ABC, Minggu (8/2), Abbott mengatakan, pengajuan mosi tidak percaya terhadap kinerjanya dianggap sebagai pengalaman berharga. ”Saya bertekad untuk belajar dari pengalaman ini dan menjadikan tahun ini lebih baik dari tahun lalu,” tutur Abbott, dikutip AFP .
Sebelumnya posisi Abbott di kursi tertinggi pemerintahan Australia selama 17 bulan sempat digoyang. Sejumlah kebijakan Abbott dianggap tidak memuaskan, terutama di bidang ekonomi. Salah satu kebijakan yang menjadi pro-kontra adalah tarif pajak batu bara dan karbon. Anggota parlemen Partai Liberal Luke Simpkins mengusulkan mosi tidak percaya atas kebijakan Abbott.
Usulan itu mendapatkan dukungan dari anggota parlemen lain, Don Randall. Namun, sebelum mosi tidak percaya dijalankan, anggota parlemen Partai Liberal perlu melakukan voting internal terlebih dahulu. ”Partai Liberal telah menggelar pertemuan. Kami sudah mengumpulkan suara melalui voting yang sudah diatur sebagaimana mestinya di dalam partai. Hasilnya sangat jelas, sebanyak 61 orang mengatakan tidak, sedangkan 39 orang mengatakan ya,” papar Ketua Dewan Pembina Partai Liberal Philip Ruddoc.
Menurut Ruddoc, dari hasil voting yang diikuti 101 anggota parlemen Partai Liberal itu, kekosongan PM tidak akan terjadi tahun ini. ”Bagi saya, sepertinya masalah sudah selesai,” kata Ruddoc. Pekan lalu beberapa anggota parlemen dari pihak oposisi mengungkapkan kekecewaan terhadap Abbott. Sekitar 68% dari 1.178 orang yang diwawancarai mengaku tidak puas dengan kinerja Abbott. Pamor Abbott tertinggal jauh dari Menteri Komunikasi Malcolm Turnbull.
Abbott tidak langsung memberikan komentar mengenai hasil voting internal ini. Situasi politik di Australia masih belum reda. ”Partai Liberal telah mengatasi mosi. Sekarang permasalahan ini sudah berakhir,” kata Abbott kepada wartawan, dikutip Reuters .
”Kami pikir ketika Anda memilih seorang pemerintah, ketika Anda memilih seorang PM, Anda patut mempertahankan pemerintah dan PM yang Anda pilih,” pungkas Abbott. Sebelum voting internal digelar, Abbott juga menegaskan dirinya tidak akan mundur dari kursi pemerintahan. ”Pemerintah yang terpilih harus berlanjut. Untuk membersihkan noda buruh dan memastikan keamanan ekonomi masyarakat Australia, pemerintah akan fokus pada pekerjaannya dan pertumbuhan ekonomi,” sebut Abbott.
Para ahli menilai, meski lolos dalam voting internal Partai Liberal, Abbott akan tetap mendapatkan beragam tantangan sebab kepercayaan publik terhadap Abbott mulai luntur. Dia dituntut untuk dapat membangun citra baru. ”Bagi saya, ini masih belum stabil sebab 40% partai Abbott tidak percaya pada dia,” kata Rod Tiffen, profesor ilmu politik Universitas Sydney. Tiffen mengatakan, tekanan terhadap Abbott tidak akan berhenti. Spekulasi mengenai pengunduran dirinya tetap akan ada.
Tentu sampai Abbott mundur sesuai keinginan para anggota anti-Abbott. Apalagi, kini Abbott memiliki saingan yang lebih berat yakni Turnbull yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dampak yang dirasakan Abbott sebenarnya sudah terasa. Pamornya dalam pemilihan umum PM pada 14 Januari 2017 sudah menurun. Dalam situs judi dalam jaringan (daring) Sportingbet.com.au , Turnbull menjadi kandidat paling favorit.
Dia berada di depan Abbott dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Julie Bishop. Turnbull, begitu pun dengan Bishop, tidak menantang Abbott secara langsung meski sebagian besar masyarakat Australia fokus pada Turnbull sebagai kandidat pengganti Abbott. Berdasarkan hasil jajak pendapat, pendukung perdagangan karbon dan pernikahan gay itu konsisten disebut lebih pantas menjadi ketua Partai Liberal.
