Hatta-Zulkifli Berebut Dukungan
A
A
A
JAKARTA - Dua kandidat ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN), Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan, mulai menggalang dukungan pemilik suara menjelang Kongres IV PAN di Bali pada 28 Januari–2 Februari 2015.
Secara terpisah Hatta dan Zulikifli mengonsolidasi pengurus dewan pimpinan wilayah (DPW) dan dewan pimpinan daerah (DPD). Tadi malam, Hatta mengumpulkan pengurus DPW dan DPD PAN se-Sumatera di Pekanbaru, Riau. Adapun pada Jumat (16/1) malam, Zulkifli melakukan pertemuan dengan pengurus DPWDPD PAN dari Indonesia timur di Makassar, Sulawesi Selatan. Di kongres nanti, kandidat ketua umum PAN ini akan memperebutkan 585 suara, terdiri atas suara DPW, DPD, dan organisasi otonom.
Anggota tim sukses Hatta Rajasa, Didi Supriyanto, mengatakan sosialisasi ke daerah penting dalam rangka menarik dukungan pemilik suara. Dengan bertemu pengurus di daerah, Hatta bisa menyampaikan visi misi mengenai kepemimpinannya dalam lima tahun mendatang. Pada pertemuan di Pekanbaru tadi malam dia mengklaim pemilik suara yang hadir sebanyak 129, terdiri atas 119 DPD dan 10 DPW.
“Total ada 129 yang punya hak suara berkumpul untuk mendukung Pak Hatta,” ujarnya kemarin. Kepada DPW dan DPD tersebut Hatta menyampaikan pentingnya penguatan kepengurusan daerah dalam menghadapi Pemilu 2019 mendatang. Penguatan yang dimaksud adalah denganmemberikan kewenangan kepada daerah menentukan calon-calonnya untuk menjadi gubernur atau bupati.
“Ke depan fungsi pengurus pusat sifatnya hanya koordinasi dan supervisi,” kata Didi. Hadir dalam acara di Pekanbaru tersebut Ketua DPP PAN Ahmad Farhan Hamid, Bendahara Umum PAN Jon Erizal, dan beberapa anggota DPR, di antaranya Ketua Fraksi PAN Tjatur Sapto Edy, Ketua Komisi VIII Saleh Daulay, dan Ketua Komisi VI Hafiz Thohir.
Tjatur Sapto mengatakan PAN masih membutuhkan sosok Hatta yang visioner, berintegritas, dan populer untuk menghadapi sistem pemilu ke depan yang menyatukan pemilihan presiden dan legislator. "Kita butuh lokomotif partai yang otentik dan populer di tengah masyarakat," katanya. Dukungan serupa juga diucapkan pengurus PAN daerah."
Saya yakin lima tahun ke depan bersama Hatta Rajasa PAN akan makin cemerlang, gemilang, dan terbilang," kata Ketua DPD PAN Riau, Herliyan Saleh, dalam pidato sambutannya selaku tuan rumah. Sementara itu, Zulkifli Hasan melakukan pertemuan dengan pengurus PAN dari sejumlah daerah di Indonesia timur di by safeweb">Hotel Aryaduta Makassar, Jumat (16/1) malam.
Dalam kunjungan ke Makassar tersebut Zulkifli didampingi Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) yang juga pendiri PAN Amien Rais. Konsolidasi yang mengangkat tema “Reunifikasi, Regenerasi, dan Revitalisasi” tersebut dihadiri pimpinan DPW dan DPD dari lima provinsi, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Maluku. Ketua DPW PAN Sulawesi Tengah Luthfi Lembah mengatakan dia memboyong sembilan pimpinan DPD ke pertemuan tersebut.
“Kami datang satu rombongan. Saya ketua DPW datang bersama sekretaris. Kami hadir untuk mendukung dan memenangkan Zulkifli Hasan sebagai ketua umum DPP PAN,” ujarnya. Dukungan secara terbuka juga disampaikan Ketua DPW PAN Sulawesi Barat Jawas Gani, Sekretaris DPW Maluku Taha Latar, dan DPW Gorontalo Salahuddin.
Di depan pengurus daerah Zulkifli berjanji memberikan otonomi penuh kepada DPW dan DPD dalam pemilihan ketua saat musyawarah daerah (musda). Menurutnya, ke depan pemilihan ketua DPW dan DPD tidak perlu lagi melibatkan pengurus pusat. “Menjadi ketua DPW dan DPD tidak perlu rekomendasi pusat (DPP), cukup diselesaikan di daerah saja. Kecuali untuk calon kepala daerah,” jelasnya.
Dia juga berjanji mengakomodasi kader dari Indonesia timur di kepengurusan pusat jika terpilih. “Saya katakan bahwa PAN mengedepankan politik kebangsaan. Kepengurusan di DPP harus mencerminkan semua daerah seperti dari Papua,” ujarnya. Zulkifli juga menjelaskan tentang tema “reunifikasi”, yakni dia ingin kembali melibatkan kader-kader yang juga pendiri PAN yang tidak lagi aktif seperti Faisal Basri dan Goenawan Mohamad.
