Jaring Pemuda untuk Perubahan Indonesia

Minggu, 11 Januari 2015 - 13:39 WIB
Jaring Pemuda untuk...
Jaring Pemuda untuk Perubahan Indonesia
A A A
Dimas Oky Nugroho menjaring kekuatan anak muda seantero Nusantara untuk bergotong-royong mewujudkan Indonesia lebih baik. Pria kelahiran Pematang Siantar, 36 tahun silam, ini menginisiasi gerakan moral berbasis sukarela, SIPerubahan (Sukarelawan Indonesia untuk Perubahan) sejak 2010.

Di sini anak muda progresif dengan latar belakang profesi berbeda berkumpul dan menyatukan inisiatif positif. Tujuannya mengembalikan barisan pemuda yang saling bergandeng tangan, saling percaya, dan memiliki satu visi, yaitu membangun Indonesia lebih baik.

Bagaimana cara alumnus University of Glasgow, Skontlandia, ini menghimpun dan mengakomodasi anak muda dari berbagai penjuru Tanah Air? Berikut cuplikan wawancara KORAN SINDO dengan Dimas saat dijumpai di Kantor Akar Rumput Strategic Consulting di kawasan Halimun, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Apa sebenarnya SIPerubahan ini?

SIPerubahan merupakan gerakan moral dengan visi politik untuk mengubah Indonesia menjadi lebih baik. Gerakan ini mirip seperti ajaran Mahatma Gandhi yang menyerukan sesuatu berdasarkan kesadaran tanpa kekerasan atau paksaan. Sukarela menjadi ideologi gerakan ini. Kami menghimpun dan mengakomodasi anak muda kreatif dan progresif dari Aceh hingga Papua. Gerakan ini sekaligus sebagai jaring komunikasi antaranak muda dari Aceh sampai Papua yang menginginkan Indonesia berubah ke arah lebih baik.

Anak muda seperti apa yang dijaring?

Kelompok anak muda strategis dengan latar belakang lintas profesi seperti dosen, aktivis, budayawan, dan pebisnis. Di sini ada pembagian tugas anak muda progresif, yaitu kelompok ideologi dan praktisi. Saya yakin, jika kelompok ini terorganisasi dan berpartner dengan pemerintah, maka Indonesia lebih baik bisa terwujud.

Bagaimana menyatukan berbagai inisiasi yang diajukan para anak muda ini?

Setiap individu atau daerah memang memiliki otonomi untuk mengimplementasikan apa yang mereka cita-citakan. Namun kami punya common platformagar semua aspirasi tersebut tidak saling berbentrokan seperti menjaga persatuan bangsa, memiliki mentalitas positif dalam melihat bangsa ke depan dan sejarah di belakang, memiliki keberpihakan pada rakyat dan publik, serta pendidikan dengan visi politik. Dengan demikian diharapkan bisa tercapai kemandirian secara ekonomi, otonom secara politik, dan berkarakter secara kebudayaan.

Apa saja program yang telah dilakukan SIPerubahan?

Ada sekolah kepemimpinan, road showkampanye Indonesia Mencoblos, dan jelajah Nusantara. Jelajah Nusantara maksudnya kami berkeliling dari Aceh sampai Papua untuk mengunjungi beberapa sekolah dan universitas. Tahapan ini penting untuk menjalin silaturahmi dan membangun komunikasi antarpemimpin anak muda strategis di daerah. Upaya ini ditujukan untuk membangun kembali kepercayaan antarsesama anak bangsa yang selama ini sudah terkoyak-koyak. Sebuah bangsa bisa menjadi besar dan bersatu jika ada rasa saling percaya.

Saat ini, proyekapa yang sedang Anda lakukan?

Sejauh ini proyekkami berfokus pada youth advocacy,yaitu mengadvokasi isu-isu keanakmudaan, khususnya mengenai kepemimpinan, pendidikan, serta kesiapan anak muda dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Ketiga proyekini merupakan upaya untuk mempersiapkan mentalitas anak muda dalam menghadapi persaingan bebas melalui edukasi, leadership, dan social capitalanak muda. Untuk menopang hal tersebut, kami bekerja sama dengan empat pilar, yaitu negara, korporasi, masyarakat sipil, dan donor internasional.

Selain itu, kami juga berencana membuat Rumah Bersama, yaitu wadah yang mempertemukan berbagai inisiatif anak muda untuk berpartner dengan empat pilar tersebut. Dengan begitu, mereka bisa membicarakan hal-hal yang bersifat kebijakan publik hingga akhirnya melahirkan policy brief. Hal ini diupayakan untuk menampung gairah partisipasi anak muda yang meledak dalam pemilu dan pilpres kemarin ke arah yang produktif dan kontributif terhadap jalannya pemerintahan.

Bentuk konkretnya seperti apa?

