Kehabisan Tiket, Calon Penumpang KA Blokade Stasiun
A
A
A
BEKASI - Ratusan calon penumpang kereta api (KA) memblokade Stasiun Tambun, Kabupaten Bekasi, kemarin. Aksi nekat ini karena mereka marah kehabisan tiket KA. Akibat blokade tersebut, sejumlah jadwal perjalanan KA dari dan menuju Jakarta terhambat.
Aksi spontan itu dilakukan mulai pukul 07.00- 09.00 WIB. Awalnya ketika kehabisan tiket, penumpang meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyediakan tiket tambahan karena masih banyak penumpang yang hendak ke Jakarta menumpuk di Stasiun Tambun. Namun, permintaan penumpang tersebut tidak bisa dipenuhi. Ratusan penumpang pun marah dan spontan turun ke rel di jalur 1, 2, dan 3.
Akibatnya jalur perkeretaapian lumpuh total sejak pukul 07.00 WIB. “Saya datang ke stasiun pukul 05.30 WIB, tapi tiket sudah habis,” kata Sofian, 49, calon penumpang kepada KORAN SINDO kemarin. Penumpang juga kesal terhadap pihak stasiun yang mengimbau agar membeli tiket tiga jam sebelum jadwal pemberangkatan. Artinya pembelian tiket dilakukan sekitar pukul 03.00 WIB.
Sri Rokiyah, 44, calon penumpang, keberatan jika harus membeli tiket pada pukul 03.00 WIB. Apalagi banyak calon penumpang yang tinggal di Kabupaten Bekasi pulang bekerja pada malam hari. “Stasiun kan bukanpasarpagi. Masaharus beli tiket jam segitu,” ujar Sri. Sejumlah penumpang mengaku membeli tiket di luar loket dan harganya dua kali lipat. Beberapa penumpang terpaksa membeli tiket ke calo sekitar Rp 4.000-5.000.
“Tiket habis kita beli ke calo, daripada kami terlambat bekerja,” tambahnya. Kepala Stasiun Tambun Maulana mengatakan, jumlah rangkaian KA lokal sebanyak tiga, yakni dari Cikampek pukul 05.56 WIB dan pukul 06.46 WIB. Satu lagi KA dari Purwakarta pukul 07.08 WIB. Dari tiga rangkaian itu, hanya satu yang sudah melintas ke Jakarta. Dua lainnya tertahan karena rel sudah diblokade.
Menurutnya, kapasitas KA lokal sudah ditetapkan 150% dari jumlah kursi penumpang. Dengan demikian, pihaknya tidak bisa memberikan tiket tambahan. Hal ini dilakukan karena PT KAI lebih mempertimbangkan keselamatan penumpang. “Ini sudah keputusan PT KAI, kami hanya menjalankan tugas saja,” terangnya. Maulana menjelaskan, satu rangkaian KA lokal terdiri dari delapan gerbong.
Setiap gerbong memiliki kapasitas 106 tempat duduk. Jika ditetapkan 150% maka jumlah penumpang tidak boleh melebihi 159 orang di setiap gerbong atau jumlah keseluruhan delapan gerbong yakni 1.272 penumpang. Menurutnya, saat ini jumlah penumpang di Stasiun Tambun cukup banyak yakni sekitar 2.000 orang per hari. Untuk mengantisipasi kehabisan tiket, loket penjualan dibuka tiga jam lebih awal.
Pembukaan itu bersamaan dengan penjualan tiket di stasiun awal di Cikampek. Sayangnya, langkah tersebut dimanfaatkan calo sehingga banyak penumpang tidak kebagian tiket. “Kami akan tampung semua aspirasi penumpang,” tandasnya. Kepala Humas PT KAI Daop 1 Agus Komarudin mengatakan, blokade di Stasiun Tambun mengakibatkan perjalanan 10 KA terganggu, baik yang akan keluar dan masuk Jakarta.
KA yang tertahan itu di antaranya KA Argo Parahyangan tujuan Jakarta-Bandung dan KA Cirebon Ekspres. Namun, KRL Commuter Line tidak terlalu terkena dampak. “KRL hanya terlambat dari jadwal,” tukasnya. Lalu lintas KA kembali normal sekitar pukul 09.30 WIB setelah blokade selesai.
Menurutnya, aksi massa sangat berlebihan.“ Dampaknyakemana-mana. Lebih banyak masyarakat yang dirugikan akibat aksi di Tambun,” ungkapnya. Terkait tuntutan tiket tambahan, PT KAI akan melakukan evaluasi. Jumlah rangkaian dan keberangkatan rencananya ditambah.
