Tim Penyelam Temukan Satu Jenazah saat Badan AirAsia Terangkat
A
A
A
PANGKALAN BUN - Memasuki hari ke-29 proses pencarian kemarin, tim penyelam TNI AL berhasil menemukan satu korban pesawat AirAsia QZ- 8501.
Jenazah berkelamin perempuan itu diangkat dari badan pesawat di perairan Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kotawaringin, Kalimantan Tengah. Direktur Operasional Basarnas Marsma SB Supriyadi di Lanud Iskandar mengungkapkan, penyelam TNI AL mulai melanjutkan misi mengevakuasi jenazah korban dan bodi utama pesawat AirAsia dengan diturunkannya perahu karet dan sea raider serta peralatan dishidros.
Beberapa penyelam dari KRI Banda Aceh telah berada di Kapal Crest Onyx sejak Sabtu (24/ 1) malam. Mereka melakukan penguatan belting dan tali pengikat. Sementara lifting bag yang digunakan masih tetap 1 buah berukuran 10 ton. Kapal Crest Onyx inilah yang akan menarik badan pesawat.
Proses pengikatan dan belting pagi kemarin sudah kembali dimulai sejak pukul 04.55 WIB dan pada pukul 09.30 WIB floating bag mengapung, badan pesawat sempat terangkat dan muncul ke permukaan di buritan Kapal Crest Onyx. ”Namun keberuntungan belum berpihak karena tali penarik terputus sehingga bodi pesawat kembali masuk ke air, tetapi tali tros masih terpasang sehingga bodi pesawat tidak terempas lagi ke dasar laut,” ujarnya.
Saat badan pesawat terangkat, satu jenazah ikut mengapung, kemudian jenazah langsung dievakuasi oleh tim dengan perahu karet ke KN Pacitan. Selain jenazah, puingpuing pesawat ikut mengapung. Kemudian satu jenazah yang telah berhasil dievakuasi KN Pacitan selanjutnya dibawa dengan pesawat Hely Bell TNI AL ke Lanud Iskandar Pangkalan Bun.
Seperti pada penemuan jenazah korban AirAsia sebelumnya, dari Pangkalan Bun jenazah dibawa ke RS Sultan Imanuddin guna dirawat dan dimasukkan ke peti jenazah. Sejauh ini sudah 70 jenazah telah berhasil dievakuasi dan 1 jenazah hasil evakuasi kemarin masih berada di RS Sultan Imanuddin. Evakuasi dihentikan siang kemarin karena arus mulai deras dan hujan.
Ketinggian ombak 2- 4meter, kecepatanarus1,7knot. Evakuasi diputuskan untuk dilanjutkan hari ini dengan harapan cuaca baik dan mendukung untuk penyelaman. Sementara satu jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 David Hartono asal Nusa Tenggara Timur (NTT), pagi kemarin, diterbangkan menuju Kabupaten Alor setelah sempat tertahan diBandaraEl Tari Kupangkarena cuaca buruk, Sabtu (24/1).
Sofie, petugas bagian tiket TransNusa, saat ditanya mengenai keberangkatan jenazah David Hartono mengatakan penerbangan ke Alor bisa diberangkatkan karena cuaca yang sudah baik. ”Pesawat dengan tujuan Alor take off jam 06.30 Wita dan membawa jenazah korban AirAsia,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa seharusnya jadwal penerbangan pesawat TransNusa dengan nomor penerbangan M8-526 tujuan Kabupaten Alor, NTT, Sabtu (24/1). ”Kemarin karena cuaca buruk tidak berangkat dan hari ini baru bisa,” tutur Sofie.
Dari pantauan pewarta di Bandara El Tari, beberapa keluarga korban seperti ibu serta keluarga kandungnya turut serta mendampingi jenazah korban menaiki pesawat Trans- Nusa tersebut.
Sucipto/ Sindotrijaya/ant
Jenazah berkelamin perempuan itu diangkat dari badan pesawat di perairan Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kotawaringin, Kalimantan Tengah. Direktur Operasional Basarnas Marsma SB Supriyadi di Lanud Iskandar mengungkapkan, penyelam TNI AL mulai melanjutkan misi mengevakuasi jenazah korban dan bodi utama pesawat AirAsia dengan diturunkannya perahu karet dan sea raider serta peralatan dishidros.
Beberapa penyelam dari KRI Banda Aceh telah berada di Kapal Crest Onyx sejak Sabtu (24/ 1) malam. Mereka melakukan penguatan belting dan tali pengikat. Sementara lifting bag yang digunakan masih tetap 1 buah berukuran 10 ton. Kapal Crest Onyx inilah yang akan menarik badan pesawat.
Proses pengikatan dan belting pagi kemarin sudah kembali dimulai sejak pukul 04.55 WIB dan pada pukul 09.30 WIB floating bag mengapung, badan pesawat sempat terangkat dan muncul ke permukaan di buritan Kapal Crest Onyx. ”Namun keberuntungan belum berpihak karena tali penarik terputus sehingga bodi pesawat kembali masuk ke air, tetapi tali tros masih terpasang sehingga bodi pesawat tidak terempas lagi ke dasar laut,” ujarnya.
Saat badan pesawat terangkat, satu jenazah ikut mengapung, kemudian jenazah langsung dievakuasi oleh tim dengan perahu karet ke KN Pacitan. Selain jenazah, puingpuing pesawat ikut mengapung. Kemudian satu jenazah yang telah berhasil dievakuasi KN Pacitan selanjutnya dibawa dengan pesawat Hely Bell TNI AL ke Lanud Iskandar Pangkalan Bun.
Seperti pada penemuan jenazah korban AirAsia sebelumnya, dari Pangkalan Bun jenazah dibawa ke RS Sultan Imanuddin guna dirawat dan dimasukkan ke peti jenazah. Sejauh ini sudah 70 jenazah telah berhasil dievakuasi dan 1 jenazah hasil evakuasi kemarin masih berada di RS Sultan Imanuddin. Evakuasi dihentikan siang kemarin karena arus mulai deras dan hujan.
Ketinggian ombak 2- 4meter, kecepatanarus1,7knot. Evakuasi diputuskan untuk dilanjutkan hari ini dengan harapan cuaca baik dan mendukung untuk penyelaman. Sementara satu jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 David Hartono asal Nusa Tenggara Timur (NTT), pagi kemarin, diterbangkan menuju Kabupaten Alor setelah sempat tertahan diBandaraEl Tari Kupangkarena cuaca buruk, Sabtu (24/1).
Sofie, petugas bagian tiket TransNusa, saat ditanya mengenai keberangkatan jenazah David Hartono mengatakan penerbangan ke Alor bisa diberangkatkan karena cuaca yang sudah baik. ”Pesawat dengan tujuan Alor take off jam 06.30 Wita dan membawa jenazah korban AirAsia,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa seharusnya jadwal penerbangan pesawat TransNusa dengan nomor penerbangan M8-526 tujuan Kabupaten Alor, NTT, Sabtu (24/1). ”Kemarin karena cuaca buruk tidak berangkat dan hari ini baru bisa,” tutur Sofie.
Dari pantauan pewarta di Bandara El Tari, beberapa keluarga korban seperti ibu serta keluarga kandungnya turut serta mendampingi jenazah korban menaiki pesawat Trans- Nusa tersebut.
Sucipto/ Sindotrijaya/ant
(ars)