Sebagaimana diketahui, ledakan partisipasi dan ekspektasi anak muda terhadap pemerintahan yang baru ini begitu tinggi. Hal ini, bagi kami, merupakan potensi besar untuk memajukan bangsa. Sayang, secara ideologi politik, mereka belum tergarap dengan baik. Oleh karenanya, harus ada yang membangun jiwa dan raga anak bangsa. Menurut saya, inisiatif ini penting karena menyatukan semua aspirasi positif anak muda yang ingin berkontribusi. Para anak muda ini dilibatkan dalam pembahasan agenda pemerintahan, khususnya proses perumusan kebijakan. Dengan harapan agar melahirkan kebijakan yang berdampak 5–20 tahun ke depan.

Kenapa membidik anak muda?

Saat ini, usia anak muda (17–35 tahun) menjadi krusial karena jumlahnya hampir 75% dari total penduduk Indonesia. Para anak muda ini juga menjadi kelas menengah baru dan memiliki kekuatan tersendiri di pasar. Namun kebanyakan mereka sekadar menjadi followerserta konsumtif. Padahal, masa depan bangsa ini berada di tangan mereka. Oleh karenanya, mereka perlu dirangsang agar bisa membawa semangat perubahan dan pembaruan. Para anak muda juga harus menunjukkan kerja nyata, optimistis, dan keteladanan. Meski begitu, peranan kelompok orang tua tetap dibutuhkan untuk mengawasi, membantu, dan memfasilitasi para anak muda ini.

Apakah tidak sulit mengakomodasi anak muda dalam jumlah banyak dan latar belakang yang berbeda-beda?

Sulit. Namun pada dasarnya anak muda ingin dilibatkan dan terlibat dalam proses pembangunan di masyarakat. Hanya mereka tidak punya ruang. Oleh karenanya perlu dibuatkan saluran yang memungkinkan untuk melibatkan anak muda dan harus berbasis development. Hal ini sebagai upaya agar suara dan aspirasi anak muda bisa tersampaikan dengan baik dalam proses partisipasi mereka terhadap pemerintahan.

Penguatan jaringan kaum muda melalui berbagai program keanakmudaan tersebut merupakan bentuk investasi di sisi manusia (invest in people). Dari situ saya mengerti bahwa Indonesia, dari Aceh sampai Papua, memiliki potensi SDM dan anak muda cerdas, kompetitif, serta kreatifinovatif. Namun, menurut saya, negara belum optimal dan fokus dalam menggarap human capitalini.

Apakah SIPerubahan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah?

Protes iya, tapi kami bukan sekadar protes dan mengeluh. Kami juga memberikan kontribusi dan solusi. Proyekyang saya sebutkan di awal adalah bagian dari upaya kami berkontribusi. Saya percaya bahwa gerakan sosial bisa untuk mendisiplinkan negara dan institusi politik yang dimiliki negara.

Berapa jumlah sukarelawan saat ini?

Kami tidak memiliki jumlah data yang pasti karena gerakan ini bersifat sukarela. Meski begitu, kami memiliki forum bersama sebagai wadah berkomunikasi. Keanggotaannya tidak hanya ada di Indonesia, ada pula perwakilan mahasiswa Indonesia di luar negeri. Di forum ini, kami berbagi dan berdiskusi banyak hal mulai dari politik, beasiswa hingga budaya. Kami adalah kumpulan anak muda yang memiliki semangat bersama untuk membangun Indonesia lebih baik.

Untuk mendukung proyekyang Anda lakukan, dari mana sumber pendanaannya?

Pendanaan menjadi kendala di awal kami merintis gerakan ini karena kami tidak ingin memelas meminta dukungan. Oleh karenanya kami mendirikan lembaga konsultan di bidang politik dan komunikasi, Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC), pada 2012. ARSC menjadi institusi yang bertanggung jawab untuk mendanai gerakan SIPerubahan. Melalui ARSC, kami melakukan proyek seperti menggarap program CSR perusahaan dan bekerja sama dengan kementerian tertentu. Saya bersyukur setelah hampir dua tahun berjalan, ARCS sudah punya konsultan media, public affairs, politik, social media campaign, dan kuliner.

Apa proyekAnda selanjutnya?

Kini ARSC bekerja sama dengan donor internasional dari Taiwan, Singapura, Australia, dan Korea Selatan akan membuat exchange program. Setiap young leadersdari berbagai latar belakang bisa mengikuti program tersebut.

Apa harapan Anda ke depan?

Ke depan Indonesia memiliki anak muda yang lebih mandiri, lebih progresif, lebih demokratis, lebih sehat jiwa dan raganya, lebih sejahtera, sekaligus lebih cinta tanah air. Hal ini karena masa depan anak muda adalah optimisme bangsa ini.

Ema malini/Dina Angelina
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0954 seconds (0.1#10.140)