Begal Motor Ditangkap, Satu Pelajar

Senin, 02 Februari 2015 - 11:33 WIB
Begal Motor Ditangkap, Satu Pelajar
Begal Motor Ditangkap, Satu Pelajar
A A A
DEPOK - Polisi menangkap tiga pelaku perampokan sepeda motor yang kerap beraksi di Kota Depok. Satu di antara para pelaku masih berstatus pelajar SMK. Tiga pelaku yang diringkus yakni S, 18, DF, 18, dan IS, 17 (pelajar SMK).

Mereka mengaku di hadapan polisi sudah beraksi empat kali di Depok. Sebelum ditangkap, komplotan begal motor ini beraksi berturut-turut pada Sabtu (31/1) dan Minggu (1/2) di atas pukul 00.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB. Mereka beraksi di lokasi berbeda agar rekam jejaknya tidak diketahui petugas.

Terakhir komplotan ini berusaha membegal pasangan kekasih yang sedang nongkrong di Grand Depok City (GDC) dini hari kemarin. Modus mereka mengamati kondisi sekitar dengan bolakbalik mengendarai sepeda motor. Pelaku sebelumnya memperhatikan sasaran korban dari jauh. Kemudian berpura-pura melintas di depan korban hingga lebih dari dua kali untuk memastikan situasi sekitarnya tidak ada orang lain.

Setelah dirasa cukup aman, pelaku langsung beraksi. Seorang bertugas menjaga situasi, pelaku lainnya mengancam dan menodong korban bernama Suherman, 22, dengan sangkur dan besi. “Lalu motor korban dirampas,” kata Kapolsek Sukmajaya Kompol Agus Widodo. Kebetulan petugas patroli melintas dan langsung mengejar pelaku. Tanpa banyak basa-basi, tiga pelaku berhasil ditangkap.

Dari tangan pelaku, polisi mengamankan hasil kejahatan berupa sepeda motor Honda CBR dan sejumlah senjata tajam. Ketika dimintai keterangan, para pelaku mengaku juga beraksi di Krukut, Limo, Sabtu (31/1) dini hari. Korbannya bernama Kartumi, 32, pedagang sayur. Saat itu korban yang hendak belanja ke pasar dihadang komplotan begal ini. Informasi yang diperoleh, para pelaku berjumlah lima orang dengan mengendarai tiga motor.

Satu di antara pelaku adalah seorang wanita yang meminta Kartumi menyerahkan motor Yamaha Jupiter MX. Karena ketakutan diancam golok, warga Mampang, Pancoran Mas itu terpaksa menyerahkan motornya. Kartumi bahkan diminta ikut naik motor pelaku dan diturunkan di pinggir Kali Krukut. Korban didorong kesisi kali hingga terluka.

Menurut Kapolresta Depok Kombes Pol Ahmad Subarkah, komplotan begal motor ini berbeda dengan pelaku yang beraksi di Jalan Juanda dan depan Kampus Bina Sarana Informatika (BSI) Margonda. Perbedaannya, komplotan ini tidak melukai atau membunuh korban. “Kalau yang sekarang pelakunya warga Depok. Yang kawanan lain bukan warga Depok,” ungkapnya. Dia mengimbau pengendara motor wajib berhati-hati ketika melintasi jalan pada malam hari.

Jika melihat ada yang mencurigakan, sebaiknya pengendara segera mencari tempat ramai. “Kalau ada dua motor atau lebih yang mengikuti, harus waspada. Kemudian mampir ke tempat ramai dan biarkan mereka lewat terlebih dulu. Kalau sudah lewat, baru melintas lagi,” tuturnya. Untukmengurangiaksibegal motor di wilayah hukum Depok, polisi lebih mengintensifkan patroli. Sebelumnya patrolirutin dilakukan, namun kali ini lebih diperketat kekuatan personel dan wilayah patrolinya.

“Kami sudah petakan lima titik rawan, ditambah lagi wilayah perbatasan,” kata Ahmad. Menanggapi pelajar SMK terlibat begal motor, psikolog Universitas Indonesia (UI) Dewi Haroen menilai, itu karena keluarga tidak care sehingga anak-anak menjadi kurang perhatian. Padahal, usia remaja merupakan fase anak mencari jati diri. Ketika tidak mendapatkan di rumah, mereka cenderung mencari jati diri keluar rumah.

“Anak-anak menjadi kurang pengawasan dari orang tua. Apa yang dilakukan anakanak (misalnya membegal motor) itu bisa jadi dalam rangka mencari jati diri atau pembuktian mereka ketika mencari jati dirinya. Belum tentu motif ekonomi yang menjadi alasan utamanya,” ungkapnya. Ketika berhasil, ada rasa puas dalam dirinya. Yang lebih parah kalau sampai ada rasa ketagihan atau ingin berbuat lagi hal yang sama.

Untuk itu, dia menyarankan agar orang tua tetap mengawasi anak-anaknya. Jangan membiarkan mereka lepas begitu saja atau dengan mudah percaya atas alasan yang diungkapkan. “Saya rasa orang tua tidak tahu anaknya ikut terlibat (begal) pada jam segitu. Bisa saja dia beralasan nginap dirumah temannya, tapi tahu-tahu anaknya ikut (terlibat),” kata Dewi. Aksi tegas terhadap pelaku kejahatan juga dilakukan aparat Polresta Bekasi Kota.

Para pelaku makin sadis dan berani menganiaya korban dengan senjata api. “Kalau membahayakan, kita akan berikan tembakan,” ucap Kasubbag Humas Polresta Bekasi Kota AKP Siswo kemarin. Tindakan tegas ini juga untuk memberikan efek jera kepada pelaku lain agar tidak berbuat kejahatan apalagi melawan petugas saat ditangkap.

Pada Januari 2015 tercatat dua orang menjadi korban keganasan para perampok sepeda motor. Pelaku tak segan melukai korban dengan senjata api rakitan. Polisi masih menyelidiki asal senjata yang dipakai pelaku. Polresta Bekasi Kota sudah menyita lima senjata api milik pelaku pencurian sepeda motor. “Kami akan telusuri mereka dapat senjata dari mana,” ucapnya.

R ratna purnama/abdullah m surjaya
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5127 seconds (0.1#10.140)