Adapun tema “revitalisasi”, PAN harus menganut politik kebangsaan bukan politik praktis, salah satunya calon presiden tidak harus dari ketua umum, tetapi dipilih melalui konvensi. Dia juga menegaskan, calon yang akan bersaing di kongres PAN akan menghindari perpecahan seperti yang terjadi di partai lain.
“Kongres kita sambut dengan kegembiraan karena memilih sesama saudara. Kita hindari black campaign, saling menjelekkan, tidak ada budaya seperti itu di PAN,” tandasnya. Anggota tim sukses Zulkifli, Totok Daryanto, mengatakan pendekatan ke daerah-daerah diperlukan karena nanti saat calon ketua umum terpilih, program yang disosialisasikan akan ditagih kader. Menurutnya, program unggulan yang ditawarkan Zulkifli adalah regenerasi kepemimpinan.
“Ketua umum satu periode selama lima tahun sudah cukup, kalau di DPW sampai dua kali,” katanya. Selain itu, konsep melayani di mana ketua umum harus menjadi pelayan bagi seluruh kaderPAN.“Kadertidaklagi sulit berkomunikasi dengan pimpinan, mau mengangkat telepon ketika dihubungi,” katanya.
Program lain adalah memberikan otonomi kepada daerah, misalnya saat musda DPP PAN tidak lagi melakukan intervensi. ”Selama ini pemilihan pengurus dan ketua selalu melalui persetujuan pusat. Selama ini pusat terlalu menekan, ketat mengontrol daerah,” katanya. Totok mengklaim, basis pendukung Zulkifli meliputiseluruh Jawa baik Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur maupun Banten. Kemudian, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera, termasuk Lampung.
“Untuk Sumatera kemungkinan akan berimbang kekuatannya,” ujar dia. Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Idil Akbar menilaipeluang kedua kandidat meraih suara DPW dan DPD relatif imbang. Di bawah Hatta PAN dinilai berhasil karena mampu memenuhi electoral threshold sehingga kader di daerah-daerah akan melihat keberhasilan itu.
Namun sosok Zulkifli sebagai mantan sekretaris jenderal (sekjen) juga layak diperhitungkan karena dinilai punya pendekatan yang baik dengan pengurus daerah. “Sekarang memang perlu pendekatan kepada para tokoh-tokoh PAN,” ujarnya.
Sucipto/Supyan umar
Secara terpisah Hatta dan Zulikifli mengonsolidasi pengurus dewan pimpinan wilayah (DPW) dan dewan pimpinan daerah (DPD). Tadi malam, Hatta mengumpulkan pengurus DPW dan DPD PAN se-Sumatera di Pekanbaru, Riau. Adapun pada Jumat (16/1) malam, Zulkifli melakukan pertemuan dengan pengurus DPWDPD PAN dari Indonesia timur di Makassar, Sulawesi Selatan. Di kongres nanti, kandidat ketua umum PAN ini akan memperebutkan 585 suara, terdiri atas suara DPW, DPD, dan organisasi otonom.
Anggota tim sukses Hatta Rajasa, Didi Supriyanto, mengatakan sosialisasi ke daerah penting dalam rangka menarik dukungan pemilik suara. Dengan bertemu pengurus di daerah, Hatta bisa menyampaikan visi misi mengenai kepemimpinannya dalam lima tahun mendatang. Pada pertemuan di Pekanbaru tadi malam dia mengklaim pemilik suara yang hadir sebanyak 129, terdiri atas 119 DPD dan 10 DPW.
“Total ada 129 yang punya hak suara berkumpul untuk mendukung Pak Hatta,” ujarnya kemarin. Kepada DPW dan DPD tersebut Hatta menyampaikan pentingnya penguatan kepengurusan daerah dalam menghadapi Pemilu 2019 mendatang. Penguatan yang dimaksud adalah denganmemberikan kewenangan kepada daerah menentukan calon-calonnya untuk menjadi gubernur atau bupati.
“Ke depan fungsi pengurus pusat sifatnya hanya koordinasi dan supervisi,” kata Didi. Hadir dalam acara di Pekanbaru tersebut Ketua DPP PAN Ahmad Farhan Hamid, Bendahara Umum PAN Jon Erizal, dan beberapa anggota DPR, di antaranya Ketua Fraksi PAN Tjatur Sapto Edy, Ketua Komisi VIII Saleh Daulay, dan Ketua Komisi VI Hafiz Thohir.
Tjatur Sapto mengatakan PAN masih membutuhkan sosok Hatta yang visioner, berintegritas, dan populer untuk menghadapi sistem pemilu ke depan yang menyatukan pemilihan presiden dan legislator. "Kita butuh lokomotif partai yang otentik dan populer di tengah masyarakat," katanya. Dukungan serupa juga diucapkan pengurus PAN daerah."
