Sosok Great Marketer

Senin, 09 Februari 2015 - 12:36 WIB
Sosok Great Marketer
Sosok Great Marketer
A A A
Seorang great marketer adalah yang mampu melihat kompleksitas bisnis hari ini, mampu melakukan perubahan bisnis sesuai dengan apa yang konsumen inginkan dan harapkan, mampu mencetak value bagi konsumen dan perusahaan dalam jangka pendek dan sekaligus terus menerus mengembangkan value ini untuk jangka panjang.

Yang penting, mereka melakukan dengan cara pintar tetapi sekaligus dengan cara yang imajinatif. Inilah kata kunci jenius untuk seorang marketer , kombinasi antara pintar secara intelektual dan imajinatif. Kita perlu pintar untuk mempelajari berbagai data dan fakta yang terjadi. Tetapi kita perlu imajinatif untuk menghasilkan ide-ide yang mampu menangkap peluang dengan melihat lebih dalam keinginan dari konsumen.

Kita perlu pintar untuk melakukan analisa dan membandingkan serta melakukan perkiraan-perkiraan yang logis. Tetapi kita perlu imajinatif untuk menciptakan sesuatu yang kreatif dengan cara menghubungkan antara ide-ide dan segala kemungkinan yang dapat direbut secara visioner. Dengan kata singkat, imajinasi inilah yang membuat kepintaran menjadi berlipat.

Great Marketer mampu melihat sama seperti orang lain. Tetapi, mereka sering memiliki pikiran dan ide dimana banyak orang lain tidak pernah terpikirkan. Tidak mengherankan, salah satu kata kunci bagi great marketer adalah kemampuannya untuk selalu membuat perbedaan; ide yang berbeda, solusi yang berbeda dan sekaligus melakukan dengan cara yang berbeda dari kebanyakan marketer .

Kepintaran secara intelektual memang diperlukan tetapi tidak menjamin membuat marketer yang baik. Tidak mengherankan, dari pengalaman sebagai konsultan, bertemu dengan ribuan marketer setiap tahunnya dalam berbagai acara, saya melihat, banyak marketer yang handal adalah mereka yang memiliki prestasi yang sedang saja saat mereka duduk di bangku sekolah. Ini menunjukkan bahwa faktor imajinasi, kadang-kadang lebih dominan dibandingkan dengan faktor intelektual.

Peter Fisk mengatakan bahwa great marketer perlu terus mengembangkan 10 atribut untuk menuju prestasi yang semakin tinggi. Pertama, mereka memiliki original thinking yaitu memiliki pemikiran yang selalu open-minded . Mereka memiliki perspektif yang baru dan melihat solusi terhadap problem dengan cara yang berbeda. Tidak mengherankan, ide mereka sering ditolak oleh orang lain.

Kalau seorang marketing manager mengusulkan sesuatu yang sudah ada di pasar, sudah pasti sangat logis dan mudah diterima. Kalau dia memiliki pendapat yang berbeda di mana banyak orang tidak bisa melihat, sa-ngatlah normal bila kemudian banyak orang menolaknya. Jadi, seorang CEO haruslah melihat potensi bawahannya dengan baik. Justru yang sering memiliki ide-ide yang aneh, barangkali adalah potensi untuk menjadi great marketer.

Kedua, great marketer adalah yang memiliki creative thinking . Mereka terbuka untuk semua kemungkinan. Mencari solusi dengan mengembangkan hipotesa dan membuat lompatan pemikiran untuk membuktikan bahwa hal ini terbukti benar atau tidak. Jadi, bukan hanya berhenti dengan ide-ide yang orisinal tetapi mau melihat berbagai kemungkinan. Ketiga, seorang great marketer haruslah memiliki analytical thinking .

Walau mereka kreatif tetapi haruslah juga logis dalam kenyataannya. Jadi, mereka juga mengemukakan berbagai fakta yang logis, membuat progres terhadap ide dan problem dengan cara yang analitis. Mereka menggugat asumsi-asumsi yang sudah sering digunakan dan mencari asumsi baru. Keempat adalah observational thinking . Mereka memiliki kesadaran yang tinggi dengan apa yang sedang terjadi.

Bukan hanya itu, mereka juga mencoba untuk melihat pola-pola dengan melakukan observasi bak seorang detektif. Saat mereka berbicara dengan konsumen dan supplier , mereka melakukan investigasi. Pertanyaan yang diajukan sudah bersifat ingin tahu dan kadang-kadang juga bertujuan menyelidik. Kelima adalah dual thinking. Seorang great marketer , dapat berpikir secara paralel.