Muh shamil
Dalam wawancara dengan ABC, Minggu (8/2), Abbott mengatakan, pengajuan mosi tidak percaya terhadap kinerjanya dianggap sebagai pengalaman berharga. ”Saya bertekad untuk belajar dari pengalaman ini dan menjadikan tahun ini lebih baik dari tahun lalu,” tutur Abbott, dikutip AFP .
Sebelumnya posisi Abbott di kursi tertinggi pemerintahan Australia selama 17 bulan sempat digoyang. Sejumlah kebijakan Abbott dianggap tidak memuaskan, terutama di bidang ekonomi. Salah satu kebijakan yang menjadi pro-kontra adalah tarif pajak batu bara dan karbon. Anggota parlemen Partai Liberal Luke Simpkins mengusulkan mosi tidak percaya atas kebijakan Abbott.
Usulan itu mendapatkan dukungan dari anggota parlemen lain, Don Randall. Namun, sebelum mosi tidak percaya dijalankan, anggota parlemen Partai Liberal perlu melakukan voting internal terlebih dahulu. ”Partai Liberal telah menggelar pertemuan. Kami sudah mengumpulkan suara melalui voting yang sudah diatur sebagaimana mestinya di dalam partai. Hasilnya sangat jelas, sebanyak 61 orang mengatakan tidak, sedangkan 39 orang mengatakan ya,” papar Ketua Dewan Pembina Partai Liberal Philip Ruddoc.
Menurut Ruddoc, dari hasil voting yang diikuti 101 anggota parlemen Partai Liberal itu, kekosongan PM tidak akan terjadi tahun ini. ”Bagi saya, sepertinya masalah sudah selesai,” kata Ruddoc. Pekan lalu beberapa anggota parlemen dari pihak oposisi mengungkapkan kekecewaan terhadap Abbott. Sekitar 68% dari 1.178 orang yang diwawancarai mengaku tidak puas dengan kinerja Abbott. Pamor Abbott tertinggal jauh dari Menteri Komunikasi Malcolm Turnbull.
Abbott tidak langsung memberikan komentar mengenai hasil voting internal ini. Situasi politik di Australia masih belum reda. ”Partai Liberal telah mengatasi mosi. Sekarang permasalahan ini sudah berakhir,” kata Abbott kepada wartawan, dikutip Reuters .
”Kami pikir ketika Anda memilih seorang pemerintah, ketika Anda memilih seorang PM, Anda patut mempertahankan pemerintah dan PM yang Anda pilih,” pungkas Abbott. Sebelum voting internal digelar, Abbott juga menegaskan dirinya tidak akan mundur dari kursi pemerintahan. ”Pemerintah yang terpilih harus berlanjut. Untuk membersihkan noda buruh dan memastikan keamanan ekonomi masyarakat Australia, pemerintah akan fokus pada pekerjaannya dan pertumbuhan ekonomi,” sebut Abbott.
Para ahli menilai, meski lolos dalam voting internal Partai Liberal, Abbott akan tetap mendapatkan beragam tantangan sebab kepercayaan publik terhadap Abbott mulai luntur. Dia dituntut untuk dapat membangun citra baru. ”Bagi saya, ini masih belum stabil sebab 40% partai Abbott tidak percaya pada dia,” kata Rod Tiffen, profesor ilmu politik Universitas Sydney. Tiffen mengatakan, tekanan terhadap Abbott tidak akan berhenti. Spekulasi mengenai pengunduran dirinya tetap akan ada.
Tentu sampai Abbott mundur sesuai keinginan para anggota anti-Abbott. Apalagi, kini Abbott memiliki saingan yang lebih berat yakni Turnbull yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dampak yang dirasakan Abbott sebenarnya sudah terasa. Pamornya dalam pemilihan umum PM pada 14 Januari 2017 sudah menurun. Dalam situs judi dalam jaringan (daring) Sportingbet.com.au , Turnbull menjadi kandidat paling favorit.
Dia berada di depan Abbott dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Julie Bishop. Turnbull, begitu pun dengan Bishop, tidak menantang Abbott secara langsung meski sebagian besar masyarakat Australia fokus pada Turnbull sebagai kandidat pengganti Abbott. Berdasarkan hasil jajak pendapat, pendukung perdagangan karbon dan pernikahan gay itu konsisten disebut lebih pantas menjadi ketua Partai Liberal.
Muh shamil
(ars)