Hujan Seharian, Jakarta Langsung Tergenang
A
A
A
JAKARTA - Hujan yang mengguyur DKI Jakarta sepanjang hari kemarin menyebabkan beberapa ruas jalan tergenang. Kepadatan arus lalu lintas tidak terhindarkan.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI, genangan tersebar di beberapa titik yakni Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat depan Lantamal 3 sepanjang 150 meter dengan ketinggian air sekitar 10-20 cm; Jalan Percetakan Negara 2, Johar Baru, Jakarta Pusat setinggi 30-50 cm; Jalan RE Martadinata depan Alexis dan SPBU, Jakarta Utara setinggi 20 cm; Jalan Ahmad Yani depan Pertamina,
Jakarta Utara setinggi 40 cm; Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara setinggi 40 cm; Jalan Boulevard Barat depan Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara setinggi 20 cm; Jalan Lodan, Kota, Jakarta Barat setinggi 20 cm; serta Jalan Pulomas Barat VI, Kayu Putih, Jakarta Timur setinggi 10-20 cm.
Kabid Informatika dan Pengendalian BPBD DKI Jakarta Bambang Surya Putra mengatakan, genangan tersebut akibat curah hujan tinggi dengan intensitas lama. Hanya, dia tidak bisa menyebutkan kecepatan curah hujan lantaran alat yang dimilikinya belum bisa mendeteksi. “Utara dan barat curah hujan begitu tinggi. Kalau di Gunung Sahari itu, sebagian tanggul belum jadi,” ujarnya kemarin.
Dia menjelaskan, untuk wilayah barat dan utara, drainase yang ada sudah tertutup dengan banjir rob akibat air laut pasang. Sedangkan di Jakarta Pusat, khususnya di Jalan Gunung Sahari, disebabkan belum rampungnya pembuatan tanggul. Selain genangan di jalan, genangan juga terjadi di wilayah permukiman seperti di Bidara China dan Kampung Melayu setinggi 40-60 cm, namun saat ini sudah berangsur surut.
“Kalau permukiman akibat luapan air kali yang melintas di wilayahnya. Pesanggrahan belum meluap. Sore ini kami dapat kabar pintu air Katulampa sudah siaga III. Hanya, di Depok tidak hujan,” kata Bambang. Rudi Hapsari, 25, pengendara sepeda motor di Gunung Sahari, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, menuturkan, hujan yang mengguyur sejak beberapa hari terakhir ini membuat Kali Ciliwung Lama yang berada di samping jalan meluap.
“Hujan sedikit saja air tergenang, apalagi hujan terus menerus,” ujarnya. Hakim Setiadi, 38, pengendara lain yang ditemui di Jalan RE Martadinata depan Ancol, mengatakan, akibat genangan, dirinya terpaksa memutar balik karena khawatir motornya mogok. “Enggak masalah jauh juga jalannya yang penting motor enggak rusak,” ucapnya.
Banyak pengendara menghindari jalan tergenang sehingga menyebabkan kemacetan seperti terpantau di Jalan Gunung Sahari, Yos Sudarso, Cakung Cilincing, dan Sunter dekat pintu tol Pelabuhan-Bandara, serta Lantamal dekat Kelapa Gading. “Kami sudah perintahkan anggota untuk mengatur lalu lintas di beberapa wilayah mengingat ada genangan yang kerap membuat macet,” ujar Kasat Lantas Polres Jakarta Utara AKBP Sudarmanto.
Dia juga menyinggung Jalan Cakung Cilincing yang dipenuhi lubang. Karena itu, dia meminta beberapa pemilik proyek agar segera menguruk lubang tersebut. “Kalau tunggu diaspal sampai kapan makanya saya minta diuruk dulu,” katanya. Pengamat perkotaan Universitas Trisakti Yayat Supriyatna mengungkapkan persoalan terbesar terjadi genangan saat hujan adalah sistem drainase yang buruk.
Drainase di Jakarta saat ini tidak mendukung debit air lantaran banyak terjadi pendangkalan dan penyempitan akibat pembangunan. Selain itu, hilangnya resapan air juga menjadi penyebab utama banyak genangan. “Kalau drainasenya baik, genangan yang ada meski hujan begitu besar, paling lama 10 menit sudah surut,” katanya.
Solusinya drainase yang ada harus diperbaiki dan dikembalikan fungsinya sebagai aliran air yang terhubung dengan baik. Untuk jangka panjang, Pemprov DKI harus memperbaiki secara makro dengan menambah resapan air dan membuat sumur-sumur resapan. Apalagi saat ini banyak gedunggedung yang sengaja membuang aliran airnya ke jalan.
