Kamar Hotel Terbakar, Sekeluarga Tewas
A
A
A
DENPASAR - Kebakaran hebat terjadi di salah satu kamar Hotel Tower, Kabupaten Klungkung, Bali, kemarin. Dalam insiden itu, lima orang tamu hotel yang juga merupakan satu keluarga, tewas.
Beruntung, api tidak menjalar ke kamar-kamar lain di hotel itu. “Kelima jenazah ditemukan di atas ranjang. Kemungkinan saat kebakaran terjadi, para korban sedang tertidur,” ujar Kasat Reskrim Polres Klungkung AKP Nyoman Wirajaya. Menurut Wirajaya, musibah tragis itu pertama kali diketahui oleh resepsionis hotel, Eri Widiatmoko, sekitar pukul 06.00 Wita.
Saat hendak mematikan lampu di depan kamar korban yang terletak di lantai dua, dia mencium bau angus. Setelah ditelusuri, ternyata bau itu berasal dari kamar nomor 221, tempat korban menginap. Mengetahui keganjilan itu, dia kemudian mencoba mengetuk- ngetuk dan menggedor pintu kamar korban.
Namun, dia ada jawaban. Eri juga kemudian mencoba membukanya, namun tidak bisa karena pintu kamar terkunci dari dalam. Dia pun mencari cara lain untuk membuka pintu tersebut. “Saksi lalu berinisiatif membuka pintu kamar itu dengan kunci cadangan,” ujar Wirajaya. Setelah dibuka, Eri yang ditemani karyawan lainnya yang baru datang, Made Aprianti, sangat kaget melihat kamar 221 itu sudah ludes terbakar.
Yang mengenaskan, mereka juga mendapati lima tamu hotelnya telah tewas terpanggang. Tak pelak, kedua saksi tersebut langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Klungkung. Korban pun teridentifikasi bernama Gusti Agus. Nama itu juga tercantum dalam daftar tamu hotel yang menginap malam itu, sedangkan nama empat korban lainnya tidak masuk dalam catatan.
“Empat korban lainnya adalah istri dan tiga anaknya yang terdiri dari dua laki-laki berumur 3 dan 4 tahun, dan satu bayi perempuan,” ungkap Wirajaya. Gusti Agus berasal dari Padang Kerta, Karangasem, Bali. Korban yang bernama lengkap Gusti Agus Karpica ini adalah pemilik Bengkel Urip, Desa Padangkerta, Karangasem.
Keluarga Agus dikabarkan sudah lama menetap di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hingga saat ini petugas dari Polda Bali dan Polres Klungkung masih melakukan olah TKP di hotel yang terletak di Jalan Gunung Rinjani 18 Semarapura, Klungkung, itu. Mereka terus menyelidiki kasus itu demi mengungkap penyebab kebakaran.
Sementara, kelima jenazah korban sudah dibawa dengan menggunakan tiga unit mobil jenazah dan divisum di Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar. “Dari hasil pemeriksaan luar terhadap lima jenazah yang masih satu keluarga tersebut, terdapat luka bakar bervariasi,” kata Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Dudut Rustyadi, kemarin Dia menuturkan, jenazah yang diterima di Instalasi Kamar Jenazah (IKJ) terdiri dari satu orang pria, satu wanita, dua anak laki-laki, dan satu bayi perempuan.
Tim forensik juga mencocokkan data jenazah (postmortem ) dan pihak keluarga (antemortem ). “Untuk identifikasi tersebut, kami menggunakan data dari hasil pemeriksaan gigi, data medis, dokumen, ciri-ciri khusus pada tubuh, serta properti yang dikenakan seperti pakaian dan perhiasan,” ujarnya.
Hasil pemeriksaan menyebutkan, nama dan umur para korban yaitu Gusti Agus Karpica, 32; Gusti Ayu Rastapiani, 29; Gusti Putu Narendra Kresna, 6; Gusti Alit Satria Wedana, 4; dan bayi berumur tujuh bulan bernama Gusti Ayu Santi Jayanti. Dudut menambahkan, luka bakar para korban juga bervariatif mulai dari stadium I hingga stadium IV.
Yang paling parah dialami kedua anak laki-laki. “Sekarang kami masih menunggu hasil penyidikan dari kepolisian, apakah nanti dilanjutkan ke tahap autopsi atau tidak. Sebab,dengan upaya itu baru dapat diketahui penyebab kematian dari lima jenazah,” ujarnya. Yang jelas, untuk identifikasi jenazah dan pemeriksaan luar, pihaknya tidak menemukan adanya luka kekerasan mengingat kondisi jenazah mengalami luka bakar.
