Kehidupan yang Awalnya Normal Berubah Menyedihkan dalam Sekejap

Jum'at, 23 Januari 2015 - 11:51 WIB
Kehidupan yang Awalnya...
Kehidupan yang Awalnya Normal Berubah Menyedihkan dalam Sekejap
A A A
Alex Lewis awalnya seorang ayah dan suami yang sempurna. Memiliki pubdan menjalani kehidupan menyenangkan. Tapi, semua berubah saat infeksi streptokokus me-nyerangnya pada November 2013.

Penyakit yang dideritanya datang saat dia merasa tak nyaman dengan badannya. Awalnya Lewis berpikir dia mengalami “man flu”. Namun, ketika melihat ada darah dalam urinenya yang diikuti dengan kemunculan jerawat dan memar pada kulit, Lewis sadar ini jauh lebih serius dari perkiraannya. Kulit di sekujur tubuhnya juga dengan cepat berubah menjadi hitam. Setelah melalui berbagai pemeriksaan ayah satu anak ini ternyata mengidap infeksi streptokokus tipe A.

Infeksi tersebut disebabkan oleh bakteri gram positif streptokokus. Tipe A adalah yang paling mematikan. Dia pun segera dilarikan ke rumah sakit di Winchester. Sayangnya, para dokter mengatakan infeksi telah menembus ke dalam jaringan dan organ sehingga memicu keracunan darah atau dalam bahasa medis adalah sepsis dan berpotensi membuat Lewis mengalami kegagalan organ.

Keadaan yang semakin memburuk memaksa Lewis hidup dengan dukungan alat medis. Kemudian dokter menyarankan Lewis untuk mengamputasi lengan kirinya mulai dari siku hingga jari untuk mencegah penyebaran infeksi. “Dalam kasus ini lengan berpotensi membunuh saya. Karena itu, saya harus merelakan tangan saya pergi,” ungkap Lewis.

Ketika lengannya sudah diamputasi, keadaan Lewis belum kunjung membaik. Dia kembali menelan pil pahit setelah mengetahui kakinya yang rusak mulai meracuni tubuhnya. Pada minggu kedua Desember dua kaki Lewis terpaksa diamputasi. Hidupnya mulai banyak berubah setelah itu. Untuk terus bisa melakukan aktivitas, Lewis pun menggunakan tangan dan kaki palsu.

Beruntung, istrinya, Lusi, setia mendampingi. Pasangan hidupnya itu dengan sabar menemani proses penyembuhan Lewis. Lusi mendampinginya dalam berlatih menggunakan tangan dan kaki palsu. Setelah melalui kursus selama 10 minggu, Lewis akhirnya bisa menggunakan tangan dan kaki palsunya dengan baik meski sulit baginya ketika harus menaiki dan menuruni tangga.

Hingga kini Lewis masih merasa asing dengan alat bantunya itu. “Perasaan ini kadang mengganggu saya, namun saya berpikir bahwa apa yang saya alami luar biasa. Tubuh saya mampu mengatasi hal sulit ini,” ucap Lewis. Namun, di tengah-tengah penderitaan tersebut, Lewis justru merasa semua yang dialami adalah hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidupnya.

Pria berusia 34 tahun ini mengaku hidupnya lebih bahagia ketika diterjang penyakit. Banyak orang sulit menerima penjelasan Lewis, tapi dia mengatakan bahwa setelah merasakan penyakit yang begitu keras itu banyak ihwal besar yang ia rasakan. Menurut Lewis, penderitaan membuatnya lebih peduli pada orang lain dan selalu mendorongnya untuk membantu sesama. “Penyakit ini membuat saya berpikir secara berbeda tentang menjadi seorang ayah, pasangan, dan manusia,” aku Lewis.

RINI AGUSTINA
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1537 seconds (0.1#10.140)