Tiket Transjakarta dan APTB Terintegrasi

Sabtu, 07 Februari 2015 - 12:17 WIB
Tiket Transjakarta dan APTB Terintegrasi
Tiket Transjakarta dan APTB Terintegrasi
A A A
JAKARTA - Tiket bus Transjakarta dengan angkutan perbatasan terintegrasi bus Transjakarta (APTB) akan terintegrasi mulai 27 Maret mendatang. Integrasi tiket berlaku di seluruh koridor busway yang dilewati APTB.

Peluncuran tiket integrasi menggunakan e-ticketing tersebut bertepatan dengan hari ulang tahun (HUT) PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) yang pertama. Penerapan eticketing yang mengintegrasikan pembayaran ongkos dua moda transportasi tersebut bertujuan mempermudah perjalanan masyarakat karena tidak perlu harus membayar dua kali.

Direktur Utama PT Transjakarta Antonius NS Kosasih menerangkan, setelah melengkapi uji coba e-ticketing di busway koridor VI (Dukuh Atas- Pulogadung) dan VI (Ragunan- Dukuh Atas), pihaknya berencana meluncurkan e-ticketing bus APTB yang melintas di seluruh koridor busway .

“Pas satu tahun PT Transjakarta yaitu 27 Maret kita launching eticketing bagi APTB yang tiketnya sudah menjadi satu dengan Transjakarta. Jadi, nggak perlu lagi bayar dua kali,” kata Kosasih kemarin. Kosasih mengklaim, enam operator APTB yakni PT Anugerah Mas, PT Bianglala Metropolitan, PT Sinar Jaya Megah Langgeng, PT Mayasari Bhakti, PT Hiba Utama, dan Perum PPD telah setuju bergabung dengan manajemen PT Transjakarta.

“Mereka sangat kooperatif. Kita kan bayar mereka rupiah per kilometer, jadi pendapatan mereka lebih pasti dari sebelumnya,” ujarnya. Namun, PT Transjakarta belum menetapkan besaran rupiah per kilometer yang harus dibayarkan kepada operator APTB. Hingga saat ini kedua pihak belum menemui kesepakatan. Tahap finalisasi pembahasan itu baru dilaksanakan Rabu (11/2) dengan dihadiri Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta dan enam operator APTB.

“Ini agar tanggal 27 Maret bisa langsung launching ,” ungkapnya. Integrasi tiket bus Transjakarta dengan APTB bertujuan memudahkan masyarakat memenuhi kebutuhan perjalanannya. Dengan kemudahan ini diharapkan, banyak masyarakat yang beralih menggunakan transportasi massal sehingga kemacetan lalu lintas bisa ditekan. Berdasarkan survei yang dilakukan sebuah perusahaan pelumas bekerja sama dengan perusahaan navigasi dan produk layanan berbasis lokasi, Jakarta menjadi kota termacet di dunia.

Survei ini mempelajari kondisi berhenti-jalan di seluruh dunia. Mengutip Castrol Magnatec Stop-Start Index, dalam setahun rata-rata pengendara mengalami berhenti-jalan sebanyak 33.240 kali. Level Jakarta tergolong paling parah atau masuk golongan merah dari tiga golongan yang ada. Dari survei itu juga terungkap, rata-rata pengemudi di Jakarta harus mengalami terjebak macet 27,22% dari total waktu perjalanan semestinya. Laporan ini kian menambah ketidakn yamanan Jakarta.

Pekan lalu Jakarta juga dinyatakan kota paling tidak aman di dunia versi EconomistIntelligence Unit (EIU). Berdasarkan data Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) 2014, kecepatan mobil di Jakarta telah berada pada angka 5 km/jam. Kecepatan itu jauh menurun dibandingkan empat tahun lalu yang berkisar pada 10 km/jam. Lokasi perjalanan untuk kecepatan ini hampir terjadi di semua ruas.

Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berjanji ngebut dalam pembangunan transportasi massal dan pembenahan sistem transportasi umum. Salah satu pembenahan yakni pengelolaan transportasi massal di Ibu Kota berada di bawah manajemen PT Transjakarta. Kepala Dishub DKI Jakarta Benjamin Bukit mengatakan, pihaknya masih menyiapkan kontrak dengan enam operator APTB.

Isi kontrak memuat aturan keenam operator APTB bersedia bergabung dengan manajemen PT Transjakarta. “Begitu masuk manajemen PT Transjakarta, mereka akan dibayar rupiah per kilometer, lalu ganti logo dengan logo baru Transjakarta, masuk busway, tidak boleh keluar dari jalur itu,” terangnya. Benjamin melanjutkan, sambil menunggu penyusunan kontrak selesai, operator APTB diberi kesempatan membenahi manajemen masing-masing sesuai dengan manajemen PT Transjakarta.

“Artinya, mereka harus tunduk dengan aturan PT Transjakarta,” tegasnya. Direktur Utama Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) Pande Putu Yasa menjelaskan, dalam kontrak kerja sama ada dua opsi yang diberikan kepada seluruh operator APTB. Opsi pertama, beroperasi hingga perbatasan dengan sistem setoran dan opsi kedua beroperasi seperti biasa masuk ke lajur Transjakarta dengan sistem rupiah per kilometer.

“Dari dua opsi tersebut, mengerucut ke satu opsi yaitu langsung lewat busway ,” kata Putu. Saat ini APTB memiliki 17 trayek yang menghubungkan Jakarta dengan wilayah komuter. Ke-17 trayek tersebut yakni Bekasi-Pulogadung, Poris Plawad-Tomang, Ciputat-Kota, Cibinong-Grogol, Bogor- Rawamangun, Bekasi-Tanah Abang, Bekasi-Bundaran HI, Bogor-Blok M, dan Cileungsi- Blok M. Selanjutnya Bogor- Tanah Abang, Bogor-Tanjung Priok, Pulogadung-Tangerang, Cikarang-Kalideres, Bogor/Ciawi-Grogol , Bogor/Bubulak-Grogol, Bogor- Senen dan Bogor-Cililitan.

Yan yusuf
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4190 seconds (0.1#10.140)
pixels