Ingin Menjadi Inspirator, Masuk Sekolah di Usia 90 Tahun

Selasa, 27 Januari 2015 - 11:02 WIB
Ingin Menjadi Inspirator,...
Ingin Menjadi Inspirator, Masuk Sekolah di Usia 90 Tahun
A A A
Menjadi profesor di usia 80 tahun itu bukan hal langka. Namun, memulai sekolah pada usia 90 tahun itu baru luar biasa. Adalah Priscilla Sitienei, seorang nenek berusia 90 tahun asal Kenya yang dinobatkan sebagai siswa tertua di dunia.

Sitienei duduk di depan kelas dengan seragam melekat pada tubuhnya. Ia terlihat serius memerhatikan penjelasan guru yang mengajar di depan kelas sedangkan jarijarinya terus “menari” di atas kertas putih. Ternyata Sitienei sedang menulis nama-nama hewan dalam bahasa Inggris. Nenek itu bergabung dengan Leader Vision Preparatory School lima tahun silam.

Ketika memulai sekolah, Sitienei juga sedang sibuk menjalani pekerjaannya sebagai dukun bayi yang sudah dijalani selama 65 tahun. Beberapa teman sekolah Sitienei di Desa Ndalat di Rift Valley merupakan anak-anak yang dulu lahir atas bantuannya. Sitienei yang lebih akrab disapa Gogo (dalam bahasa lokal bermakna nenek) memang agak tertinggal dalam masalah belajar.

Dia baru memiliki hasrat belajar ketika usianya melebihi kepala delapan. Kendati begitu, Gogo jauh lebih baik dibanding perempuan sebayanya yang tidak pernah berniat mengecap pendidikan. Gogo mengaku motivasi utamanya mengenyam bangku sekolah di usia senja karena terdorong untuk mempelajari Alkitab. Dia ingin bisa membaca Alkitab dengan baik.

“Selain itu, saya juga ingin menginspirasi anakanak untuk mendapatkan pendidikan,” ungkap Gogo, dilansir BBC . Gogo bercerita, awalnya ia kurang diterima di sekolah. Bahkan banyak guru yang menjauhinya. Mereka khawatir Gogo tak mampu menangkap pelajaran yang diberikan sekolah. Tapi, ketika Gogo menunjukkan kemajuan, pandangan sekolah berbalik. Mereka menerima Gogo dengan tangan terbuka.

Guru-guru bahkan sering menjadikan Gogo sebagai contoh bagi teman-teman sekelasnya. Di sekolah Gogo pun tak hanya belajar, namun juga berbagi ilmu terutama tentang ramuan herbal. Di setiap jam istirahat atau pulang sekolah, dia kerap berkumpul dengan anak-anak di bawah pohon untuk menceritakan berbagai legenda Kenya yang tidak didapat murid di sekolah. Bagi anak-anak di sekolahnya, Gogo adalah motivator.

Dia dicintai setiap siswa. Mereka ingin belajar dan bermain dengan sang nenek. Para guru mengaku banyak perubahan besar di sekolah sejak Gogo datang. Sayangnya, ini tidak berlaku bagi perempuan lain seusia Gogo. Sekeras apa pun Gogo mengajak kawan sebayanya untuk belajar, tidak ada satu pun yang bersedia datang ke sekolah.

Ketika Gogo sedang mempelajari Matematika, Bahasa Inggris, seni tari, drama dan menyanyi, teman-teman sebayanya hanya duduk di rumah masing-masing sembari menemani cucunya bermain.

“Mereka mengatakan sudah terlalu tua dan terlambat untuk belajar,”cerita Gogo. Menurut Gogo, hanya pendidikanlah yang bisa memberikan harapan yang lebih cerah. “Dengan pendidikan mereka dapat menjadi apa pun yang diinginkan, dokter, pengacara, atau seorang pilot,” sebut Gogo.

Rini Agustina
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1587 seconds (0.1#10.140)