Pilot TransAsia Dipuji sebagai Pahlawan

Jum'at, 06 Februari 2015 - 10:40 WIB
Pilot TransAsia Dipuji sebagai Pahlawan
Pilot TransAsia Dipuji sebagai Pahlawan
A A A
TAIPEI - Pilot pesawat TransAsia yang mengalami kecelakaan pada Kamis lalu (5/2), Liao Chien-tsung, mendapatkan pujian berbagai kalangan karena aksinya dapat menghindarkan jatuhnya korban jiwa lebih banyak.

Pilot yang juga tewas dalam kecelakaan dimaksud itu juga dianggap sebagai pahlawan karena mampu menerbangkan pesawat tanpa menghantam gedung di kawasan tersebut. Pujian antara lain disampaikan analis penerbangan Daniel Tsang. Dia mengapresiasi kemampuan pilot Liao mengendalikan pesawat ATR 72-600 yang mengangkut 53 penumpang dan 5 awak kabin hingga mampu menjauhkan pesawat tersebut dari wilayah padat penduduk.

“Pilot sepertinya membuat langkah untuk menghindari korban jiwa lebih banyak dengan mengarahkan pesawat ke sungai,” kata analis penerbangan Daniel Tsang kepada AFP. Apresiasi serupa juga berdatangan dari berbagai kalangan, dari politisi, artis hingga rakyat biasa, terhadap Liao yang pernah menjadi penerbang angkatan udara Taiwan.

“Saya yakin pilot telah berusaha menghindarkan pesawat dari tabrakan dengan bangunan tinggi. Dia seorang pahlawan,” kata Gin Oy, seorang artis dan penulis Taiwan, di Facebook. Begitu pun media. Harian Apple Daily, misalnya, kemarin menurunkan berita dengan judul yang mengungkapkan rasa terima kasih kepada pilot berusia 41 tahun tersebut: “Pilot Selamatkan Taipei”.

Hampir semua media Taiwan melaporkan bahwa Liao berjuang untuk mengendalikan dan menerbangkan pesawatdiantaraapartemendan gedung-gedung komersial. Menurut mereka, hanya pilot berpengalaman dan berani yang mampu melakukan hal itu. “Dia mencoba melakukan segala sesuatu yang dia bisa,” kata Wali Kota Taipei Ko Wen-je. Pujian kepada Liao juga diungkapkan keluarga korban selamat.

“Reaksi cepat pilot mampu menyelamatkan banyak orang,” kata Chris Lin, saudara lelaki salah satu korban selamat, seperti dikutip Reuters. “Saya juga seorang pilot dan saya mengetahui bagaimana reaksi cepat yang dibutuhkan dalam kondisi seperti itu,” imbuhnya. Munculnya berbagai pujian membuat keluarga Liao bangga. “Kita bangga terhadapnya. Dia dengan sangat berani mampu menghindari gedung-gedung,” kata bibi Liao yang tak disebutkan namanya di rumah duka di Taipei.

Sebuah video amatir memang menunjukkan pesawat yang dikendalikan sang pilot pahlawan tersebut berusaha menghindari gedung-gedung sebelum akhirnya jatuh ke sungai. Pesawat itu juga menghindari tabrakan dengan jalan layang dengan manuver berbahaya. Dalam kecelakaan yang terjadi hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Songshan, Taipei, itu, 31 orang dipastikan tewas.

Sisanya,15 orang, selamat dan 12 orang masih hilang. Namun pandangan berbeda disampaikan analis penerbangan lain. Menurut mereka, pesawat yang terbang di atas bangunan dan mendarat di sungai bisa jadi bukan atas inisiatif dan dilakukan pilot. Mereka pun meminta semua pihak menunggu pemeriksaan rekaman suara kokpit dan rekaman data penerbangan yang telah ditemukan pada Rabu lalu.

“Pilot memang tidak menabrak gedung, tetapi sangat prematur membuat analisis tentang apa yang terjadi dalam penerbangan. Kita harus menunggu data dari rekaman suara kokpit dan rekaman data penerbangan,” kata analis penerbangan Geoffrey Thomas, Pemimpin Redaksi airlineratings.com. Hingga kemarin, otoritas terkait belum menyimpulkan penyebab jatuhnya pesawat.

Namun lembaga pengatur penerbangan Taiwan (CAA) memerintahkan TransAsia dan UniAir, anak perusahaan EVA Airways, untuk melakukan pemeriksaan mesin dan pengecekan sistem bahan bakar terhadap 22 pesawat ATR yang dioperasikan. Memang CAA mengungkapkan pesawat nahas itu menjalani pemeriksaan pada 26 Januari lalu.

Pencarian Korban

Hingga kemarin upaya pencarian korban hilang terus dilakukan. Ratusan kapal penyelamat, penyelam, dan tentara dikerahkan dengan fokus mencari jenazah korban yang terjebak di dalam pesawat. Para penyelam kemarin harus berjuang keras karena arus sungai yang deras. Di dekat sungai, puluhan keluarga korban hilang berteriak menyebut nama anggota keluarganya yang hilang.

Beberapa biksu juga membaca doa dan membawa baju korban sebagai ritual keagamaan. Beberapa keluarga korban yang berasal dari China kemarin telah tiba di Taiwan untuk melakukan identifikasi jenazah. Sebanyak 31 warga China berada dalam pesawat nahas tersebut, 16 orang meninggal dunia, 12 orang hilang, dan 3 terluka. Kemarin, Presiden Taiwan Ma Ying-jeou memberikan penghormatan kepada keluarga korban.

Dia juga mengunjungi rumah duka keluarga korban di Taipei untuk menyampaikan ucapan duka. Ma menghabiskan waktunya kemarin dengan menjenguk beberapa korban luka yang dirawat di rumah sakit. Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus mengirimkan pesan duka kepada Uskup Taiwan Hung Shan-chuan dengan berdoa bagi korban tewas dan keluarga yang ditinggalkan agar tetap kuat. Proses pencarian diwarnai dengan berbagai cerita tentang keajaiban.

Misalnya ada seorang ayah berhasil menemukan anaknya yang masih bayi. Bayi yang tenggelam tersebut ditemukan dengan denyut nadi berhenti. Beruntung bayi tersebut kemudian selamat. “Saudara saya langsung memberikan napas buatan dan dia mampu menyelamatkan putranya itu,” kata saudara korban selamat, Lin Mying-yi. Di antara 15 korban selamat adalah pramugari berusia 26 tahun, Huang Jin-ya, yang mendapatkan keberuntungan dua kali. Pasalnya, Huang juga menjadi pramugari pada kecelakaan TransAir Juli lalu yang menewaskan 48 orang.

“Dia (Huang) merangkak keluar pesawat dan melihat air sudah memenuhi seluruh badan pesawat. Dia tetap menangis dan berkata kepada saya, Saya pikirsaya sudahmeninggal,” kata bibinya Huang, seperti dikutip United Daily News .

Andika hendra m
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7143 seconds (0.1#10.140)