Abdullah m surjaya/Yan yusuf
Aksi spontan itu dilakukan mulai pukul 07.00- 09.00 WIB. Awalnya ketika kehabisan tiket, penumpang meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyediakan tiket tambahan karena masih banyak penumpang yang hendak ke Jakarta menumpuk di Stasiun Tambun. Namun, permintaan penumpang tersebut tidak bisa dipenuhi. Ratusan penumpang pun marah dan spontan turun ke rel di jalur 1, 2, dan 3.
Akibatnya jalur perkeretaapian lumpuh total sejak pukul 07.00 WIB. “Saya datang ke stasiun pukul 05.30 WIB, tapi tiket sudah habis,” kata Sofian, 49, calon penumpang kepada KORAN SINDO kemarin. Penumpang juga kesal terhadap pihak stasiun yang mengimbau agar membeli tiket tiga jam sebelum jadwal pemberangkatan. Artinya pembelian tiket dilakukan sekitar pukul 03.00 WIB.
Sri Rokiyah, 44, calon penumpang, keberatan jika harus membeli tiket pada pukul 03.00 WIB. Apalagi banyak calon penumpang yang tinggal di Kabupaten Bekasi pulang bekerja pada malam hari. “Stasiun kan bukanpasarpagi. Masaharus beli tiket jam segitu,” ujar Sri. Sejumlah penumpang mengaku membeli tiket di luar loket dan harganya dua kali lipat. Beberapa penumpang terpaksa membeli tiket ke calo sekitar Rp 4.000-5.000.
“Tiket habis kita beli ke calo, daripada kami terlambat bekerja,” tambahnya. Kepala Stasiun Tambun Maulana mengatakan, jumlah rangkaian KA lokal sebanyak tiga, yakni dari Cikampek pukul 05.56 WIB dan pukul 06.46 WIB. Satu lagi KA dari Purwakarta pukul 07.08 WIB. Dari tiga rangkaian itu, hanya satu yang sudah melintas ke Jakarta. Dua lainnya tertahan karena rel sudah diblokade.
Menurutnya, kapasitas KA lokal sudah ditetapkan 150% dari jumlah kursi penumpang. Dengan demikian, pihaknya tidak bisa memberikan tiket tambahan. Hal ini dilakukan karena PT KAI lebih mempertimbangkan keselamatan penumpang. “Ini sudah keputusan PT KAI, kami hanya menjalankan tugas saja,” terangnya. Maulana menjelaskan, satu rangkaian KA lokal terdiri dari delapan gerbong.
Setiap gerbong memiliki kapasitas 106 tempat duduk. Jika ditetapkan 150% maka jumlah penumpang tidak boleh melebihi 159 orang di setiap gerbong atau jumlah keseluruhan delapan gerbong yakni 1.272 penumpang. Menurutnya, saat ini jumlah penumpang di Stasiun Tambun cukup banyak yakni sekitar 2.000 orang per hari. Untuk mengantisipasi kehabisan tiket, loket penjualan dibuka tiga jam lebih awal.
Pembukaan itu bersamaan dengan penjualan tiket di stasiun awal di Cikampek. Sayangnya, langkah tersebut dimanfaatkan calo sehingga banyak penumpang tidak kebagian tiket. “Kami akan tampung semua aspirasi penumpang,” tandasnya. Kepala Humas PT KAI Daop 1 Agus Komarudin mengatakan, blokade di Stasiun Tambun mengakibatkan perjalanan 10 KA terganggu, baik yang akan keluar dan masuk Jakarta.
KA yang tertahan itu di antaranya KA Argo Parahyangan tujuan Jakarta-Bandung dan KA Cirebon Ekspres. Namun, KRL Commuter Line tidak terlalu terkena dampak. “KRL hanya terlambat dari jadwal,” tukasnya. Lalu lintas KA kembali normal sekitar pukul 09.30 WIB setelah blokade selesai.
Menurutnya, aksi massa sangat berlebihan.“ Dampaknyakemana-mana. Lebih banyak masyarakat yang dirugikan akibat aksi di Tambun,” ungkapnya. Terkait tuntutan tiket tambahan, PT KAI akan melakukan evaluasi. Jumlah rangkaian dan keberangkatan rencananya ditambah.
Abdullah m surjaya/Yan yusuf
(bbg)