Kepala BNP2TKI Lapor Harta Kekayaan ke KPK
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid menyambangi Gedung Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK).
Nusron mengaku kehadirannya itu untuk menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Mantan politikus Partai Golkar itu juga menyebutkan, jumlah dari harta kekayaannya total Rp5,8 miliar.
"Tadinya Rp3,8 miliar nambah Rp2 miliar jadi Rp5,8 miliar," ujar Nusron di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (12/1/2015).
Sebelumnya Nusron pernah menyerahkan LHKPN pada tahun 2009. Selama lima tahun, Nusron mengaku hartanya bertambah dengan membeli satu mobil, beberapa tanah dan sawah.
"Tanah di Kabupaten Kudus. Sawah di Kudus, yang satu 8.000 meter, satu 3.000 ribu meter. (Mobil punya) empat. Dua mobil di kampung, tahun 2004, yang satu tahun 2009. Satu Serena tahun 2010, yang satu ini Innova tahun 2014 baru beli," ungkap Nusron.
Kenaikan itu kata dia, bertambah karena naiknya NJOP ketika membeli tanah kemudian menjualnya.
"Tapi nambah ada yang dulunya misalnya tanah yang belinya sekian, terus dijual NJOP-nya naik," tutur Nusron.
Dia juga mengaku memiliki utang sekitar Rp600 juta. Namun data serta nilai kekayaan Nusron ini masih akan diklarifikasi kembali oleh KPK.
"Utang ada, saya bangun pabrik sama teman-teman di Purwakarta, bangun pabrik jamur terus ya penyertaan belum lunas," pungkasnya.
Nusron mengaku kehadirannya itu untuk menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Mantan politikus Partai Golkar itu juga menyebutkan, jumlah dari harta kekayaannya total Rp5,8 miliar.
"Tadinya Rp3,8 miliar nambah Rp2 miliar jadi Rp5,8 miliar," ujar Nusron di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (12/1/2015).
Sebelumnya Nusron pernah menyerahkan LHKPN pada tahun 2009. Selama lima tahun, Nusron mengaku hartanya bertambah dengan membeli satu mobil, beberapa tanah dan sawah.
"Tanah di Kabupaten Kudus. Sawah di Kudus, yang satu 8.000 meter, satu 3.000 ribu meter. (Mobil punya) empat. Dua mobil di kampung, tahun 2004, yang satu tahun 2009. Satu Serena tahun 2010, yang satu ini Innova tahun 2014 baru beli," ungkap Nusron.
Kenaikan itu kata dia, bertambah karena naiknya NJOP ketika membeli tanah kemudian menjualnya.
"Tapi nambah ada yang dulunya misalnya tanah yang belinya sekian, terus dijual NJOP-nya naik," tutur Nusron.
Dia juga mengaku memiliki utang sekitar Rp600 juta. Namun data serta nilai kekayaan Nusron ini masih akan diklarifikasi kembali oleh KPK.
"Utang ada, saya bangun pabrik sama teman-teman di Purwakarta, bangun pabrik jamur terus ya penyertaan belum lunas," pungkasnya.
(maf)