MUI Minta Masyarakat Tidak Percaya Takhayul
A
A
A
SIDOARJO - Keberadaan Alquran raksasa di rumah Anang Asriyanto warga Desa Glagaharum, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, memang sempat membuat geger.
Apalagi, pemiliknya mengklaim kitab suci umat Islam itu jatuh dari atas saat istighosah (doa bersama) di rumahnya. Warga Porong dan sekitarnya pun berdatangan ke rumah Anang untuk melihat Alquran setinggi 2 meter, lebar 2,40 meter, tebal 15 cm, dan berat satu kwintal itu. Bahkan, saking banyaknya pengunjung, polisi akhirnya memasang garis polisi.
Menurut pengakuan Anang, Alquran itu jatuh di kamarnya saat dia bersama 50 jemaah lainnya menggelar istighosah pada 2 Desember 2014 lalu. ”Awalnya jamaah sedang berdoa, kemudian mendengar suara benda jatuh,” ujar Anang. Ketika memeriksa sekeliling rumah, Anang dan beberapa jamaah tidak apa pun. Namun, ketika memeriksa kamar, Anang mengaku melihat ada benda panjang dibungkus kain hitam yang ternyata berisi Alquran.
Anehnya, jika benda itu jatuh dari atas, namun tidak ada kerusakan apa pun pada genting atau plafon serta lantai yang beralaskan karpet itu. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sidoarjo KH Usman Bahri sendiri langsung datang ke rumah Anang untuk melihat temuan itu dan memastikan kebenarannya.
KH Usman yang ditemani beberapa pengurus MUI lainnya datang dengan membawa Alquran kecil itu guna mencocokan satu persatu huruf hijaiyah dan lafadz yang ada dalam Alquran dengan tulisan tangan tersebut. Setelah dicocokkan, dia menemukan ada satu kalimat yang kelebihan yang berbunyi ‘unzila’ yang diulang dua kali (secara berjajar) dalam ayat keempat Surat Albaqarah. Meski demikian, Usman tidak menampik itu benar mushaf Alquran yang ditulis dengan tangan.
Namun, dia tidak sependapat jika Alquran itu datangnya jatuh di kamar. ”Saya tidak percaya kalau Alquran itu tiba-tiba datang atau jatuh dari atas,” tegasnya. Untuk itu, Usman minta masyarakat tidak percaya takhayul. Dia khawatirnya muncul keyakinan yang tidak-tidak di tengah masyarakat.
Abdul rouf
Apalagi, pemiliknya mengklaim kitab suci umat Islam itu jatuh dari atas saat istighosah (doa bersama) di rumahnya. Warga Porong dan sekitarnya pun berdatangan ke rumah Anang untuk melihat Alquran setinggi 2 meter, lebar 2,40 meter, tebal 15 cm, dan berat satu kwintal itu. Bahkan, saking banyaknya pengunjung, polisi akhirnya memasang garis polisi.
Menurut pengakuan Anang, Alquran itu jatuh di kamarnya saat dia bersama 50 jemaah lainnya menggelar istighosah pada 2 Desember 2014 lalu. ”Awalnya jamaah sedang berdoa, kemudian mendengar suara benda jatuh,” ujar Anang. Ketika memeriksa sekeliling rumah, Anang dan beberapa jamaah tidak apa pun. Namun, ketika memeriksa kamar, Anang mengaku melihat ada benda panjang dibungkus kain hitam yang ternyata berisi Alquran.
Anehnya, jika benda itu jatuh dari atas, namun tidak ada kerusakan apa pun pada genting atau plafon serta lantai yang beralaskan karpet itu. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sidoarjo KH Usman Bahri sendiri langsung datang ke rumah Anang untuk melihat temuan itu dan memastikan kebenarannya.
KH Usman yang ditemani beberapa pengurus MUI lainnya datang dengan membawa Alquran kecil itu guna mencocokan satu persatu huruf hijaiyah dan lafadz yang ada dalam Alquran dengan tulisan tangan tersebut. Setelah dicocokkan, dia menemukan ada satu kalimat yang kelebihan yang berbunyi ‘unzila’ yang diulang dua kali (secara berjajar) dalam ayat keempat Surat Albaqarah. Meski demikian, Usman tidak menampik itu benar mushaf Alquran yang ditulis dengan tangan.
Namun, dia tidak sependapat jika Alquran itu datangnya jatuh di kamar. ”Saya tidak percaya kalau Alquran itu tiba-tiba datang atau jatuh dari atas,” tegasnya. Untuk itu, Usman minta masyarakat tidak percaya takhayul. Dia khawatirnya muncul keyakinan yang tidak-tidak di tengah masyarakat.
Abdul rouf
(ars)