Miftahul chusna/Ant
Beruntung, api tidak menjalar ke kamar-kamar lain di hotel itu. “Kelima jenazah ditemukan di atas ranjang. Kemungkinan saat kebakaran terjadi, para korban sedang tertidur,” ujar Kasat Reskrim Polres Klungkung AKP Nyoman Wirajaya. Menurut Wirajaya, musibah tragis itu pertama kali diketahui oleh resepsionis hotel, Eri Widiatmoko, sekitar pukul 06.00 Wita.
Saat hendak mematikan lampu di depan kamar korban yang terletak di lantai dua, dia mencium bau angus. Setelah ditelusuri, ternyata bau itu berasal dari kamar nomor 221, tempat korban menginap. Mengetahui keganjilan itu, dia kemudian mencoba mengetuk- ngetuk dan menggedor pintu kamar korban.
Namun, dia ada jawaban. Eri juga kemudian mencoba membukanya, namun tidak bisa karena pintu kamar terkunci dari dalam. Dia pun mencari cara lain untuk membuka pintu tersebut. “Saksi lalu berinisiatif membuka pintu kamar itu dengan kunci cadangan,” ujar Wirajaya. Setelah dibuka, Eri yang ditemani karyawan lainnya yang baru datang, Made Aprianti, sangat kaget melihat kamar 221 itu sudah ludes terbakar.
Yang mengenaskan, mereka juga mendapati lima tamu hotelnya telah tewas terpanggang. Tak pelak, kedua saksi tersebut langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Klungkung. Korban pun teridentifikasi bernama Gusti Agus. Nama itu juga tercantum dalam daftar tamu hotel yang menginap malam itu, sedangkan nama empat korban lainnya tidak masuk dalam catatan.
“Empat korban lainnya adalah istri dan tiga anaknya yang terdiri dari dua laki-laki berumur 3 dan 4 tahun, dan satu bayi perempuan,” ungkap Wirajaya. Gusti Agus berasal dari Padang Kerta, Karangasem, Bali. Korban yang bernama lengkap Gusti Agus Karpica ini adalah pemilik Bengkel Urip, Desa Padangkerta, Karangasem.
Keluarga Agus dikabarkan sudah lama menetap di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hingga saat ini petugas dari Polda Bali dan Polres Klungkung masih melakukan olah TKP di hotel yang terletak di Jalan Gunung Rinjani 18 Semarapura, Klungkung, itu. Mereka terus menyelidiki kasus itu demi mengungkap penyebab kebakaran.
Sementara, kelima jenazah korban sudah dibawa dengan menggunakan tiga unit mobil jenazah dan divisum di Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar. “Dari hasil pemeriksaan luar terhadap lima jenazah yang masih satu keluarga tersebut, terdapat luka bakar bervariasi,” kata Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Dudut Rustyadi, kemarin Dia menuturkan, jenazah yang diterima di Instalasi Kamar Jenazah (IKJ) terdiri dari satu orang pria, satu wanita, dua anak laki-laki, dan satu bayi perempuan.
Tim forensik juga mencocokkan data jenazah (postmortem ) dan pihak keluarga (antemortem ). “Untuk identifikasi tersebut, kami menggunakan data dari hasil pemeriksaan gigi, data medis, dokumen, ciri-ciri khusus pada tubuh, serta properti yang dikenakan seperti pakaian dan perhiasan,” ujarnya.
Hasil pemeriksaan menyebutkan, nama dan umur para korban yaitu Gusti Agus Karpica, 32; Gusti Ayu Rastapiani, 29; Gusti Putu Narendra Kresna, 6; Gusti Alit Satria Wedana, 4; dan bayi berumur tujuh bulan bernama Gusti Ayu Santi Jayanti. Dudut menambahkan, luka bakar para korban juga bervariatif mulai dari stadium I hingga stadium IV.
Yang paling parah dialami kedua anak laki-laki. “Sekarang kami masih menunggu hasil penyidikan dari kepolisian, apakah nanti dilanjutkan ke tahap autopsi atau tidak. Sebab,dengan upaya itu baru dapat diketahui penyebab kematian dari lima jenazah,” ujarnya. Yang jelas, untuk identifikasi jenazah dan pemeriksaan luar, pihaknya tidak menemukan adanya luka kekerasan mengingat kondisi jenazah mengalami luka bakar.
Miftahul chusna/Ant
(bbg)