Saling Bidik Sang Juara

Senin, 09 Februari 2015 - 12:35 WIB
Saling Bidik Sang Juara
Saling Bidik Sang Juara
A A A
Kebutuhan seorang marketer andal dalam setiap perusahaan, membuat persaingan dalam pencarian marketer juga ketat.

Jumlah head hunter di Indonesia memang semakin berkembang bahkan mereka tidak hanya mengincar orang-orang yang akan mengisi posisi atas, namun juga menyentuh posisiposisi bawah. Alasan munculnya head hunter yang membidik marketer- marketer juga berdasarkan permintaan perusahaan. Setiap perusahaan yang ingin maju harus melakukan beberapa cara, salah satunya membuka cabang di luar kota atau bahkan di luar negeri.

”Untuk membuka cabang, harus punya resource yang baru. Di sinilah head hunter bertugas mencari tenaga yang sudah siap,” ungkap Marketing Director Binus University Judi Arto. Menurut Judi, mencari marketing yang memiliki track record yang baik memang tidak mudah. Sehingga, head hunter dibutuhkan untuk mencari tenaga yang akan mengisi posisiposisi tertentu.

”Adanya tingkatan dalam sebuah pekerjaan membuat marketing lebih cepat moving karena ada perusahaan yang ingin berkembang dan butuh keberadaan mereka,” ujarnya. Belum lagi saat ini banyak perusahaan kecil yang perkembangannya juga cepat. Sehingga, mereka membutuhkan sumber-sumber tenaga yang sudah pasti dan teruji. Semua akan semakin berkembang jika nanti kompetisi sudah masuk pada pasar bebas.

Maka, semakin banyak saingan dari pihak luar. Head of Marketing and Branding Astra Life Nyoman Anie Puspitasari mengatakan, secara garis besar peran head hunter memang lebih tinggi. Alasannya, untuk membuat perusahaan menjadi lebih efisien. ”Mereka sudah tahu siapa yang mau diincar dan tahu track record ,” ujarnya.

Namun, semua kembali pada marketer- nya, bersedia atau tidak menerima tawaran dari head hunter . Sehingga, marketer harus sadar apa tujuan karier dan passion - nya. ”Memang pasti ada keinginan marketer untuk berkembang dan belajar sehingga bisa saja pindah ke perusahaan lain,” katanya.

Kini, head hunter cukup bersaing, terutama dalam membidik marketer yang ingin terus berkembang. Menurut Anie, perusahaan juga harus mau berinovasi, dan tahu apa keinginan karyawannya. Bila seorang marketer bersedia dan tertarik mencoba perusahaan lain, belum tentu semua karena faktor head hunter. ”Bisa saja karena memang faktor pribadi marketer ,” katanya.

Bersaing Sehat

Perlunya persaingan yang sehat antara perusahaan dalam memasarkan produk memang diperlukan. Salah satu cara bersaing sehat itu dengan berlomba menciptakan sebuah inovasi produk. Tetapi, menciptakaninovasi pun tidak asal-asalan. Menurut Judi, menciptakan inovasi harus berangkat dan dimulai dari misi.

”Inovasi harus memiliki tujuan dan membantu percepatan. Berbagai macam inovasi dapat dilihat dari banyaknya produk yang gaya marketing- nya jasa. Sehingga bukan hanya menjual produk, tapi sudah menyentuh dengan memberikan pelayanan jasa,” terangnya. Judi memberi contoh bagaimana awalnya Binus University berkembang dan menciptakan segala inovasi. Awalnya, pendiri Binus University hanya ingin membuat sebuah tempat kursus komputer pada tahun 1974.

Kemudian, berkembang hingga berdiri sekolah SMA Internasional, kemudian Perguran Tinggi S1 Internasional. Hingga saat ini, Binus University juga memberikan kuliah fleksibel dan berkualitas. ”Sudah dibuka online learning . Izin pemerintah juga sudah didapatkan untuk mengadakan kelas online,” ujarnya. Bahkan, impian menjadi world class university juga berusaha diraih Binus University. Salah satunya dengan cara membuat mahasiswa berinteraksi dengan masyarakat internasional.

”Sehingga, dibuatlah lingkungan di mana semua mahasiswa dari berbagai macam negara tinggal dan menjalani kegiatan bersama. Antara lain dari Ceko, Jerman, Thailand, Malaysia, Australia, Prancis, Inggris,” tuturnya. Menurut Judi, inovasi berasal dari sebuah produk yang sudah ada, tetapi perlu ada penambahan value lagi kepada produk itu. Secara marketing , Binus University juga banyak melakukan terobosan.

”Kami memiliki tim marketing intelligent yang memang khusus untuk riset pasar dan tahu di mana saja kami berpeluang untuk membuka usaha pendidikan,” ungkapnya. Inovasi juga ditentukan berdasarkan misi dan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Anie, tim marketing yang menjalankan dan membuat keputusan sebuah inovasi sebelumnya selalu mengadakan riset. ”Sebab, kita harus tahu siapa kompetitor terdekat, kemudian apa inovasi yang dilakukan mereka. Sehingga, kita tahu bagaimana cara mengatur strategi,” jelasnya.

Produk semua bisa sama, tetapi kebutuhan setiap orang pasti berbeda. Itu yang harus dipahami seorang marketer dalam menciptakan inovasi. Tuntutan lain untuk seorang marketer adalah bagaimana dirinya bisa mengombinasikan beberapa hal yaitu komunikasi jitu kepada target pasar yang jelas dan membawa produk yang benar.

”Namun, semua itu membutuhkan kerja tim. Sebab, yang kita bicarakan banyak hal seperti produk, harga, dan distribusi,” terangnya.

Dina angelina
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6450 seconds (0.1#10.140)