PDIP Berpeluang Jadi Rujukan Partai Ideologis
A
A
A
JAKARTA - Dosen politik FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Haryadi, menilai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada usianya yang ke-42 menjadi satu-satunya partai di Indonesia yang tetap kukuh dengan diskursus ideologi nasionalisme kewargaan/keindonesiaan.
Untuk itu, dia menilai tetap penting bagi PDIP untuk tetap merevitalisasi ideologinya itu. PDIP akan memperingati HUT ke-42 pada 10 Januari 2015. “Karena hanya dengan prinsip ideologi partai politik itu punya makna dan tuntunan dalam beraktivitas sebagai kekuatan politik. Dengan basis empirik sebagai partai ideologis, bahkan mungkin saja PDIP dapat menjadi role model bagi pengembangan partai di Indonesia sekarang,” kata Haryadi kemarin.
Menurut Haryadi, ini relevan setidaknya untuk mengatasi kecenderungan pragmatisme partai politik di Indonesia. Saat PDIP menjadi partai yang memerintah, niscaya elan perjuangan dan strategi perjuangannya berbeda dengan saat dulu menjadi partai oposisi.
“Sebagai partai yang memerintah, tentu ini menjadi momentum bagi PDIP untuk mengoperasionalkan ideologi nasionalisme kewargaan/keindonesiaan menjadi ideologi yang bekerja. Tak cukup ideologi itu berhenti pada level retorik, tapi harus operasional dalam bentuk alternatif-alternatif kebijakan yang berorientasi publik warga-negara,” ungkapnya.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mendorong PDIP untuk berani menjadi rujukan sebagai partai yang sukses melakukan kaderisasi internal. Siti menjelaskan, sebagai partai berusia tua, PDIP dinilai sukses melakukan kaderisasi internal.
Menurut Siti, kesuksesan kaderisasi itu bisa terlihat dengan munculnya kader-kader seperti Presiden Joko Widodo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. “Sudah saatnya PDIP menunjukkan diri sebagai partai yang bisa dijadikan rujukan. PDIP sudah relatif berhasil, kadernya bagus-bagus, sukses merekrut kepala daerah yang orangnya yahud,” katanya.
Sementara itu, PDIP kemarin melatih 200-an kadernya yang tergabung dalam Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) untuk diterjunkan di semua pelosok daerah yang tengah dan rawan dilanda bencana alam. “Mereka dilatih bagaimana mengevakuasi korban untuk musibah tanah longsor, juga bagaimana ketika diterjunkan di daerah yang terkena musibah banjir, dan berbagai pelatihan khusus agar mereka benar-benar siap saat dikirim ke daerah,” kata Hastosaat konferensipersdiPosko Cemara 19, Jakarta, kemarin.
Rahmat sahid
Untuk itu, dia menilai tetap penting bagi PDIP untuk tetap merevitalisasi ideologinya itu. PDIP akan memperingati HUT ke-42 pada 10 Januari 2015. “Karena hanya dengan prinsip ideologi partai politik itu punya makna dan tuntunan dalam beraktivitas sebagai kekuatan politik. Dengan basis empirik sebagai partai ideologis, bahkan mungkin saja PDIP dapat menjadi role model bagi pengembangan partai di Indonesia sekarang,” kata Haryadi kemarin.
Menurut Haryadi, ini relevan setidaknya untuk mengatasi kecenderungan pragmatisme partai politik di Indonesia. Saat PDIP menjadi partai yang memerintah, niscaya elan perjuangan dan strategi perjuangannya berbeda dengan saat dulu menjadi partai oposisi.
“Sebagai partai yang memerintah, tentu ini menjadi momentum bagi PDIP untuk mengoperasionalkan ideologi nasionalisme kewargaan/keindonesiaan menjadi ideologi yang bekerja. Tak cukup ideologi itu berhenti pada level retorik, tapi harus operasional dalam bentuk alternatif-alternatif kebijakan yang berorientasi publik warga-negara,” ungkapnya.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mendorong PDIP untuk berani menjadi rujukan sebagai partai yang sukses melakukan kaderisasi internal. Siti menjelaskan, sebagai partai berusia tua, PDIP dinilai sukses melakukan kaderisasi internal.
Menurut Siti, kesuksesan kaderisasi itu bisa terlihat dengan munculnya kader-kader seperti Presiden Joko Widodo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. “Sudah saatnya PDIP menunjukkan diri sebagai partai yang bisa dijadikan rujukan. PDIP sudah relatif berhasil, kadernya bagus-bagus, sukses merekrut kepala daerah yang orangnya yahud,” katanya.
Sementara itu, PDIP kemarin melatih 200-an kadernya yang tergabung dalam Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) untuk diterjunkan di semua pelosok daerah yang tengah dan rawan dilanda bencana alam. “Mereka dilatih bagaimana mengevakuasi korban untuk musibah tanah longsor, juga bagaimana ketika diterjunkan di daerah yang terkena musibah banjir, dan berbagai pelatihan khusus agar mereka benar-benar siap saat dikirim ke daerah,” kata Hastosaat konferensipersdiPosko Cemara 19, Jakarta, kemarin.
Rahmat sahid
(bbg)