Dunia Kecam Majalah Charlie Hebdo
A
A
A
MANILA - Dunia mengecam majalah satir Charlie Hebdo yang kembali menerbitkan kartun Nabi Muhammad SAW pada edisi Rabu (14/1) lalu. Kecaman itu diungkapkan para pemimpin dunia hingga aksi demonstrasi di berbagai negara.
Charlie Hebdo menerbitkan kartun Nabi Muhammad SAW yang membawa tulisan “Je suis Charlie “ (Saya Charlie) dengan mimik sedih dan menangis. Edisi tersebut terbit setelah serangan terhadap kantor majalah itu yang menewaskan 12 orang. Penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW itu dianggap sebagai penghinaan terhadap umat Islam di seluruh dunia. Paus Fransiskus pun mengecam majalah Charlie Hebdo.
Menurut pemimpin umat Katolik di seluruh dunia itu, setiap agama memiliki kehormatannya. Agama harus dihormati agar para penganutnya tidak merasa dihina. “Jika seorang teman baik (Doktor Gasparri yang bertugas mengatur perjalanan Paus) berbicara buruk tentang ibu saya, dia akan mendapatkan pukulan. Itu hal normal. Anda tidak boleh memprovokasi. Anda tidak boleh menghina kepercayaan orang lain. Anda tidak bisa mengolok-olok,” kata Paus berusia 78 tahun itu.
Paus yang berhaluan progresif itu mengaku membela kebebasan berpendapat, namun juga menyatakan kebebasan ada batasnya. “Kebebasan berpendapat merupakan hak dan kewajiban yang harus disampaikan tanpa menyinggung,” katanya sebelum berkunjung ke Manila, Filipina, Kamis (15/1). Sementara itu, di Kota Karachi, Pakistan, 200 demonstran kemarin bentrok dengan polisi di luar konsulat Prancis.
Mereka menentang penerbitan majalah Charlie Hebdo. Unjuk rasa dilakukan satu hari setelah Perdana Menteri Nawaz Sharif memimpin parlemen untuk mengecam kartun yang dipandang warga Islam sebagai suatu penghinaan. “Seluruh muslim seharusnya mengutuk kartun yang perlu dihujat,” kata Menteri Urusan Agama Pakistan Sardar Yousaf, dikutip NBC.
Aksi demonstrasi serupa juga digelar anggota Ikhwanul Muslimin di Amman, Yordania selepas salat Jumat. Mereka mengecam serangan tiga hari di Paris yang menewaskan total 17 orang. “Kita mengecam serangan terhadap Nabi Muhammad SAW,” kata juru bicara Ikhawanul Muslimin Yordania, Murad Adaileh. Di Kuwait, puluhan warga berunjuk rasa di luar Gedung Kedutaan Besar Prancis. Mereka membawa spanduk yang berisi kecaman terhadap Chralie Hebdo.
Tidak ada kekerasan dalam demonstrasi yang berlangsung damai itu. DiKairo, AlAzhar, lembagakeagamaan ternama di Mesir, mengungkapkan kekecewaannya dengan penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW. “Kartun merupakan tantangan terang-terangan bagi perasaan warga muslim yang bersimpati kepada majalah itu,” kata Abbas Shumann, deputi imam besar Al-Azhar. Dia menyarankan umat Islam agar menunjukkan toleransi.
“Kemarahan tidak akan menyelesaikan masalah dan justru akan menambah ketegangan,” ucapnya. Pemerintah Iran juga resmi mengecam penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW sebagai tindakan provokatif. Kartun yang diterbitkan Charlie Hebdo itu menghina umat Islam dan Nabi Muhammad SAW. “Karikatur Nabi itu memprovokasi sentimen muslim di seluruh dunia,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marzieh Afkham.
