Ekor AirAsia Ditemukan

Kamis, 08 Januari 2015 - 11:21 WIB
Ekor AirAsia Ditemukan
Ekor AirAsia Ditemukan
A A A
JAKARTA - Upaya pencarian bangkai pesawat AirAsia QZ8501 mendapatkan hasil signifikan kemarin. Tim SAR kemarin berhasil menemukan ekor pesawat yang hilang kontak saat terbang dari Surabaya menuju Singapura (28/12/2014) itu di sektor prioritas II Selat Karimata, Kalimantan Tengah.

Kepala Basarnas Marsekal Madya (Marsdya) TNI Frans Henry Bambang Soelistyo menjelaskan, objek ke-12 berukuran 10 x 5 x 2 meter itu merupakan ekor pesawat setelah mengidentifikasi sejumlah ciri yang terdapat pada objek seperti huruf kapital yang menempel bertuliskan P, K, A, dan X serta adanya tulisan ”Air” berwarna merah yang terdapat pada sisi lainnya.

”Dapat dipastikan temuan tersebut adalah bagian dari ekor pesawat dengan adanya tanda berupatulisan”Air” danPK(yangmenunjukkan identitas pesawat),” ujar Soelistyo saat menggelar konferensi pers di kantornya Jalan Angkasa Jakarta kemarin. Penemuan itu berawal dari laporan Kapal GeoSurvey pada pukul 05.00 WIB yang memberi konfirmasi bahwa ada temuan baru berupa objek yang terdapat di titik area prioritas II.

Informasi itu kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan pemindaian sonar (selengkapnya lihat infografis). Direktur Operasional SAR Posko Pangkalan Bun, Marsma TNI SB Supriyadi, mengatakan penemuan ekor pesawat tersebut merupakan hasil dari pemindaian detektor sonardari kapal-kapal MGS GeoSurvey di lokasi terakhir hilang kontak. Setelah mendapatkan indikasi adanya objek di bawah laut, tim kemudian menurunkan ROV. ”Setelah dideteksi memang benar.

Untuk pengambilan gambar dilakukan penyelaman oleh tim marinir yang ada di KRI Banda Aceh. Bukti gambar huruf A, X, dan C ini menandakan bahwa itu adalah bagian dari ekor pesawat,” ujarnya. Menurut Supriyadi, benda yang dipastikan sebagai ekor pesawat ditemukan pada koordinat 03.3839 S (lintang selatan) dan 109.4343 E (bujur timur) atau sekitar 30 nautical mile dari titik terakhir pesawat hilang kontak.

”Saat ditemukan, stabilizer (sirip ekor bagian tengah) sudah dalam posisi terbalik sehingga ekornya tertanam di lumpur,” paparnya. Untuk diketahui, selain ekor pesawat, tim SAR juga menemukan 12 objek besar di dasar laut yang diduga menjadi bagian dari pesawat. Hanya objek tersebut belum bisa dikonfirmasi lebih lanjut karena sulitnya menembus gelombang dan arus bawah laut yang kuat. Ke- 12 objek dimaksud berada di sejumlah titik, yakni area prioritas I dan area prioritas II.

Akan Diangkat

Menindaklanjuti temuan tersebut, Basarnas berencana mengangkat ekor pesawat. Menurut SB Supriadi, tim SAR tengah menyiapkan sejumlah cara untuk mengangkat kotak hitam yang berada di ekor pesawat mengingat posisinya sudah terbalik. Sebanyak 95 penyelam yang terbagi dalam 9 kapal sudah bersiaga melakukan penyelaman di titik-titik objek yang terdeteksi tersebut.

Di antara kapal dimaksud adalah KRI Andromeda, KRI Banda Aceh, Kapal Trisula, Kapal Baruna. ”Jika melihat kedalaman 30 meter dimungkinkan black box diambil tanpa menyertakan kerangka. Namun bila tidak bisa, akan diangkat semuanya dengan menggunakan crane. Untuk persoalan ini (black box ) jadi kewenangan KNKT.

Tim investigasi dari pabrik maupun dari AirAsia sendiri semua dikonsentrasikan di Jakarta,” urainya. Meski begitu, Basarnas tetap fokus pada pencarian jenazah korban pesawat AirAsia yang hingga kini belum ditemukan. ”Sebenarnya titik berat Basarnas adalah korban, kalau black box itu fokus KNKT. Yang kita butuhkan adalah bodi pesawat di mana di situ tertampung korban-korban. Jadi titik berat kita masih pada upaya untuk mengevakuasi korban karena ini titik berat dari operasi SAR kita,” ujarnya.

Supriyadi lantas menduga, masih banyak jenazah penumpang pesawat tersebut yang terjebak di dalam badan pesawat. Sebab jenazah yang berhasil ditemukan kemungkinan mereka yang terlempar keluar akibat kapal pecah, tidak terikat safety belt, atau kursi patah. ”Kita ingin bodi kerangka yang banyak menampung korban bisa ditemukan. Itu yang penting. Selanjutnya dievakuasi semua korbannya. Kalau belum menemukan bodinya, operasinya masih panjang,” katanya.

Menteri Koordinator Maritim (Menko Maritim) Indroyono Soesilo membenarkan sudah ada koordinasi untuk mengangkut ekor pesawat. Selain memakai crane, juga menggunakan subsurface vehicle, yaitu alat yang mampu mengangkat benda sampai seberat 200 ton menggunakan balon. ”Sekarang alatnya sudah di Batam. Sudah diminta mendekat,” jelasnya.

Dia yakin tim SAR bisa mengangkatnya karena Indonesia pernah punya pengalaman dalam mengangkat kapal-kapal demikian. ”Enam kapal SAR yang sudah di lokasi telah diminta untuk mulai menyisir di sekitar temuan ekor pesawat dalam radius 2 nautical mile. Kami berharap, tidak lama lagi black box dan seluruh penumpang pesawat bisa ditemukan,” ujar dia.

Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan berharap agar kotak hitam bisa segera ditemukan, kemudian dibuka dan dibaca di Indonesia. Begitu juga dengan seluruh jenazah korban pesawat. ”Harapan Presiden, sebanyak mungkin kalau bisa jenazah bisa dievakuasi dan dikembalikan ke keluarga. Ini kan baru hari ke-11. Kami usahakan semaksimal mungkin selesai,” katanya.

Direktur Utama AirAsia Tony Fernandes mengharapkan kotak hitam pesawat nahas AirAsia QZ8501 segera ditemukan setelah tim SAR gabungan menemukan bagian ekor kapal terbang rute Surabaya-Singapura tersebut. ”Saya yakin bagian ekor pesawat telah ditemukan. Jika ekor dipastikan tempatnya, kotak hitam tentu tak jauh dari lokasi itu,” kata Fernandes lewat akun Twitter resminya yang dipantau dari Jakarta, Rabu.

Dia berharap setiap bagian dari pesawat termasuk korban insiden cepat ditemukan sehingga memperingan duka anggota keluarga yang terdampak kecelakaan AirAsia QZ8501. Hanya upaya pencarian dan evakuasi bangkai pesawat dipastikan tidak berjalan mudah.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya mengatakan, cuaca dalam satu-dua hari ini cukup kondusif. Namun mulai besok, 9Januari, kondisicuacakembali memburuk dengan ombak mencapai 2-3 meter. Hal tersebut tentu dikhawatirkan akan mengganggu pencarian.

Sucipto/Dian ramdhani/Ant
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6199 seconds (0.1#10.140)