Pengusaha Optimistis Menangi Persaingan ASEAN

Selasa, 13 Januari 2015 - 13:15 WIB
Pengusaha Optimistis...
Pengusaha Optimistis Menangi Persaingan ASEAN
A A A
BANDUNG - Jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pengusaha muda Indonesia menyikapinya dengan waspada sekaligus optimistis akan mampu memenangi persaingan di kancah regional ASEAN.

Walau sudah di depan mata, banyak masyarakat dan pengusaha di Indonesia yang belum paham dan masih meraba-raba hal yang akan terjadi manakala negara-negara ASEAN disatukan dalam satu komunitas pasar tunggalpada awal2016nanti. Kekhawatiran pun muncul terutama jika dikaitkan dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) dan lemahnya infrastruktur.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, kekhawatiran itu rupanya tidak hanya dirasakan di Indonesia. Dalam berbagai pertemuan dengan sejumlah kepala pemerintahan negara ASEAN, Jokowi menangkap adanya kekhawatiran serupa. Maka itu, pengusaha Indonesia tidak perlu khawatir, apalagi merasa inferior.

Ketua Umum Hipmi Raja Sapta Oktohari mengatakan, komitmen MEA sudah pasti akan berdampak ke semua pengusaha di Indonesia. Untuk itu, pelaku usaha harus tetap waspada. Pasalnya MEA ibarat dua sisi mata uang, satu sisi memberi peluang, sisi lainnya menjadi ancaman bagi industri nasional.

Kendati demikian, Hipmi siap memasuki MEA. ”Kita akan bersaing langsung dengan pengusaha se-Asia Tenggara. Hipmi optimistis dapat memenangi kompetisi di regional ini,” tandas Okto. Menurutnya, selama ini Hipmi aktif membangun jejaring dengan organisasi sejenis di negara-negara ASEAN maupun internasional. Hal ini bisa menjadi bekal dalam memperluas bisnis ke negara lain.

Salah satu kandidat ketua umum Hipmi 2015-2018, Bahlil Lahadalia, mengatakan, sesuai dengan karakter pemuda yang selalu optimistis, tidak boleh ada pesimisme di kalangan pengusaha muda. Apalagi menurutnya masuk ke MEA itu bukan berarti terjun ke lautan besar yang tidak ada panduannya.

”Harus optimistis apalagi kita menguasai ekonomi Indonesia yang setara dengan 43% ekonomi ASEAN. Sebagai pengusaha, kita juga harus berpikir bahwa dalam setiap kesulitan itu pasti ada peluang,” tegas pengusaha asal Papua itu.

Sementara itu untuk menangkap peluang usaha yang membesar di era MEA, penambahan jumlah pengusaha baru terutama dari kalangan muda mutlak didorong. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengungkapkan, jumlah pengusaha di Indonesia sekitar 1,6% dari total penduduk.

”Dari total pengusaha, hanya 0,8% saja yang berusia di bawah 40 tahun,” sebutnya. Berdasar data Kementerian Pemuda dan Olahraga, pada 2013 jumlah pengusaha usia 16-20 tahun sebanyak 3,7 juta. Puan berharap dalam dua tahun ke depan akan terjadi peningkatan signifikan jumlah pengusaha di Indonesia.

Adapun beberapa kebijakan pemerintah atas kewirausahaan pemuda antara lain pembentukan lembaga permodalan kewirausahaan permodalan (LPKP) kewirausahaan pemuda di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota sebagai pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 6/2014.

Inda Susanti
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7812 seconds (0.1#10.140)