Bima setiyadi/Yan yusuf/Haryudi
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI, genangan tersebar di beberapa titik yakni Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat depan Lantamal 3 sepanjang 150 meter dengan ketinggian air sekitar 10-20 cm; Jalan Percetakan Negara 2, Johar Baru, Jakarta Pusat setinggi 30-50 cm; Jalan RE Martadinata depan Alexis dan SPBU, Jakarta Utara setinggi 20 cm; Jalan Ahmad Yani depan Pertamina,
Jakarta Utara setinggi 40 cm; Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara setinggi 40 cm; Jalan Boulevard Barat depan Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara setinggi 20 cm; Jalan Lodan, Kota, Jakarta Barat setinggi 20 cm; serta Jalan Pulomas Barat VI, Kayu Putih, Jakarta Timur setinggi 10-20 cm.
Kabid Informatika dan Pengendalian BPBD DKI Jakarta Bambang Surya Putra mengatakan, genangan tersebut akibat curah hujan tinggi dengan intensitas lama. Hanya, dia tidak bisa menyebutkan kecepatan curah hujan lantaran alat yang dimilikinya belum bisa mendeteksi. “Utara dan barat curah hujan begitu tinggi. Kalau di Gunung Sahari itu, sebagian tanggul belum jadi,” ujarnya kemarin.
Dia menjelaskan, untuk wilayah barat dan utara, drainase yang ada sudah tertutup dengan banjir rob akibat air laut pasang. Sedangkan di Jakarta Pusat, khususnya di Jalan Gunung Sahari, disebabkan belum rampungnya pembuatan tanggul. Selain genangan di jalan, genangan juga terjadi di wilayah permukiman seperti di Bidara China dan Kampung Melayu setinggi 40-60 cm, namun saat ini sudah berangsur surut.
“Kalau permukiman akibat luapan air kali yang melintas di wilayahnya. Pesanggrahan belum meluap. Sore ini kami dapat kabar pintu air Katulampa sudah siaga III. Hanya, di Depok tidak hujan,” kata Bambang. Rudi Hapsari, 25, pengendara sepeda motor di Gunung Sahari, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, menuturkan, hujan yang mengguyur sejak beberapa hari terakhir ini membuat Kali Ciliwung Lama yang berada di samping jalan meluap.
“Hujan sedikit saja air tergenang, apalagi hujan terus menerus,” ujarnya. Hakim Setiadi, 38, pengendara lain yang ditemui di Jalan RE Martadinata depan Ancol, mengatakan, akibat genangan, dirinya terpaksa memutar balik karena khawatir motornya mogok. “Enggak masalah jauh juga jalannya yang penting motor enggak rusak,” ucapnya.
Banyak pengendara menghindari jalan tergenang sehingga menyebabkan kemacetan seperti terpantau di Jalan Gunung Sahari, Yos Sudarso, Cakung Cilincing, dan Sunter dekat pintu tol Pelabuhan-Bandara, serta Lantamal dekat Kelapa Gading. “Kami sudah perintahkan anggota untuk mengatur lalu lintas di beberapa wilayah mengingat ada genangan yang kerap membuat macet,” ujar Kasat Lantas Polres Jakarta Utara AKBP Sudarmanto.
Dia juga menyinggung Jalan Cakung Cilincing yang dipenuhi lubang. Karena itu, dia meminta beberapa pemilik proyek agar segera menguruk lubang tersebut. “Kalau tunggu diaspal sampai kapan makanya saya minta diuruk dulu,” katanya. Pengamat perkotaan Universitas Trisakti Yayat Supriyatna mengungkapkan persoalan terbesar terjadi genangan saat hujan adalah sistem drainase yang buruk.
Drainase di Jakarta saat ini tidak mendukung debit air lantaran banyak terjadi pendangkalan dan penyempitan akibat pembangunan. Selain itu, hilangnya resapan air juga menjadi penyebab utama banyak genangan. “Kalau drainasenya baik, genangan yang ada meski hujan begitu besar, paling lama 10 menit sudah surut,” katanya.
Solusinya drainase yang ada harus diperbaiki dan dikembalikan fungsinya sebagai aliran air yang terhubung dengan baik. Untuk jangka panjang, Pemprov DKI harus memperbaiki secara makro dengan menambah resapan air dan membuat sumur-sumur resapan. Apalagi saat ini banyak gedunggedung yang sengaja membuang aliran airnya ke jalan.
Bima setiyadi/Yan yusuf/Haryudi
(bbg)