Pernah Dicekoki, Kini Puan Getol Promosikan Minum Jamu

Senin, 26 Januari 2015 - 10:08 WIB
Pernah Dicekoki, Kini...
Pernah Dicekoki, Kini Puan Getol Promosikan Minum Jamu
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengaku punya pengalaman menarik atas jamu yang kini getol dia promosikan.

Dia mengaku kebiasaannya meminum jamu sejak kecil berawal dari dicekoki ibunya, Megawati Soekarnoputri. Kini, dengan posisinya sebagai menteri, dia punya tanggung jawab moral untuk menjaga dan meneruskan budaya sehat dengan minum jamu di kalangan masyarakat. Puan bahkan punya impian agar jamu dari Indonesia juga dirasakan dan dikonsumsi masyarakat di negara lain.

“Saya berharap jamu jangan hanya dikenal masyarakat Indonesia saja, tetapi juga harus dikenal di seluruh dunia lewat ajang promosi,” ujar Puan dalam acara gerakan Bugar dengan Jamu atau Bude Jamu di Kementerian Kesehatan akhir pekan kemarin. Hadir dalam acara itu Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Perindustrian Husen Saleh, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise, Menteri Koperasi dan UKM AA Gede Ngurah Puspayoga, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Kepala BPOM Roy Siparingga, dan Kepala BNN Anang Iskandar.

“Kami di jajaran menteri Kabinet Kerja yang hadir di Kantor Kementerian Kesehatan sepakat untuk bisa mendorong, memajukan, dan meningkatkan warisan budaya bangsa sehingga jamu ini tak hanya dikenal di dalam negeri, tapi juga di dunia internasional,” kata Puan. Puan mengatakan dirinya sengaja mengajak masyarakat untuk melestarikan budaya minum jamu guna memelihara kesehatan dan kebugaran.

Selain untuk menjelaskan manfaat dari minum jamu, lanjut Puan, gerakan Bude Jamu dikampanyekan agar minuman tradisional ini tidak lagi dianggap sebagai minuman masyarakat kelas menengah ke bawah. “Saat ini jamu telah mengalami revolusi, baik dari sisi bentuk persediaan maupun manfaatnya,” ujar Puan.

Menurut Puan, manfaat jamu telah diuji secara ilmiah sehingga masyarakat tidak perlu ragu dengan khasiatnya. Secara khusus, Puan mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan Kementerian Kesehatan yang mengangkat posisi jamu ke tempat terbaik. Salah satu yang dilakukan adalah saintifikasi jamu dengan menyediakan data ilmiah dalam jamu meliputi keamanan, khasiat, dan mutunya.

Dalam kesempatan itu, Puan bersama menteri lainnya meneken “Komitmen Bersama Membudayakan Minum Jamu dari Diri Sendiri, Keluarga, Lingkungan dan Masyarakat”. Acara ditutup dengan minum jamu bersama seluruh tamu dan undangan. Menperin Saleh Husin mengatakan, promosi minum jamu yang dilakukan pemerintah tidak main-main. Nantinya seluruh tamu di kementerian tak lagi disuguhi minuman lain seperti teh, melainkan jamu.

“ Jamu telah diproduksi dalam bentuk yang lebih bervariasi baik dari segi kemasan maupun rasa sehingga kesan pahit pada jamu mulai tergantikan dengan beraneka rasa yang lebih d i sukai masyarakat pada umumnya. Jadi bagus saja kalau ke depan ditradisikan setiap tamu di kementerian disuguhi jamu,” ungkapnya.

Selain untuk mentradisikan minuman sehat, kata Saleh, industri jamu juga cukup besar menyerap tenaga kerja. Dia menjelaskan, saat ini terdapat 1.160 industri jamu yang terdiri atas 16 industri skala besar dan 1.144 industri skala kecil dan menengah yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.

“Ada sekitar 15 juta tenaga kerja di mana 3 juta terserap di industri jamu yang berfungsi sebagai obat dan 12 juta lainnya terserap di industri jamu yang berkembang ke arah makanan,” bebernya.

Rahmat sahid
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0951 seconds (0.1#10.140)