Bukan hanya di luar Prancis, organisasi muslim di Prancis juga mengecam majalah Charlie Hebdo. Mereka menganggap kartun Nabi itu sebagai bentuk diskriminasi terhadap muslim. “Semua organisasi muslim di Prancis menyerukan komunitas muslim untuk tetap tenang dan menghindari reaksi yang emosional,” tutur Dalil Boubaker, ulama ternama di Paris.
Kecaman terhadap Charlie Hebdo juga dari mantan pendirinya, HenriRoussel. Diamenyatakan editor majalah itu, Stephane Charbonnier, merupakan salah satu orang yang layak disalahkan. Charbonnier terlalu memaksakan staf redaksi lain untuk membuat lelucon tentang Islam dan itu menyebabkan kematian anggota lainnya. Charbonnier juga termasuk korban tewas dalam serangan mematikan.
Sementara itu, mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yuhdoyono (SBY) juga mengecam penerbitan Nabi Muhammad SAW oleh majalah Charlie Hebdo . SBY menyebut itu sebagai kebebasan yang kebablasan. “Membuat gambar Nabi Muhammad, apalagi karikatur, bagi umat Islam sangat ditabukan. Ini juga berlaku bagi umat Islam sendiri,” tulis SBY melalui akun Twitter-nya @SBYudhoyono.
“Membuat karikatur Nabi Muhammad bukan hanya membikin marah kaum yang ekstrem dan radikal, melainkan juga umat Islam secara keseluruhan,” ungkap SBY. SBY menyarankan agar kelak semua orang bisa saling memahami dan menghormati pandangan masing-masing yang berbeda. SBY mengungkapkan, pemimpin Islam bertanggung jawab mencegah kekerasan oleh muslim.
Apalagi pembunuhan meski dilakukan terhadap oknum yang dianggap menghina Islam. Majalah Charlie Hebdo bukan hanya membuat satir Nabi Muhammad SAW, melainkan Paus Fransiskus hingga Kanselir Jerman Angela Merkel juga merupakan figur yang disindir dalam edisi Rabu (14/1) lalu. Charlie Hebdo laku terjual hingga 700.000 kopi dalam satu jam pertama di Paris. Lebih dari 3,5 juta kopi majalah itu terjual.
Andika hendra m
Charlie Hebdo menerbitkan kartun Nabi Muhammad SAW yang membawa tulisan “Je suis Charlie “ (Saya Charlie) dengan mimik sedih dan menangis. Edisi tersebut terbit setelah serangan terhadap kantor majalah itu yang menewaskan 12 orang. Penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW itu dianggap sebagai penghinaan terhadap umat Islam di seluruh dunia. Paus Fransiskus pun mengecam majalah Charlie Hebdo.
Menurut pemimpin umat Katolik di seluruh dunia itu, setiap agama memiliki kehormatannya. Agama harus dihormati agar para penganutnya tidak merasa dihina. “Jika seorang teman baik (Doktor Gasparri yang bertugas mengatur perjalanan Paus) berbicara buruk tentang ibu saya, dia akan mendapatkan pukulan. Itu hal normal. Anda tidak boleh memprovokasi. Anda tidak boleh menghina kepercayaan orang lain. Anda tidak bisa mengolok-olok,” kata Paus berusia 78 tahun itu.
Paus yang berhaluan progresif itu mengaku membela kebebasan berpendapat, namun juga menyatakan kebebasan ada batasnya. “Kebebasan berpendapat merupakan hak dan kewajiban yang harus disampaikan tanpa menyinggung,” katanya sebelum berkunjung ke Manila, Filipina, Kamis (15/1). Sementara itu, di Kota Karachi, Pakistan, 200 demonstran kemarin bentrok dengan polisi di luar konsulat Prancis.
Mereka menentang penerbitan majalah Charlie Hebdo. Unjuk rasa dilakukan satu hari setelah Perdana Menteri Nawaz Sharif memimpin parlemen untuk mengecam kartun yang dipandang warga Islam sebagai suatu penghinaan. “Seluruh muslim seharusnya mengutuk kartun yang perlu dihujat,” kata Menteri Urusan Agama Pakistan Sardar Yousaf, dikutip NBC.
