Nyetir Sambil Main Ponsel, Mobil Tabrak Pagar Pembatas
A
A
A
JAKARTA - Akibat mengendarai mobil sambil menggunakan telepon seluler (ponsel), pengemudi wanita menabrak pagar pembatas jalan di Jalan Letjen Suprapto, Senen, Jakarta Pusat, dini hari kemarin.
Akibat itu, wanita bernama Rasti, 29, mengalami luka parah dan mobil Nissan Datsun berwarna putih dengan nomor polisi B 203 CTL rusak pada bagian depannya. Pengemudi menabrak pagar pembatas jalan karena terkejut oleh separator bus Transjakarta karena mulai dari underpass Senen pengemudi menggunakan telepon genggam.
“Karena terkejut, pengemudi tidak bisa mengendalikan laju kendaraannya hingga menabrak pagar pembatas. Ini karena kelalaian pengemudinya,” kata Kanit Laka Lantas Polres Jakarta Pusat AKP Enrico Bremen. Menurut dia, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa nahas tersebut selain pengemudi. Saat kejadian korban memang ingin pulang ke rumahnya yang berada di Pulogadung, Jakarta Timur.
Dari pengakuan korban diketahui, saat itu korban seusai berkumpul dengan teman kerjanya di kawasan MH Thamrin. Selanjutnya korban dibawa ke RSPAD Gatot Subroto untuk mendapatkan perawatan intensif. Jika sudah pulih, petugas akan memintai keterangan korban sekaligus mempertanggungjawabkan perbuatannya. “Kendaraan milik korban diamankan di lapangan Banteng,” ujar Bremen.
Dia mengimbau para pengendara agar tidak menggunakan alat komunikasi selama mengemudikan kendaraan karena itu bisa memecah konsentrasi. “Jadi larangan penggunaan alat komunikasi bukan hanya untuk keselamatan pengemudi, melainkan juga masyarakat luas,” tuturnya.
Wahyu, saksi mata di lokasi, mengatakan, sebelum kejadian mobil menabrak pagar pembatas jalan dirinya sedang minum kopi bersama temantemannya. Tiba-tiba terdengar suara benturan keras dan setelah keluar dari warung kopi ternyata pagar pembatas jalan sudah patah. Tidak lama kemudian puluhan warga lainnya ikut melihat kejadian tersebut.
Sekitar 30 menit, petugas kepolisian baru datang untuk mengevakuasi kendaraan dan korban. “Karena lama, warga berinisiatif mengeluarkan pengemudi dari balik kemudi mobilnya,” ucapnya. Di bagian lain, penyidik kecelakaan lalu lintas Polres Jakarta Selatan menemukan indikasi tersangka tabrakan maut di Pondok Indah, Jakarta Selatan, Christopher Daniel Sjarief, 22, memiliki kepribadian yang bisa mengambil tindakan impulsif.
“Hasil tes psikologi terhadap tersangka dapat disimpulkan kurangnya pengendalian diri tersangka karena bertindak berdasarkan perasaan dan kurang memikirkan dampaknya,” kata Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Wahyu Hadiningrat. Menurut psikolog forensik Reza IndragiriAmriel, pengemudi Mitsubishi Outlander Sport yang menewaskan empat orang itu bisa saja memiliki kendali emosi yang sangat buruk atau road rage.
“Ada orang tertentu memiliki kendali emosi yang sangat buruk lalu menyalurkannya dari balik kemudi,” ujarnya. Road rage bisa diartikan angkara murka di jalan raya. Road rage bukan istilah psikologi yang diterima secara ilmiah sebagai diagnosis psikologi, tapi oleh banyak ilmuwan road rage dipandang sebagai salah satu manifestasi intermittent explosive disorder . “Kalau memang demikian, perlu dicek adakah gangguan lain,” katanya.
Ridwansyah/Helmi syarif
Akibat itu, wanita bernama Rasti, 29, mengalami luka parah dan mobil Nissan Datsun berwarna putih dengan nomor polisi B 203 CTL rusak pada bagian depannya. Pengemudi menabrak pagar pembatas jalan karena terkejut oleh separator bus Transjakarta karena mulai dari underpass Senen pengemudi menggunakan telepon genggam.
“Karena terkejut, pengemudi tidak bisa mengendalikan laju kendaraannya hingga menabrak pagar pembatas. Ini karena kelalaian pengemudinya,” kata Kanit Laka Lantas Polres Jakarta Pusat AKP Enrico Bremen. Menurut dia, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa nahas tersebut selain pengemudi. Saat kejadian korban memang ingin pulang ke rumahnya yang berada di Pulogadung, Jakarta Timur.
Dari pengakuan korban diketahui, saat itu korban seusai berkumpul dengan teman kerjanya di kawasan MH Thamrin. Selanjutnya korban dibawa ke RSPAD Gatot Subroto untuk mendapatkan perawatan intensif. Jika sudah pulih, petugas akan memintai keterangan korban sekaligus mempertanggungjawabkan perbuatannya. “Kendaraan milik korban diamankan di lapangan Banteng,” ujar Bremen.
Dia mengimbau para pengendara agar tidak menggunakan alat komunikasi selama mengemudikan kendaraan karena itu bisa memecah konsentrasi. “Jadi larangan penggunaan alat komunikasi bukan hanya untuk keselamatan pengemudi, melainkan juga masyarakat luas,” tuturnya.
Wahyu, saksi mata di lokasi, mengatakan, sebelum kejadian mobil menabrak pagar pembatas jalan dirinya sedang minum kopi bersama temantemannya. Tiba-tiba terdengar suara benturan keras dan setelah keluar dari warung kopi ternyata pagar pembatas jalan sudah patah. Tidak lama kemudian puluhan warga lainnya ikut melihat kejadian tersebut.
Sekitar 30 menit, petugas kepolisian baru datang untuk mengevakuasi kendaraan dan korban. “Karena lama, warga berinisiatif mengeluarkan pengemudi dari balik kemudi mobilnya,” ucapnya. Di bagian lain, penyidik kecelakaan lalu lintas Polres Jakarta Selatan menemukan indikasi tersangka tabrakan maut di Pondok Indah, Jakarta Selatan, Christopher Daniel Sjarief, 22, memiliki kepribadian yang bisa mengambil tindakan impulsif.
“Hasil tes psikologi terhadap tersangka dapat disimpulkan kurangnya pengendalian diri tersangka karena bertindak berdasarkan perasaan dan kurang memikirkan dampaknya,” kata Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Wahyu Hadiningrat. Menurut psikolog forensik Reza IndragiriAmriel, pengemudi Mitsubishi Outlander Sport yang menewaskan empat orang itu bisa saja memiliki kendali emosi yang sangat buruk atau road rage.
“Ada orang tertentu memiliki kendali emosi yang sangat buruk lalu menyalurkannya dari balik kemudi,” ujarnya. Road rage bisa diartikan angkara murka di jalan raya. Road rage bukan istilah psikologi yang diterima secara ilmiah sebagai diagnosis psikologi, tapi oleh banyak ilmuwan road rage dipandang sebagai salah satu manifestasi intermittent explosive disorder . “Kalau memang demikian, perlu dicek adakah gangguan lain,” katanya.
Ridwansyah/Helmi syarif
(bbg)