Warga Tolak Perluasan TPA Cipayung

Selasa, 27 Januari 2015 - 10:46 WIB
Warga Tolak Perluasan TPA Cipayung
Warga Tolak Perluasan TPA Cipayung
A A A
DEPOK - Warga Pasir Putih, Sawangan, Depok resah dengan rencana perluasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung yang sudah overload .

Warga menolak dengan alasan tidak ingin lingkungan tempat tinggal mereka tercemar dengan bau sampah. TPA Cipayung akan diperluas hingga 8 hektare sehingga sampah bisa tertampung lebih banyak. Ketua Forum Peduli Lingkungan Sehat (FPLS) Ade Irzan mengatakan, warga tidak setuju dengan rencana perluasan itu. Dia membantah ada pihak yang mengaku sudah ada persetujuan pembebasan lahan. Itu tidak mewakili warga Pasir Putih.

”Warga sepenuhnya menolak TPA Cipayung masuk ke Pasir Putih,” kata Ade kemarin. Sejak awal rencana perluasan TPA itu dilontarkan, warga sudah sepakat menolak. Mereka bahkan sempat melakukan aksi demo di Gedung DPRD Kota Depok. Saat itu anggota Dewan sepakat mendukung warga. Rencana perluasan TPA Cipayung ditolak. Ade menyayangkan ada pihak yang mengembuskan isu warga setuju dengan perluasan TPA.

”Yang dirugikan lebih banyak. Kami akan bertindak jika proyek tersebut dilakukan. Warga hanya tunggu komando dan kalau nanti terjadi sesuatu, pasti kami akan cari yang harus bertanggung jawab,” ungkapnya. Ketua DPRD Kota Depok Hendrik Tangke Allo mengatakan, perluasan TPA bukan solusi. Justru dia menuding ada banyak pihak yang memanfaatkan rencana itu. ”Ketika dibahas tiap tahun di Dewan, yang ada hanya muncul calo-calo tanah di lokasi tersebut,” tuturnya.

Menurutnya, Pemkot Kota Depok bisa menerapkan teknologi canggih untuk mengatasi masalah sampah, bukan dengan memperluas TPA. Hingga saat ini belum ada persetujuan anggaran perluasan TPA Cipayung. Sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok Oka Barmara mengatakan, perluasan TPA bukan untuk tempat pembuangan atau penampungan sampah warga Depok seperti di TPA Cipayung saat ini. Perluasan diperlukan sebagai tempat pengolahan sampah.

Di lahan itu akan dibangun pabrik pengolahan sampah dengan menggunakan teknologi yang diadopsi dari negara lain. ”Bukan untuk penampungan sampah yang ditakutkan warga,” katanya. Menurutnya, sampah warga Depok yang dibuang ke TPA Cipayung mencapai 3.400 meter kubik per hari. Sedangkan lahan TPA Cipayung hanya 11,2 hektare dan saat ini tersisa tinggal 1 hektare. Lahan seluas itu tak cukup menampung volume sampah yang jumlahnya semakin bertambah.

”Alternatif lain mengatasi sampah di Kota Depok adalah kerja sama regional beberapa kota yaitu dengan Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Pemkot Depok. Caranya membangun tempat pembuangan dan pengolahan akhir (TPPA) sampah di Desa Nambo, Bogor,” tuturnya.

R ratna purnama
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8833 seconds (0.1#10.140)