Babak Baru AS-India
A
A
A
NEW DELHI - Kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama ke India meninggalkan jejak bersejarah. Selain menghadiri parade perayaan kemerdekaan India ke-66, Obama berjanji akan memberikan bantuan USD4 miliar.
Keakraban dan angka peningkatan hubungan bilateral ekonomi kedua negara itu belum pernah terjadi sebelumnya. Faktanya, India bukanlah mitra paling penting AS di bidang ekonomi di Asia. India hanya menyumbang 2% dari impor AS dan 1% dari ekspor AS. Peranan India masih kalah dari raksasa Asia, China. Sekalipun China merupakan mitra paling penting AS, Obama belum pernah berkunjung ke China lebih dari satu hari.
Kebijakan Obama yang tinggal di India selama tiga hari dari Minggu (25/1) sampai kemarin menunjukkan babak baru ketertarikan AS terhadap India. Sebab, petinggi India sendiri tidak boleh datang ke AS sejak September 2014. Obama sendiri mengatakan, AS berpotensi menjadi mitra terbaik India pada tahun ini dan masa mendatang.
“India dan AS bukan hanya mitra biasa. Saya yakin AS bisa menjadi mitra paling penting India. Tentu saja, hanya masyarakat India yang bisa memutuskan seperti apa peran India di dunia ini,” ujar Obama, dikutip AFP. Pernyataan Obama tidak terlepas dari ambisinya untuk berupaya menyejahterakan masyarakat AS dan India. Pertumbuhan ekonomi India dan AS memang baik.
Namun, kemiskinan tetap masih menjadi masalah. Hubungan dua negara demokrasi itu perlu dikuatkan untuk memperbesar kestabilan ekonomi dunia. “Dengan demikian, dunia akan menjadi lebih aman,” kata Obama. Obama juga meminta kerja sama India untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Kendati AS, China, dan Australia berjanji mengurangi emisi gas, perubahan iklim tidak akan bisa dilawan tanpa bantuan negara berkembang.
“Saya tahu argumen beberapa orang yang mengatakan tidak adil negara seperti AS meminta negara berkembang untuk mengurangi ketergantungan terhadap fosil. Tapi, kenyataannya pengurangan emisi oleh negara seperti AS tidak akan berarti jika negara seperti India tidak ikut mengurangi fosil,” ujar Obama.
Hubungan erat AS dan India memang perlu menyoroti permasalahan global. Pada masa mendatang, jika penggunaan fosil atau batu bara tetap tinggi, beberapa negara dikhawatirkan akan menjadi rawan terkena bencana. Air laut bisa meningkat dengan melelehnya gletser , hujan lebat, dan angin topan menjadi lebih kuat. Selama berkunjung ke India Obama melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi.
Dalam pertemuan tersebut ada penawaran kerja sama nuklir yang sempat terhenti sejak 2006. Di samping itu, Obama ingin memperkuat hubungan pertahanan, termasuk kerja sama pembuatan pesawat drone dan peralatan pesawat transportasi Lockheed Martin C- 130. Pada awal kedatangan, Modi memamerkan kekuatan militernya dalam parade Hari Republik India ke-66.
India menurunkan 50.000 personel, menunjukkan tank dan rudal, dan memajang kapal selam p-81 dan jet tempur MiG-29K. Semua peralatan itu merupakan pabrikan AS, Rusia, dan Organisasi Pengembangan dan Riset Pertahanan (DRDO) India. “Kita (AS-India) bergerak ke arah yang benar. AS-India juga tahu bahwa kedua negara memiliki potensi hubungan masih banyak yang belum tergali,” kata Obama kepada pemimpin bisnis AS dan India, dilansir Reuters.
“Semua hadirin yang hadir di sini pasti setuju, AS-India perlu melakukan yang lebih baik,” tambahnya. Modi menyambut positif terobosan baru yang ditawarkan AS. Pada kenyataannya, hubungan kedua negara terus meningkat di setiap tahun. Pada empat bulan yang lalu pertumbuhan investasi AS di India meningkat dua kali lipat.