Aksi demonstrasi serupa juga digelar anggota Ikhwanul Muslimin di Amman, Yordania selepas salat Jumat. Mereka mengecam serangan tiga hari di Paris yang menewaskan total 17 orang. “Kita mengecam serangan terhadap Nabi Muhammad SAW,” kata juru bicara Ikhawanul Muslimin Yordania, Murad Adaileh. Di Kuwait, puluhan warga berunjuk rasa di luar Gedung Kedutaan Besar Prancis. Mereka membawa spanduk yang berisi kecaman terhadap Chralie Hebdo.
Tidak ada kekerasan dalam demonstrasi yang berlangsung damai itu. DiKairo, AlAzhar, lembagakeagamaan ternama di Mesir, mengungkapkan kekecewaannya dengan penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW. “Kartun merupakan tantangan terang-terangan bagi perasaan warga muslim yang bersimpati kepada majalah itu,” kata Abbas Shumann, deputi imam besar Al-Azhar. Dia menyarankan umat Islam agar menunjukkan toleransi.
“Kemarahan tidak akan menyelesaikan masalah dan justru akan menambah ketegangan,” ucapnya. Pemerintah Iran juga resmi mengecam penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW sebagai tindakan provokatif. Kartun yang diterbitkan Charlie Hebdo itu menghina umat Islam dan Nabi Muhammad SAW. “Karikatur Nabi itu memprovokasi sentimen muslim di seluruh dunia,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marzieh Afkham.
Bukan hanya di luar Prancis, organisasi muslim di Prancis juga mengecam majalah Charlie Hebdo. Mereka menganggap kartun Nabi itu sebagai bentuk diskriminasi terhadap muslim. “Semua organisasi muslim di Prancis menyerukan komunitas muslim untuk tetap tenang dan menghindari reaksi yang emosional,” tutur Dalil Boubaker, ulama ternama di Paris.
Kecaman terhadap Charlie Hebdo juga dari mantan pendirinya, HenriRoussel. Diamenyatakan editor majalah itu, Stephane Charbonnier, merupakan salah satu orang yang layak disalahkan. Charbonnier terlalu memaksakan staf redaksi lain untuk membuat lelucon tentang Islam dan itu menyebabkan kematian anggota lainnya. Charbonnier juga termasuk korban tewas dalam serangan mematikan.
Sementara itu, mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yuhdoyono (SBY) juga mengecam penerbitan Nabi Muhammad SAW oleh majalah Charlie Hebdo . SBY menyebut itu sebagai kebebasan yang kebablasan. “Membuat gambar Nabi Muhammad, apalagi karikatur, bagi umat Islam sangat ditabukan. Ini juga berlaku bagi umat Islam sendiri,” tulis SBY melalui akun Twitter-nya @SBYudhoyono.
“Membuat karikatur Nabi Muhammad bukan hanya membikin marah kaum yang ekstrem dan radikal, melainkan juga umat Islam secara keseluruhan,” ungkap SBY. SBY menyarankan agar kelak semua orang bisa saling memahami dan menghormati pandangan masing-masing yang berbeda. SBY mengungkapkan, pemimpin Islam bertanggung jawab mencegah kekerasan oleh muslim.
Apalagi pembunuhan meski dilakukan terhadap oknum yang dianggap menghina Islam. Majalah Charlie Hebdo bukan hanya membuat satir Nabi Muhammad SAW, melainkan Paus Fransiskus hingga Kanselir Jerman Angela Merkel juga merupakan figur yang disindir dalam edisi Rabu (14/1) lalu. Charlie Hebdo laku terjual hingga 700.000 kopi dalam satu jam pertama di Paris. Lebih dari 3,5 juta kopi majalah itu terjual.
Andika hendra m
(bbg)