Keluarga Penyeimbang Hidup

Minggu, 11 Januari 2015 - 13:41 WIB
Keluarga Penyeimbang Hidup
Keluarga Penyeimbang Hidup
A A A
Dimas dilahirkan dan besar di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Layaknya kebanyakan anak kecil, Dimas senang bermain bersama temanteman di luar rumah. Di kota tersebut, ia berinteraksi dengan orang dari berbagai macam etnis dan suku.

Di SD Taman Siswa, Dimas mendapatkan banyak nilai kenusantaraan untuk membangun bangsa yang kokoh. Di rumah, sang ayah membekali Dimas dengan buku bacaan politik seperti tentang Soekarno, Natsir, dan Tan Malaka. Tanpa disadari, dari ruang lingkup dan aktivitas dia sehari-hari mulai tertanam rasa cinta Tanah Air yang membara.

”Dari situ, keindonesiaan saya tercipta dan berlanjut menjadi passion,” tutur ayah dua anak ini. Beranjak remaja, passion tersebut rupanya makin melekat pada diri Dimas. Saat menduduki bangku kuliah pada 1996, organisasi mahasiswa menggeliat dan agresif dalam perekrutan anggota. Pada masa itu mulai banyak aksi perlawanan dari buruh dan mahasiswa terhadap pemerintahan Soeharto.

Hal ini pun menjadi teka-teki bagi dirinya. ”Terinspirasi oleh buku-buku Bung Karno bahwa persatuan itu sangat penting. Teka-teki bagi saya dalam konteks kepemimpinan adalah bagaimana caranya mengelola bangsa yang plural dan menyatukan menjadi kekuatan yang solid ke depan. Itu yang saya lihat pada perjalanan hidup saya menjadi seorang aktivis,” ungkap pria berkaca mata ini.

Sosok Bung Karno dan tokoh lain seperti Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, Gus Dur, dan Mahatma Gandhi menjadi inspirator bagi Dimas. Baginya, para tokoh tersebut adalah orang yang luar biasa. Ia mengagumi sosok yang bisa menggerakkan orang banyak, konsisten, dan berkomitmen terhadap cita-cita yang diperjuangkan.

”Jangan memobilisasi masyarakat kalau memobilisasi diri sendiri saja sulit. Ini menunjukkan para tokoh tersebut siap untuk menderita dan berkorban,” ucap peraih gelar doktor antropologi politik dari University of New South Wales, Sydney, Australia ini. Di tengah himpitan kesibukan, Dimas memiliki trik jitu dalam memobilisasi diri agar tidak stres.

Apalagi politik dan negara bukan topik yang ringan untuk dipikirkan, dibicarakan, atau didiskusikan. Untuk menyeimbangkan kehidupan, Dimas selalu meluangkan waktu untuk keluarga, membaca, dan berolahraga. ”Keluarga merupakan sumber kekuatan saya. Setiap akhir pekan, saya usahakan selalu bersama mereka entah liburan bersama atau bermain bersama anak di rumah. Quality timedengan keluarga harus terjaga,” pungkas Dimas.

Ema malini/Dina Angelina
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5700 seconds (0.1#10.140)