Mereka memiliki toleransi tinggi terhadap hal-hal yang tidak jelas atau bahkan bertentangan. Tetapi mereka kadang-kadang bisa melihat dua hal yang bertentangan ini menjadi satu. Makanan yang sehat biasanya adalah makanan yang mahal. Tetapi jenius bisa menghubungkan dua hal yang bertentangan ini dengan mencari solusi bahwa yang sehat, ada juga yang murah. Keenam adalah holistic thinking .

Seorang great marketer , adalah mereka yang memiliki perspektif yang luas. Mereka sanggup memadukan berbagai faktor yang mempengaruhi bisnis. Faktor ekonomi, faktor teknologi, regulasi, kompetisi dan faktor internal. Jadi, karena pandangan yang terintegrasi, maka kesemua problem dan kesempatan dapat disusun secara sistematis. Ketujuh adalah volume thinking .

Sejarah mencatat, bahwa marketer yang hebat seperti Steve Jobs, Bill Gates, Phil Knight, Jeff Bezon dan lainlain, memiliki ide-ide yang sangat banyak. Memang, banyak orang yang hanya mengenal sedikit dari karya mereka. Sama seperti Einstein yang telah membuat 148 artikel tetapi hanya 2 atau 3 saja yang sebagian besar orang tahu. Mozart sudah menulis 600 lagu dan hanya 10 saja yang banyak dikenal dan dimainkan.

Edison selama hidupnya, sudah membuat panel lebih dari 1.000 buah penemuan yang dipatenkan walau tidak lebih dari 100 yang kemudian berguna secara komersial. Oleh karena itu, seorang marketer haruslah mampu untuk terus menerus mencari ide-ide baru, puluhan atau mungkin ratusan. Pada akhirnya, memang hanya satu atau dua saja yang kemudian dapat membuat inovasi baru. Ini sudah cukup membuat perubahan besar untuk perusahaan. Atribut kedelapan adalah pragmatic thinking .

Great marketer haruslah sadar bahwa teori dan konsep haruslah menjadi suatu kenyataan. Ideide yang abstrak haruslah dapat diwujudkan dan berguna bagi konsumennya. Ini menjadi tidak kombinasi yang tidak mudah. Mereka yang memiliki 7 atribut sebelumnya, sering berpikir visioner, jauh ke depan dan kreatif. Di sisi lain, mereka kemudian harus mampu juga untuk mencari pemikiran bagaimana semua ini dapat diwujudkan. Kesembilan adalah visual thinking .

Seorang great marketer , hendaklah mampu untuk mengekspresikan ide-ide nya secara jelas. Mereka dapat membuat diagram dan chart untuk menyederhanakan yang kompleks menjadi sederhana. Ini menunjukkan bahwa dia benar-benar memahami ideidenya secara logis dan sistematis. Banyak marketer yang mampu menjelaskan sesuatu yang kompleks dengan cara yang kompleks tetapi sedikit saja yang dapat membuat gambar dan diagram untuk membuat orang lain menjadi cepat mengerti.

Terakhir adalah conviction thinking . Ini adalah sikap dan pemikiran bahwa great marketer , haruslah memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan memiliki prinsip. Mereka tidak mudah goyah dengan pemikiran yang mencela dan mengkritik mereka. Bila melihat kesepuluh atribut di atas, dapat dilihat bahwa great marketer , akan menggunakan otak kiri dan otak kanannya. Bila hanya otak kiri yang digunakan, cenderung analitis, objektif, logis tetapi hanya linear saja pola berpikirnya.

Mereka juga menggunakan otak kanannya yang mampu membuat mereka untuk berpikir lebih subjektif, holistik, imajinatif dan nonlinear . Itulah sebabnya, mereka dapat berpikir lebih jauh dari kebanyakan marketer . Mereka dapat melihat kesempatan yang tidak dilihat oleh orang lain. Bagi para marketer Indonesia yang ingin menuju menjadi jenius, 10 atribut tersebut layak untuk dijadikan acuan. Great Marketer tidak dilahirkan tetapi dapat diciptakan.

Memang, ada pula banyak penelitian yang menunjukkan bahwa ada peran gen yang membuat marketer memiliki talenta menuju jenius, tetapi lebih banyak yang sepakat bahwa tidak ada marketer yang dilahirkan jenius. Mereka belajar dan mengasah diri terus untuk menjadi great marketer . Selamat berkarier menuju puncak young marketers !?

Handi Irawan D
CEO, Frontier Consulting Group @Handiirawan D
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0697 seconds (0.1#10.140)