Menko PMK Targetkan Masalah Gizi Tuntas 2019

Selasa, 10 Februari 2015 - 10:19 WIB
Menko PMK Targetkan Masalah Gizi Tuntas 2019
Menko PMK Targetkan Masalah Gizi Tuntas 2019
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani mengatakan, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menargetkan perbaikan masalah gizi harus bisa diselesaikan dalam waktu lima tahun hingga 2019.

Gizi menjadi salah satu kunci pembangunan karakter masyarakat. “Pembangunan manusia Indonesia yang berkarakter dan unggul tersebut salah satunya ditentukan oleh kecukupan gizi,” kata Puan saat menyampaikan a rahannya dalam acara Diseminasi G l o b a l Nutrition Report di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Jakarta, kemarin.

Puan menjelaskan, masalah kekurangan gizi di Indonesia disebabkan berbagai faktor. Selain faktor kemiskinan, faktor seperti kesehatan, pangan, pendidikan, air bersih, keluarga berencana, dan berbagai faktor terkait lainnya juga menjadi penyebab masalah gizi buruk di Indonesia. Karena itu, kata Puan, seluruh kementerian dan lembaga negara akan dilibatkan untuk menuntaskan masalah gizi buruk di Indonesia.

Tanpa ada sinergi antarlembaga negara, masalah gizi buruk tidak akan pernah selesai. Puan menjelaskan, pemerintah dalam program percepatan perbaikan gizi bertekad menjamin pelayanan kesehatan ibu dan anak, mencegah pernikahan dini, dan membangun infrastruktur untuk pengadaan air bersih. Selain itu, kata Puan, pemerintah juga akan menjamin program ketahanan pangan rumah tangga kelompok masyarakat kecil, pendidikan hidup sehat pada anak-anak usia sekolah dasar, dan sosialisasi mengenai sumber gizi yang murah.

Menurut Puan, pemerintah telah menyiapkan target perbaikan gizi masyarakat. Sejumlah target itu yakni penurunan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dari 359 menjadi 306 pada 2019. DirjenBinaGizidanKesehatan Ibu dan Anak, Kemenkes, Anung Sugihantono mengatakan, ada tiga hal terkait makanan yang juga berpengaruh terhadap masalah nutrisi yakni kemampuan memilih, mengolah, dan penyajian makanan.

Dia tak memungkiri banyak masyarakat Indonesia yang termasuk dalam golongan ekonomi menengah ke bawah. Hanya, tak ada uang bukan berarti harus mengabaikan pentingnya nutrisi dan gizi. Dengan beberapa trik, kondisi ekonomi tak berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Rahmat sahid
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4169 seconds (0.1#10.140)