Saya yakin lima tahun ke depan bersama Hatta Rajasa PAN akan makin cemerlang, gemilang, dan terbilang," kata Ketua DPD PAN Riau, Herliyan Saleh, dalam pidato sambutannya selaku tuan rumah. Sementara itu, Zulkifli Hasan melakukan pertemuan dengan pengurus PAN dari sejumlah daerah di Indonesia timur di by safeweb">Hotel Aryaduta Makassar, Jumat (16/1) malam.
Dalam kunjungan ke Makassar tersebut Zulkifli didampingi Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) yang juga pendiri PAN Amien Rais. Konsolidasi yang mengangkat tema “Reunifikasi, Regenerasi, dan Revitalisasi” tersebut dihadiri pimpinan DPW dan DPD dari lima provinsi, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Maluku. Ketua DPW PAN Sulawesi Tengah Luthfi Lembah mengatakan dia memboyong sembilan pimpinan DPD ke pertemuan tersebut.
“Kami datang satu rombongan. Saya ketua DPW datang bersama sekretaris. Kami hadir untuk mendukung dan memenangkan Zulkifli Hasan sebagai ketua umum DPP PAN,” ujarnya. Dukungan secara terbuka juga disampaikan Ketua DPW PAN Sulawesi Barat Jawas Gani, Sekretaris DPW Maluku Taha Latar, dan DPW Gorontalo Salahuddin.
Di depan pengurus daerah Zulkifli berjanji memberikan otonomi penuh kepada DPW dan DPD dalam pemilihan ketua saat musyawarah daerah (musda). Menurutnya, ke depan pemilihan ketua DPW dan DPD tidak perlu lagi melibatkan pengurus pusat. “Menjadi ketua DPW dan DPD tidak perlu rekomendasi pusat (DPP), cukup diselesaikan di daerah saja. Kecuali untuk calon kepala daerah,” jelasnya.
Dia juga berjanji mengakomodasi kader dari Indonesia timur di kepengurusan pusat jika terpilih. “Saya katakan bahwa PAN mengedepankan politik kebangsaan. Kepengurusan di DPP harus mencerminkan semua daerah seperti dari Papua,” ujarnya. Zulkifli juga menjelaskan tentang tema “reunifikasi”, yakni dia ingin kembali melibatkan kader-kader yang juga pendiri PAN yang tidak lagi aktif seperti Faisal Basri dan Goenawan Mohamad.
Adapun tema “revitalisasi”, PAN harus menganut politik kebangsaan bukan politik praktis, salah satunya calon presiden tidak harus dari ketua umum, tetapi dipilih melalui konvensi. Dia juga menegaskan, calon yang akan bersaing di kongres PAN akan menghindari perpecahan seperti yang terjadi di partai lain.
“Kongres kita sambut dengan kegembiraan karena memilih sesama saudara. Kita hindari black campaign, saling menjelekkan, tidak ada budaya seperti itu di PAN,” tandasnya. Anggota tim sukses Zulkifli, Totok Daryanto, mengatakan pendekatan ke daerah-daerah diperlukan karena nanti saat calon ketua umum terpilih, program yang disosialisasikan akan ditagih kader. Menurutnya, program unggulan yang ditawarkan Zulkifli adalah regenerasi kepemimpinan.
“Ketua umum satu periode selama lima tahun sudah cukup, kalau di DPW sampai dua kali,” katanya. Selain itu, konsep melayani di mana ketua umum harus menjadi pelayan bagi seluruh kaderPAN.“Kadertidaklagi sulit berkomunikasi dengan pimpinan, mau mengangkat telepon ketika dihubungi,” katanya.
Program lain adalah memberikan otonomi kepada daerah, misalnya saat musda DPP PAN tidak lagi melakukan intervensi. ”Selama ini pemilihan pengurus dan ketua selalu melalui persetujuan pusat. Selama ini pusat terlalu menekan, ketat mengontrol daerah,” katanya. Totok mengklaim, basis pendukung Zulkifli meliputiseluruh Jawa baik Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur maupun Banten. Kemudian, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera, termasuk Lampung.
“Untuk Sumatera kemungkinan akan berimbang kekuatannya,” ujar dia. Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Idil Akbar menilaipeluang kedua kandidat meraih suara DPW dan DPD relatif imbang. Di bawah Hatta PAN dinilai berhasil karena mampu memenuhi electoral threshold sehingga kader di daerah-daerah akan melihat keberhasilan itu.
Namun sosok Zulkifli sebagai mantan sekretaris jenderal (sekjen) juga layak diperhitungkan karena dinilai punya pendekatan yang baik dengan pengurus daerah. “Sekarang memang perlu pendekatan kepada para tokoh-tokoh PAN,” ujarnya.
Sucipto/Supyan umar
(bbg)