PM Abe Geram dengan ISIS

Kamis, 29 Januari 2015 - 12:19 WIB
PM Abe Geram dengan ISIS
PM Abe Geram dengan ISIS
A A A
TOKYO - Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe menunjukkan kemarahannya kemarin setelah kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengancam akan kembali membunuh sandera asal Jepang Kenji Goto jika tuntutan mereka tidak dipenuhi dalam rentang 24 jam.

ISIS meminta mitra Jepang, Yordania, melepaskan tahanan tentara Al-Qaeda, Sajida Mubarak Atrous al-Rishawi, sebagai pengganti Kenji. Menurut media lokal Jepang, ISIS juga meminta barter tahanan kelas atas yang lain sebelum mereka akan melepaskan sandera asal Yordania, Maaz al-Kassasbeh. Jika tidak dipenuhi, kedua sandera kemungkinan akan dieksekusi.

Sekretaris Wakil Kepala Kabinet Jepang Katsunobu Kato mengatakan, belum bisa memastikan kebenaran video itu. Namun, Pemerintah Jepang tetap tidak bisa lengah. Apalagi, ancaman ISIS serius. Sandera lainnya asal Jepang, Haruna Yukawa, sudah dieksekusi ISIS pada pekan lalu setelah tuntutan mereka diabaikan. Jarum jam pun terus berdetak. Pemerintah Jepang dan Yordania sekarang kembali berpacu dengan waktu untuk bisa menyelamatkan dua sandera warga mereka.

Dalam video yangtersebardi Youtube, seorang narator mengatakan akan terlebih dahulu mengeksekusi Maaz. Setelah Maaz, baru giliran wartawan freelance Jepang. “Itu merupakan tindakan yang terkutuk. Saya terkejut mendengarnya. Kita telah menghadapi situasi yang semakin sulit. Saya sudah menginstruksikan semua menteri untuk merapatkan barisan dan berusaha membebaskan Kenji Goto sesegera mungkin,” ujar Abe kepada para wartawan, dikutipAFP .

Pemerintah Jepang, kata Abe, masih tetap menggantungkan harapan pada Pemerintah Yordania. Permintaan yang mereka ajukan beberapa hari lalu sudah ditanggap positif Yordania. Namun, Yordania tetap kemungkinan kecil membarter Kenji dengan Sajida. Sebab, keputusan itu akan memperburuk hubungan dengan Amerika Serikat (AS). Beberapa pakar menilai langkah yang diambil ISIS tak lain ditujukan untuk melemahkan koalisi pimpinan AS di Timur Tengah.

Mereka membuat Yordania menjadi dilema. Faktanya, selain Yordania jadi ditekan beberapa warganya untuk menyelamatkan Maaz, pemerintah juga ditekan AS untuk tetap berkomitmen. Skenario terbaik yang mungkin perlu diambil Yordania, kata Kepala Komite Urusan Internasional Arab, Bassam al-Manaseer, adalah memenuhi tuntutan ISIS. Saat ini, kata Bassam, pemerintah sedang melakukan negosiasi dengan ISIS melalui pihak ketiga.

“Negosiasinya dilakukan di Irak melalui pemuka Agama,” ujarnya. Namun, juru bicara (jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS Jen Psaki sebelumnya mengatakan, penukaran sandera dengan tahanan sama saja dengan mendukung ISIS. Pada tahun lalu sandera asal AS, Sersan Bowe Bergdahl, juga ditukar dengan lima komandan Taliban. “Itu jelas beda lagi,” bantah Psaki. Peluang Kenji untuk selamat terbilang kecil. Karena itu, Ibu Kenji, Junko Ishido, mendesak pemerintah untuk segera menyelamatkan anaknya.

“Saya mohon selamatkanlah nyawa Kenji. Waktu yang dimiliki Kenji sudah sangat sedikit. Saya yakin pemerintah akan melakukan yang terbaik,” ujar Ishido. Di Yordania, Ayah Maazi, Safi al-Kaseasbeh, juga memohon pemerintah untuk memenuhi tuntutan ISIS demi keamanan Yordania.

“Semua orang harus tahu, dari kepala pemerintah sampai orang kecil, keselamatan Sajida sama dengan kestabilan di Yordania. Jadi, kematian Sajida akan membuat kekacauan di sini,” kata Safi. Di luar kantor Pemerintah Yordania, di Amman, sekitar 200 orang teman dan kerabat dekat Maaz melakukan demonstrasi.

Mereka meneriakkan slogan anti-pemerintah, namun tetap mendesak pemerintah membebaskan Maaz dengan memenuhi tuntutan ISIS. Apalagi, jika negosiasi tidak berkembang secara positif.

Muh shamil
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7074 seconds (0.1#10.140)