“Kami memang perlu terus menjaga hubungan ini dan membuat India menjadi salah satu tempat bisnis termudah di dunia,” katanya.
Muh shamil
Keakraban dan angka peningkatan hubungan bilateral ekonomi kedua negara itu belum pernah terjadi sebelumnya. Faktanya, India bukanlah mitra paling penting AS di bidang ekonomi di Asia. India hanya menyumbang 2% dari impor AS dan 1% dari ekspor AS. Peranan India masih kalah dari raksasa Asia, China. Sekalipun China merupakan mitra paling penting AS, Obama belum pernah berkunjung ke China lebih dari satu hari.
Kebijakan Obama yang tinggal di India selama tiga hari dari Minggu (25/1) sampai kemarin menunjukkan babak baru ketertarikan AS terhadap India. Sebab, petinggi India sendiri tidak boleh datang ke AS sejak September 2014. Obama sendiri mengatakan, AS berpotensi menjadi mitra terbaik India pada tahun ini dan masa mendatang.
“India dan AS bukan hanya mitra biasa. Saya yakin AS bisa menjadi mitra paling penting India. Tentu saja, hanya masyarakat India yang bisa memutuskan seperti apa peran India di dunia ini,” ujar Obama, dikutip AFP. Pernyataan Obama tidak terlepas dari ambisinya untuk berupaya menyejahterakan masyarakat AS dan India. Pertumbuhan ekonomi India dan AS memang baik.
Namun, kemiskinan tetap masih menjadi masalah. Hubungan dua negara demokrasi itu perlu dikuatkan untuk memperbesar kestabilan ekonomi dunia. “Dengan demikian, dunia akan menjadi lebih aman,” kata Obama. Obama juga meminta kerja sama India untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Kendati AS, China, dan Australia berjanji mengurangi emisi gas, perubahan iklim tidak akan bisa dilawan tanpa bantuan negara berkembang.
“Saya tahu argumen beberapa orang yang mengatakan tidak adil negara seperti AS meminta negara berkembang untuk mengurangi ketergantungan terhadap fosil. Tapi, kenyataannya pengurangan emisi oleh negara seperti AS tidak akan berarti jika negara seperti India tidak ikut mengurangi fosil,” ujar Obama.
Hubungan erat AS dan India memang perlu menyoroti permasalahan global. Pada masa mendatang, jika penggunaan fosil atau batu bara tetap tinggi, beberapa negara dikhawatirkan akan menjadi rawan terkena bencana. Air laut bisa meningkat dengan melelehnya gletser , hujan lebat, dan angin topan menjadi lebih kuat. Selama berkunjung ke India Obama melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi.
Dalam pertemuan tersebut ada penawaran kerja sama nuklir yang sempat terhenti sejak 2006. Di samping itu, Obama ingin memperkuat hubungan pertahanan, termasuk kerja sama pembuatan pesawat drone dan peralatan pesawat transportasi Lockheed Martin C- 130. Pada awal kedatangan, Modi memamerkan kekuatan militernya dalam parade Hari Republik India ke-66.
India menurunkan 50.000 personel, menunjukkan tank dan rudal, dan memajang kapal selam p-81 dan jet tempur MiG-29K. Semua peralatan itu merupakan pabrikan AS, Rusia, dan Organisasi Pengembangan dan Riset Pertahanan (DRDO) India. “Kita (AS-India) bergerak ke arah yang benar. AS-India juga tahu bahwa kedua negara memiliki potensi hubungan masih banyak yang belum tergali,” kata Obama kepada pemimpin bisnis AS dan India, dilansir Reuters.
“Semua hadirin yang hadir di sini pasti setuju, AS-India perlu melakukan yang lebih baik,” tambahnya. Modi menyambut positif terobosan baru yang ditawarkan AS. Pada kenyataannya, hubungan kedua negara terus meningkat di setiap tahun. Pada empat bulan yang lalu pertumbuhan investasi AS di India meningkat dua kali lipat.
“Kami memang perlu terus menjaga hubungan ini dan membuat India menjadi salah satu tempat bisnis termudah di dunia,” katanya.
Muh shamil
(ars)