Konvoi PM Yaman Diberondong Tembakan

Selasa, 20 Januari 2015 - 13:54 WIB
Konvoi PM Yaman Diberondong Tembakan
Konvoi PM Yaman Diberondong Tembakan
A A A
SANAA - Gerilyawan Syiah Huthi kemarin menembaki konvoi mobil yang mengangkut Perdana Menteri (PM) Yaman Khalid Bahah di luar istana kepresidenan di Sanaa, ibu kota Yaman.

PM Bahah dikabarkan berhasil melarikan diri dari serangan mendadak yang berujung pada baku tembak tersebut. “Para gerilyawan Huthi menyerang konvoi PM Bahah. Aksi itu terjadi di saat pertempuran antara milisi Syiah dan militer Yaman,” kata Menteri Informasi Yaman Nadia Sakkaf seperti dikutip AFP. “Bahah tidak terluka, dia sudah bersembunyi (dari baku tembak),” tuturnya.

Sakkaf mengungkapkan, penembakan terhadap PM Bahah merupakan pelanggaran terhadap gencatan senjata yang telah disepakati. “Ini merupakan upaya pembunuhan terhadap PM,” tutur Sakkaf. Para saksi mata juga membenarkan milisi Syiah Huthi yang dikenal sebagai Ansarullah terlibat baku tembak dengan pasukan kepresidenan. Para pejabat Yaman mengungkapkan, baku tembak di istana kepresidenan disebabkan keributan akibat penutupan jalan.

Milisi Huthi juga meningkatkan jumlah pasukannya di dekat istana kepresidenan yang masih dijaga pasukan kepresidenan dalam jumlah terbatas. Adapun pasukan kepresidenan menempatkan kekuatannya di jalanan kompleks istana dan di luar kediaman Presiden Abdrabuh Mansur Hadi. “Kelompok bersenjata Huthi menyerang istana presiden untuk mengambil- alih simbol kekuasaan,” kata Sakkaf.

Sakkaf menambahkan, Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi tidak berada di istana dan dalam kondisi selamat. Namun dia mengungkapkan ada sejumlah korban tewas dalam penyerangan ke istana itu, tetapi belum dipastikan berapa jumlahnya. “Pemerintah berusaha mewujudkan keamanan untuk mencegah penculikan staf kepresidenan,” katanya. Seperti dilaporkan CNN, seorang pejabat senior Huthi mengecam serangan terhadap PM Bahah dan istana kepresidenan.

“Kita tidak terkait dengan itu (serangan PM Bahah),” kata pejabat yang tidak disebutkan namanya. Dia menambahkan, ada pihak ketiga yang ikut terlibat dalam ketegangan. Namun dia tidak menyebutkan kelompok yang mencoba memperkeruh kondisi di Yaman itu. Milisi telah menguasai Sanaa selama empat bulan lamanya.

Militer reguler yang menjaga Sanaa telah meninggalkan kota itu pada September silam. Ketegangan semakin memuncak di Sanaa setelah gerilyawan Huthi menculik Kepala Staf Kepresidenan Ahmed Awab bin Mubarak pada Sabtu (17/1) lalu. Penculikan itu terkait dengan amandemen perubahan konstitusi yang menjadi tugas Mubarak.

Dia juga memimpin dialog nasional yang dibentuk mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang dipaksa mundur pada Februari 2012. Pemberontak Huthi juga telah mengaku bertanggung jawab atas penculikan Mubarak. “Penculikan Mubarak merupakan pesan bagi Presiden (Abd-Rabbu Mansour Hadi),” kata Osama Sari, penasihat media untuk milisi Huthi di Yaman.

Dia menambahkan, Presiden Hadi ingin mengenalkan konstitusi baru tanpa melibatkan Huthi. Ketegangan di Yaman memicu kekhawatiran negara tetangga yang berbatasan langsung, yakni Arab Saudi. Selain itu, dunia internasional juga takut karena Yaman juga menguasai rute perkapalan Terusan Suez karena dapat bernasib sama seperti Somalia. Tidak stabilnya Yaman terjadi sejak maraknya demonstrasi pada 2011.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5515 seconds (0.1#10.140)